Di jalan perbukitan tidak jauh dari rumah nenek Angga di kejauhan ada dua anak perempuan yang berjalan tergopoh gopoh bergandengan tangan. Mereka terlihat memakai seragam sekolah.
"Kak, Nina capek" ucap anak perempuan berumur 10 tahunan.
Anak kecil cantik itu berhenti ditengah jalan sembari memegang lututnya yang terasa pegal.
"Kakak tau dek tapi kita harus terus berjalan kalau tidak nanti makhluk makhluk itu akan menangkap kita" sahut kakak sembari menoleh kebelakang.
"Nina gak tahan lagi kak. Kaki Nina sakit"
Nina terduduk dan melepas kedua sepatunya.
"Sampai kapan kita terus berjalan" sambung Nina mengatur nafasnya.
Setelah adanya wabah zombie, sejak kemarin mereka berdua mencari tempat yang aman dari bahaya keganasan zombie zombie.
"Sabar ya dek. Kakak lihat sepertinya disana ada sebuah rumah" ucap kakak.
"Kita akan pergi kesana, semoga saja ada orang yang dapat menolong kita"
"Sini biar kakak gendong aja" ujar kakak menggendong Nina diatas punggungnya.
Kakak cemas kalau sewaktu waktu zombie zombie itu akan menyergap mereka. Mereka pun melanjutkan perjalanan kembali.
Grrr... Grrrr... Grrrrr....
Tiba tiba makhluk makhluk itu keluar dari semak semak didekat mereka.
"Kakak"
"Awas ada zombie!!" teriak Nina mendekap kakaknya dengan erat.
Mereka sontak ketakutan, kakak tidak sanggup berlari menyelamatkan diri. Mereka berdua tak berdaya, kakak berpasrah diri.
"Ya Tuhan, apakah hari ini kami akan mati. Ayah Ibu, maafkan aku tidak bisa menjaga Nina dengan baik" ucap kakak mendongak keatas, menatap langit biru cerah.
Dorrr!!! Dorrr!! Dorrr!!!!
Letusan senapan pak tentara yang mengeluarkan timah panas mengenai zombie zombie itu.
Pak tentara dan Angga datang tepat pada waktunya saat para zombie akan menyerang Nina dan kakaknya.
Hiakk... Paww... Paww..
Angga menancapkan cangkul yang dibawanya ke tubuh zombie sampai makhluk itu tumbang bersimbah darah.
Mendengar suara tembakan berdatanganlah zombie zombie lain kearah dimana Angga dan pak tentara masih sibuk dalam perlawanannya untuk menyelamatkan kedua anak perempuan itu.
••••••••
Emak, Yuna dan Mona terkejut mendengar bunyi tembakan.
"Itu pak tentara" sahut Yuna berdiri lalu berjalan menuju ke jendela.
Emak mendekat ke jendela untuk melihat keadaan diluar sana. Tidak jauh dari tempat persembunyian mereka, Emak melihat pak tentara dan Angga yang sedang kewalahan melawan para zombie.
"Angga!!!" jerit Yuna cemas menyaksikan Angga yang menghadapi zombie yang kian banyak berdatangan.
"Emak, mereka tidak akan selamat. Mana mungkin mereka bisa melawan makhluk makhluk itu"
Yuna memandang Angga dari kejauhan dengan berlinangan air mata. Yuna mencemaskan keselamatan laki laki yang dicintainya. Emak tidak tahan melihat kesedihan di hati putri kesayangannya.
"Tenang sayang, Emak akan kesana membantu mereka" ucap Emak mengelus lembut kepala Yuna.
"Tapi Mak, Yuna gak mau kalau terjadi apa apa sama Emak" ujar Yuna memandang Emak dengan perasaan khawatir, sedih, dan takut menjadi satu.
Emak memegang kedua bahu Yuna sambil menatap putri kecilnya, "Percaya sama Emak, kita semua akan baik baik saja"
"Apapun yang terjadi jangan kemana mana. Tetap disini, selalu positif thinking dan pakai ini untuk menjaga diri" Emak memberikan sebilah pisau ditangannya kepada Yuna lalu meninggalkan Yuna dan Mona yang sedari tadi terdiam seribu bahasa.
•••••••
Grrrr... Grrrr...
"Angga cepat bawa kedua anak itu pergi dari sini" seru pak tentara sambil menendang satu persatu zombie zombie itu.
"Tapi pak, bagaimana bisa anda melawan mereka seorang diri" ucap Angga mendekat ke arah Nina dan kakaknya.
"Cepat pergi!!. Jangan pikirkan saya. Selamatkan mereka sebelum makhluk ini berdatangan lebih banyak lagi" jawab pak tentara.
Angga menjadi bingung dengan situasi yang sekarang dialaminya. Dia kasihan dengan kedua anak itu dan tujuan mereka adalah untuk menolong mereka, tapi ia melihat pak tentara yang kewalahan dalam perlawanannya menghadapi para zombie.
Dalam keadaan terdesak Angga melihat ada seorang yang datang dan membantu mereka melawan para zombie.
Groengg... Groengg.. Groenggg...
Emak datang membawa gergaji mesin yang diambilnya dari gudang rumah nenek Angga. Walaupun Emak seorang wanita paruh baya tapi tidak disangka Emak hebat seperti superhero. Satu persatu zombie zombie itu dia babat habis sampai tubuh makhluk itu terpotong potong berceceran.
EPISODE SELANJUTNYA🔨🔨
KAMU SEDANG MEMBACA
EMAK Is HERO
Fiksi IlmiahManusia hanya bisa berusaha dan berdoa, bertahan hidup dan melindungi diri dari kehancuran dunia. "Mak, ada orang makan orang." "Apa zombie?" Keserakahan manusia menyebabkan bencana dan pemusnahan manusia. Start: 1 Juni 20...