Chapter 29

15.8K 1.9K 97
                                    

Milan, Italy.
19.00 P.M.

Frans sedang berada di markas besar The Eight, anggota mereka tidak lengkap, kecuali saat rapat. Karena ada beberapa yang masih berada di negara lain. Sekarang markas yang terletak di Milan hanya ada Frans, Marco, dan Rex—well, dia selalu mengikuti Frans. Mereka tak terpisahkan.

Frans masuk ke sebuah ruangan yang cukup pengap, lantainya sangat kotor dan jarang dibersihkan, memang disengaja. Udaranya sudah pasti tidak bersih, karena ini adalah ruang interograsi. Kali ini mereka menangkap satu penyusup, lagi.

Di ruangan tersebut sudah ada Marco yang menunggu kedatangan Frans sejak tadi, pria itu paling berperan dalam mengurus parasit-parasit yang ada di markas mereka. Marco memiliki kepekaan yang tajam, dia tahu hal-hal janggal sekecil apapun yang sedang terjadi, ingatan pria itu juga sangat bagus.

“Kenapa orang-orang ini selalu menggunakan cara kuno?” tanya Frans, yang dia maksud adalah menyusupkan parasit-parasit ini ke dalam markas mereka, padahal sudah tahu kalau mereka tidak akan pernah berhasil mendapatkan apapun.

“Karena mereka sudah kehilangan cara. Satu-satunya yang mereka pikirkan—cara terakhir—adalah menyusupkan orang bodoh ini ke dalam dan menyerahkan nyawanya secara sia-sia.” jelas Marco malas, entah sudah berapa banyak orang yang dia tangani selama beberapa bulan ini.

Mereka memiliki banyak musuh, sebagian ada yang bertujuan menjatuhkan mereka dan ada juga yang menginginkan salah satu properti mereka. Markas The Eight tidak jauh berbeda dengan Darkest Clan yang dilengkapi sistem keamanan yang canggih dan susah ditembus, sehingga apapun yang berasal dari luar dan asing, tidak akan bisa masuk ke dalam, termasuk meretas koneksi mereka.

Orang-orang yang berhasil masuk ini, sengaja diberikan akses dan menyamar sebagai salah satu pengikut The Eight. Tapi Marco yang kebanyakan bertugas untuk mengawasi para pengikutnya setiap saat, di seluruh markas yang tersebar di beberapa negara. Dia selalu berhasil menangkap mereka, setidaknya ada lima sampai sepuluh orang dalam waktu sebulan.

Frans terkekeh. “Well, kau hanya mendapat satu orang bulan ini?” tanya Frans, sambil melihat berbagai benda tajam yang terpajang rapi di sebuah meja. Orang-orang beruntung yang duduk di kursi interograsi tidak akan menyukainya.

“Ada beberapa, sisanya sudah aku tuntaskan dan yang satu ini adalah yang terakhir dalam bulan ini. Dia hampir meninggalkan Milan, tapi aku berhasil menangkapnya. Dia adalah salah satu—”

“Jangan beritahu aku. Aku lebih suka dia yang mengatakannya, karena sudah berani masuk ke area terlarang.” potong Frans, sambil meraih sebuah belati kecil. Lalu berjalan mendekati tahanan yang tubuhnya bergetar hebat, ketakutan.

Orang itu menunduk, Frans tersenyum miring. Dia menggunakan ujung belatinya yang tajam untuk mengangkat dagu si tahanan agar melihat matanya. Frans tersenyum semakin lebar saat melihat tatapan ketakutan yang sangat kental di manik hitam tersebut.

“Mari buat ini mudah. Kau beritahu aku siapa majikanmu dan... mungkin aku bisa melepaskanmu.” kata Frans, seringaiannya sangat mengerikan. Para tahanan selalu ketakutan kalau berhadapan dengannya.

Frans sangat jarang menyiksa, dia lebih suka membuat orang-orang ini ketakutan, sisanya dia serahkan pada Marco. Tapi kali ini, suasana hatinya cukup bagus dan dia ingin bermain-main sebentar. Setidaknya ada beberapa bagian yang akan dia lukai, tidak sampai membuat tahanan kehilangan nyawa. Tidak semudah itu.

Frans menepuk sebelah pipi tahanan dengan pelan, menggunakan belati. Hingga rasa dingin dari benda tajam tersebut terasa sangat menyengat di kulit tahanan yang semakin bergetar hebat, untuk mengeluarkan satu kata saja sulit.

Hidden In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang