Emak bersyukur kalau Tuhan telah mengirim bala bantuan melalui orang orang ini sehingga Emak dan Yuna selamat.
"Terimakasih atas bantuannya" Emak mengamati orang orang yang ada dihadapannya.
Emak menebak kalau orang orang bersenjata tersebut adalah prajurit prajurit militer.
"Sama sama Bu. Kalian tidak apa apa?" tanya pria muda bertubuh jangkung.
Emak menjawab dengan anggukan.
"Kalau boleh tau kenapa kalian berada disini" tanya pria muda berperawakan tegap dan gagah berusia tiga puluh tahunan.
"Kami kesini mencari pertolongan karena—"
"Aww.... Aduh"
Tiba tiba pekikan Yuna menghentikan perkataan Emak.
"Kamu kenapa?" tanya si prajurit bertubuh jangkung lagi.
"Tolong, putri saya sakit" ucap Emak merangkul Yuna yang mengerang kesakitan.
"Kalau begitu marilah ikut kami ke tempat yang aman. Disini berbahaya bagi kalian berdua" ajak si prajurit berparas ganteng.
"Tunggu!"
Seruan seorang menghentikan langkah kaki Emak yang memapah Yuna.
"Ada apa kopral" sahut si prajurit gagah memanggil si prajurit jangkung.
"Maaf sersan, bukankah kita harus waspada dan hati hati. Mereka adalah orang asing yang baru kita temui. Apakah tidak beresiko kalau membawa mereka ke markas" jelas kopral si prajurit jangkung.
"Kamu benar kopral tapi mereka butuh pertolongan kita jadi mana mungkin kita tinggalkan mereka disini" ucap sersan si prajurit gagah.
"Tapi Pak putrinya itu sedang sakit. Jangan jangan mereka telah terinfeksi"
Mendengar alasan si prajurit jangkung para prajurit yang berjumlah dua belas orang itu secara bersamaan mengangkat senapan api mereka masing masing.
Emak menatap orang orang yang ada di sekelilingnya dengan tatapan cemas.
"Bu apakah putri ibu terluka?" Mata si sersan ganteng mengamati lengan Yuna yang terbalut.
Si prajurit jangkung mendekati Yuna yang wajahnya terlihat pucat dan matanya memerah.
"Tolong... Tolong putriku" pinta Emak sedih.
Si kopral jangkung mengarahkan pistolnya seolah olah akan menembak Yuna. "Sersan, kita harus meninggalkan dia atau kita bisa habisi dia disini"
"Tidak! Putriku tidak apa apa" ucap Emak lantang.
"Apa pun yang terjadi Emak tidak akan meninggalkan Yuna sendirian"
"Maaf Bu, dia nanti bisa berubah dan akan menjadi ancaman bagi kita" ucap si sersan.
"Mau apa kamu. Jangan berani mendekat kalian tidak boleh mengapa mengapa kan Yuna"
"Siapa pun dari kalian. Emak tidak akan membiarkan kalian menyakiti Yuna"
Emak mendekap erat Yuna dengan ancang ancang bersiap untuk menghadapi kemungkinan buruk yang akan terjadi padanya dan Yuna.
••••••••
Dalam keadaan terancam, Emak teringat dengan orang yang dia temui yaitu pak tentara yang bernama Indra. Emak berpikir dengan bertanya tentang Indra, mungkin mereka akan berubah pikiran.
"Sebelum kalian bertindak lebih lanjut, Emak ingin bertanya tentang prajurit Indra yang bertugas di perbatasan" ujar Emak.
"Pak Indra" celetuk si sersan dan si kopral secara bersamaan.
"Apa ibu mengenal Pak Indra?" tanya si kopral.
"Dan dimana ibu bertemu dengannya?" tanya si sersan ganteng sambil memberi kode kepada anak buahnya untuk menurunkan senjata.
"Iya kami pernah bertemu di perbukitan luar kota" jawab Emak.
"Apa kalian saling kenal?"
"Benar Bu. Pak Indra adalah kapten di pasukan kami yang bermisi untuk mengisolasi kota ini" jelas sersan ganteng, mengunci kembali pelatuk senapan yang dipegangnya.
Sersan berjalan menghampiri Emak. "Apakah Ibu tau dimana Pak Indra berada sekarang?"
"Indra bercerita kepada kami kalau di pulau seberang ada camp militer yang aman jadi dia pergi kesana" jelas Emak.
"Oh syukurlah kapten selamat" ucap sersan bernapas lega.
Emak menatap tajam kedua mata sersan yang berdiri tepat dihadapannya.
"Emak mohon, tolong jangan sakiti Yuna. Dia putri Emak satu satunya" ucap Emak memelas.
"Tapi putri Ibu—"
"Emak tau apa yang akan terjadi pada Yuna. Emak janji akan selalu menjaga dan mengawasinya. Emak minta tolong beri Emak kesempatan, kalau nanti Yuna menjadi zombie, biarkan Emak sendiri yang akan mengatasinya" ucap Emak sedih bernada gemetar membayangkan dia akan kehilangan putri kesayangannya untuk selama–lamanya.
Mendengar ucapan Emak yang menyayat hati para prajurit itu terdiam tak berkata seraya menundukkan kepala.
EPISODE SELANJUTNYA💂💂💂

KAMU SEDANG MEMBACA
EMAK Is HERO
Science FictionManusia hanya bisa berusaha dan berdoa, bertahan hidup dan melindungi diri dari kehancuran dunia. "Mak, ada orang makan orang." "Apa zombie?" Keserakahan manusia menyebabkan bencana dan pemusnahan manusia. Start: 1 Juni 20...