Di sinilah Frans dan Caitlin sekarang, taman bunga mawar yang terletak di belakang gedung tempat acara resepsi pernikahan diselenggarakan. Mereka duduk berdampingan di sebuah kursi, memandang ratusan bunga mawar yang sedang bermekaran, tanpa satupun orang yang mengganggu.
Taman ini tidak terlalu gelap, karena cahaya dari gedung yang sangat terang. Caitlin mengambil gelasnya yang berisi wine dan meneguk cairan tersebut, tadi Frans yang mengambil benda itu pada dia. Frans pikir Caitlin masih membutuhkan wine, sedangkan punya dia masih penuh sejak tadi.
“Pemandangan yang indah, bukan?” tanya Frans, fokus menatap bunga-bunga mawar yang terawat dengan indah.
“Ya, mereka merawatnya dengan baik, walau gedung ini sangat jarang dikunjungi. Aku tidak tahu bagaimana Carlos bisa teringat dengan gedung ini, dan menyelenggarakan acara resepsinya di sini.” jawab Caitlin, Frans meliriknya sebentar.
“Can I ask you something?” tanya Frans.
“Biasanya kau juga langsung bertanya. Seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu, banyak hal yang tidak aku ketahui. Sebenarnya bisnis seperti apa yang kau jalani bersama Ayahku? Sangat membuatku penasaran,” balas Caitlin tersenyum kecil.
“Well, aku tidak akan mau bahas hal itu, kau mungkin bisa bertanya sendiri pada Ayahmu. Dan sekarang aku ingin bertanya, jawabanmu tadi aku anggap sebagai “Ya”.” kata Frans, Caitlin mengangkat bahu.
“Silahkan,” balas Caitlin. Pria itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Kenapa kau menangis tadi?” tanya Frans, Caitlin mengembuskan napas. Dia pikir Frans ingin bertanya tentang hal yang lebih serius.
“Aku yakin aku tidak mau menjawab pertanyaan itu, kau sendiri tahu jawabannya.” jawab Caitlin.
“Aku tidak tahu dan tidak pernah tahu. Sampai saat ini aku masih mencoba memahami kenapa para wanita tiba-tiba bisa menangis, lalu dalam sekejap dia akan kembali terlihat bahagia. Aku tidak pernah mengerti.” balas Frans, sambil meneguk minumannya.
“Sepertinya selama tiga belas tahun ini, kau mengencani banyak wanita. Melihat bagaimana kau mengamati dan berusaha mengerti mereka.” kata Caitlin dingin, tidak ada ekspresi apapun dalam wajahnya.
“Oh, No! Aku bahkan tidak pernah tahu nama mereka, aku tidak pernah berkencan, kalau kau ingin tahu. Well, mungkin aku memang bersama mereka beberapa kali, just one night stand—aku tidak menganggap itu kencan. Kau tahu sendiri bagaimana berengseknya aku, apalagi di dunia yang bebas ini sendirian.” jelas Frans, sambil mengembuskan napas berat.
“Ya, kau memang berengsek dari dulu dan aku memberimu kesempatan untuk menjelaskan kenapa kau pergi dan menghilang tanpa kabar tiga belas tahun yang lalu. Tapi kau belum siap bercerita. Aku yakin ada kaitannya dengan keluargamu dan tidak tahu seperti apa hubunganmu dengan mereka, jadi aku tidak akan memaksa.” kata Caitlin.
Frans tersenyum miris dan mengangguk. Mengingat keluarganya, yang teringat selalu kenangan yang buruk. “Aku akan menjelaskan semuanya suatu hari nanti, semuanya. Kuharap kau masih bersedia mendengar sampai saat itu tiba.” kata Frans.
Caitlin menatap Frans lama, ada banyak emosi dalam mata pria itu setiap berbicara tentang keluarganya. Terakhir kali Frans terlihat emosi—saat di Paris, Caitlin yakin sesuatu yang tidak mengenakkan dan buruk benar-benar terjadi di masa lalu Frans, yang tidak bisa dia ceritakan.
“Apa kejadian itu, sangatlah buruk?” tanya Caitlin, berhati-hati. Oh, dia melihat rahang Frans mengeras, bukan pertanda baik. “Kurasa aku salah bertanya—”
“Kejadian itu... lebih dari kata buruk.” potong Frans cepat, berusaha mengendalikan emosi. Kemudian meneguk cairan yang ada di gelas dia sampai tandas dalam sekali teguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden In The Dark
Romance{Dark Romance} Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu tersimpan kenangan yang baik atau buruk. Namun bagi Fransisco Salvatore, masa lalu telah mengubah dirinya, menjadi sangat gelap. Fransisco tidak ingat lagi bagaimana dirinya yang ceria...