Suasana di rooftop kembali tenang tapi itu bukan berarti keadaan telah aman terkendali. Para prajurit selalu dalam keadaan siap siaga mengantisipasi akan serangan zombie yang tak terduga. Rasa lapar dan teriknya matahari tidak menjadi alasan bagi para prajurit untuk malas berjaga–jaga.
"Ibu pasti lapar, makanlah ini" ucap sersan memberikan buah dalam kemasan kaleng kepada Emak.
"Nak, gimana Ibu bisa makan kalau keadaan Yuna seperti itu" suara lembut Emak menolak pemberian si sersan.
"Baiklah terserah ibu saja" ujar sersan meletakkan buah kalengan itu disampingnya.
"Bu, saya minta maaf atas tindakan saya terhadap putri ibu"
Emak menepuk pundak pemuda gagah yang berpangkat sersan itu. "Emak justru berterimakasih, kamu sudah menolong kami dan karena kebaikanmu sampai saat ini Yuna masih dibiarkan hidup walau kondisinya membahayakan jiwa kalian"
"Bu, udah tugas saya membantu orang yang membutuhkan pertolongan" Tangan sersan membalas memegang bahu Emak.
"Aduh!" pekik Emak mengelak.
"Ibu kenapa?" tanya sersan cemas.
"Bahu Emak sakit" ringis Emak memegang bahunya.
"Maaf bu, coba saya periksa" Dengan sopan sersan menyingkap kerah baju Emak dan si sersan mendapati ada bekas luka yang hampir mengering. Sersan mengamati dengan seksama beberapa lubang kecil luka Emak itu.
"Astaga, jangan–jangan Ibu juga terinfeksi" ujar sersan.
"Iya, nak. Emak tergigit oleh makhluk itu" jelas Emak.
Sersan terkejut mengetahui kalau Emak terinfeksi oleh virus yang mengerikan itu tapi rasa keterkejutannya berganti dengan keheranan yang luar biasa.
"Kapan Ibu tergigit?" tanya sersan.
"Kejadiannya kira–kira udah sehari semalam bersamaan dengan luka di tangan Yuna" ucap Emak.
Kening sersan berkerut. "Ya Tuhan, tapi kenapa Ibu tidak berubah"
"Eh iya ya Emak kok gak jadi zombie seperti Yuna" Emak baru menyadari akan keadaan dirinya yang berbeda dengan Yuna. Emak merasa selama ini dia baik–baik saja."Apa Ibu tidak merasakan sesuatu yang aneh ditubuh Ibu?" tanya sersan menatap Emak dengan penuh tanda tanya.
"Tidak, nak. Emak sehat–sehat aja walau bahu Emak terasa nyeri" ujar Emak menggerakan bahunya berputar maju mundur.
"Kalau bergitu luka Ibu itu harus segera diberi obat. Sebentar ya bu, saya ambilkan kotak P3K" pamit sersan pergi mengambil tasnya.
Emak kebingungan menatap kepergian si sersan sembari menyentuh pelan–pelan luka di bahu kirinya.
••••••••••
Waktu terus bergulir tanpa bisa kita hentikan atau kita putar ulang kembali. Emak masih merenungkan akan nasib Yuna. Emak juga tidak habis pikir kenapa dia tidak berubah menjadi zombie. Emak mendengar sersan sedang berkomunikasi melalui radio.
Tak berapa lama si sersan datang menemui Emak.
"Bagaimana luka Ibu, apa masih sakit?" tanya sersan.
"Agak mendingan nak setelah di kasih obat, udah gak nyeri lagi" ucap Emak.
"Syukurlah, mudah–mudahan luka Ibu cepat sembuh" ucap sersan.
"Emak sungguh beruntung menemukan orang baik seperti kamu, nak" ujar Emak memandang lurus ke depan.
"Sama–sama, Bu. Kami tadi mendapat panggilan kontak di radio kalau nanti ada tim penjemputan yang akan datang" jelas sersan.
"Saya harap Ibu bersedia ikut dengan kami" sambung sersan.
"Tapi nak, Emak tidak bisa meninggalkan Yuna" ucap Emak.
"Bu, kami juga tidak mungkin membawa putri Ibu" jelas sersan.
Emak tau kalau mereka membawa Emak dan Yuna adalah tindakan bunuh diri karena Emak dan Yuna bisa menjadi ancaman berbahaya bagi mereka semua.
Walau apapun yang terjadi pada Yuna, Emak tidak akan pernah meninggalkan putri tercintannya karena kasih sayang seorang Ibu tidak akan hilang sampai akhir hayatnya.
Tiba–tiba diatas langit yang biru terdengar suara menderu disertai tiupan angin yang kencang dan semakin dekat. Dua helikopter melintas dan berputar–putar lalu mendarat di rooftop.
Si sersan berlalu menuju ke helikopter yang telah berhasil mendarat tidak jauh dari tempat Emak berada.
EPISODE SELANJUTNYA🚁🚁🚁
KAMU SEDANG MEMBACA
EMAK Is HERO
Science FictionManusia hanya bisa berusaha dan berdoa, bertahan hidup dan melindungi diri dari kehancuran dunia. "Mak, ada orang makan orang." "Apa zombie?" Keserakahan manusia menyebabkan bencana dan pemusnahan manusia. Start: 1 Juni 20...