Dua puluh dua tahun yang lalu....
Frans—yang berumur sepuluh tahun—baru saja pulang dari sekolah. Dia mengernyit saat mendengar suara gaduh dari lantai atas. Frans cepat-cepat melepas sepatunya dan berlari naik, membuat beberapa pelayan terkejut, sekaligus cemas dengan apa yang terjadi di atas sana.
Frans sampai di atas, dia mendekati ruangan yang menimbulkan suara gaduh tersebut. Terlihat asisten Chaiden yang berdiri di depan pintu. Frans menghampiri pria itu. “Mr.Palker, apa yang terjadi?” tanya Frans.
Mr.Palker menggeleng pelan, tatapannya sulit diartikan. Dia menarik Frans menjauh dari pintu tapi anak itu sangat keras kepala, malah dia yang menahan tangan Mr.Palker. “Apa yang sedang terjadi di dalam sana? Apa ada Ibuku?” tanya Frans lagi.
“Sebaiknya Anda kembali ke kamar, jangan sampai Ayah Anda menyakiti Anda lagi.” kata Mr.Palker lembut, harus Frans akui kalau Mr.Palker selalu memperlakukannya dengan baik, lebih baik dari Ayahnya.
PRRANG!!!
Frans terkejut ketika mendengar suara benda yang pecah dari dalam ruangan. “Lepaskan aku!” Frans menarik tangannya dengan sekuat tenaga dari cengkeraman Mr.Palker hingga terlepas, dia mendekati pintu.
Frans mendorong benda itu, sehingga menimbulkan sedikit celah, cukup untuk melihat semua yang terjadi di ruangan itu. Sangat berantakan, banyak sekali kepingan vas bunga yang pecah, beberapa benda seperti buku dan kertas-kertas juga berserakan di sana.
“KAU ADALAH MAKHLUK TERKEJAM YANG PERNAH AKU TEMUI. AKU TIDAK PERNAH MEMINTA APAPUN PADAMU, SELAIN SATU HAL. SATU! JANGAN PERNAH MENYAKITI KAMI!” Itu suara Meredith, menggema di seluruh ruangan.
Lalu terdengar Chaiden yang terkekeh sinis. “Kau pikir aku mencintaimu selama ini? Aku tidak pernah mencintaimu, cintamu tidak ada artinya bagiku, kau hanya membuang-buang waktu. Seharusnya kau sadar lebih cepat!” kata Chaiden, membuat Meredith semakin sakit hati mendengar kata-katanya.
Frans mengepalkan kedua tangan kecilnya. Dia memang tidak pernah menyukai Ayahnya dan dia sudah muak bersikap baik selama ini hanya agar Chaiden memperhatikan dia, sebentar saja. Tapi satu detik pun tidak pernah dia dapatkan kasih sayang dari pria itu.
“Kenapa kau begitu mudah jatuh ke pelukan wanita murahan itu? Bukankah sangat membuang-buang waktumu? Selama ini kau selalu memperhatikannya, kau mencintainya padahal kalian baru bertemu. Dia bahkan sudah hamil—”
Deg!
Frans terkejut, oh dia cukup paham dengan apa yang dikatakan sang Ibu. Chaiden telah berselingkuh.
“—kenapa kau tidak bisa menyayangi aku dan anakku sama seperti kau mencurahkan seluruh perhatianmu pada wanita itu, walau hanya sedetik saja! Aku... sedang hamil....” lirih Meredith.
Frans semakin terkejut, ternyata Ibunya sudah lama tahu kalau Chaiden berselingkuh dan Ibunya hamil sekarang. Kenapa Ibunya masih bertahan di sini? Frans lebih suka pergi. Apa karena Meredith sedang hamil?
Frans melihat Chaiden terkekeh. “Well, aku tidak peduli. Aku tidak akan peduli pada anak yang berasal dari rahimmu. Besarkan dan urus sendiri kalau kau mampu.” kata Chaiden dengan kejamnya. Detik itu, Frans menyadari kebenciannya mulai timbul pada sang Ayah—yang tidak pantas dipanggil dengan sebutan itu.
“Kenapa kau tidak ceraikan aku saja kalau terus bersikap seperti ini?! Aku tidak tahan lagi Chaiden, aku lelah, aku menyerah, dan biarkan aku pergi!” kata Meredith. Ini yang Frans tunggu-tunggu sejak beberapa tahun yang lalu, harusnya Ibunya dan dia bisa keluar dari mansion ini lebih awal.
“Aku akan menceraikanmu setelah mendapatkan harta Gio Hill. Aku tidak akan menyerah sebelum menguasai seluruh harta Ayahmu.” kata Chaiden. Napas Meredith terengah-engah, bagaimana dia bisa jatuh cinta pada pria bajingan seperti Chaiden? Terkutuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden In The Dark
Romance{Dark Romance} Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu tersimpan kenangan yang baik atau buruk. Namun bagi Fransisco Salvatore, masa lalu telah mengubah dirinya, menjadi sangat gelap. Fransisco tidak ingat lagi bagaimana dirinya yang ceria...