“Cait, you okay?” tanya Blair, langsung menghampiri Caitlin ketika wanita itu memasuki butik. Wajah Blair terlihat sangat khawatir, dia memegang kedua bahu Caitlin, menatap kondisinya dari atas sampai bawah.
“I’m okay.” jawab Caitlin, sambil menghela napas. Dia langsung duduk di sofa yang tersedia di sana.
“Aku mendengar suara dentuman yang keras di telepon tadi, apa itu?” tanya Blair, dia sudah penasaran sejak tadi. Dia juga bersyukur mengetahui Caitlin baik-baik saja.
“Aku hampir mati.... Ada mobil yang hendak menabrak mobilku.” jawab Caitlin, masih shock mengingat kejadian tadi. Dia baru berumur dua puluh sembilan tahun dan hampir mati.
“Hah?! Lalu, apa yang terjadi? Kau yakin kau baik-baik saja?” tanya Blair, sudah duduk di sebelah Caitlin dan kembali memeriksa kondisi majikannya.
“Aku tidak apa-apa, Blair. Jangan berlebihan, kalau aku terluka aku akan langsung ke rumah sakit. Aku hanya sedikit shock.” jawab Caitlin, menenangkan asistennya yang kelewat khawatir.
“Siapa yang berani menabrakmu?! Orang itu berani sekali! Tapi, bagaimana kau bisa menghindar?” tanya Blair.
“Itu terjadi secara tiba-tiba, sangat tiba-tiba. Mobil truk itu sudah ada di depan mataku, aku sudah tidak bisa menghindar. Lalu, ada mobil yang muncul dari sebelah kanan yang menabraknya dengan keras sampai terpelanting jauh, pemandangan itu sangat mengerikan. Dan ya, mobil itu secara tidak langsung menyelamatkanku. Tapi....” jeda Caitlin sejenak, dia kembali teringat dengan note yang ada di dalam mobil secara misterius.
“Tapi?” tanya Blair, menunggu kelanjutan cerita Caitlin.
“Pengemudi yang secara tidak langsung menyelamatkanku itu tidak ada di dalam mobil, dia pergi. Lalu yang hendak menabrakku... aku rasa orang itu tewas di tempat, karena ada darah yang mengalir dari dalam truknya.” Caitlin kembali melanjutkan ceritanya, dia bergidik ngeri mengingat hal itu.
“Ya Tuhan, syukurlah kau baik-baik saja. Terima kasih pada pengemudi yang menyelamatkanmu itu.” kata Blair sambil mengembuskan napas lega.
Caitlin kembali berpikir, dia masih penasaran dengan siapa yang memberikan note tersebut padanya. Pengemudi itu kah? Caitlin benar-benar tidak melihatnya sama sekali, tapi tulisan ‘your mysterious savior’ membuat Caitlin sedikit takut. Walau niatnya baik, tapi orang itu tetap orang asing.
“Apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa melamun?” tanya Blair, menyadarkan Caitlin.
“Tidak, tidak apa-apa, aku hanya memikirkan kejadian gila itu.” jawab Caitlin.
“Sudahlah, yang penting kau baik-baik saja. Aku bisa gila kalau kau sampai terluka.” balas Blair, memeluk Caitlin.
“Bilang saja kau takut kehilangan pekerjaan. Kalau aku mati, kau akan jadi pengangguran.” celetuk Caitlin secara spontan, karena pikirannya juga sedang berkelana entah kemana.
“Mulut sialan! Aku tidak sejahat itu!” umpat Blair kesal, Caitlin terkekeh.
Pikiran Caitlin masih terpaku pada penyelamat misterius itu. Dia sangat penasaran, tapi ada satu hal yang sedikit familiar. Tulisan pada note itu, dia seperti mengenalnya. Tulisan setiap manusia memang berbeda, tapi tulisan itu sangat familiar bagi Caitlin. Tapi siapa? Sudah pasti bukan orang terdekatnya.
“Aku penasaran dengan orang misterius itu.” gumam Caitlin tanpa sadar.
“Siapa?” tanya Blair, mulai ingin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden In The Dark
عاطفية{Dark Romance} Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu tersimpan kenangan yang baik atau buruk. Namun bagi Fransisco Salvatore, masa lalu telah mengubah dirinya, menjadi sangat gelap. Fransisco tidak ingat lagi bagaimana dirinya yang ceria...