EPS 16. Simalakama

75 11 0
                                    

  Satu minggu telah berlalu, syukur alhamdulillah keadaan rumah di mana Emak, Yuna dan Mona berlindung bersama Angga sampai saat ini masih aman aman saja. Akan tetapi Angga menyadari lambat laun nanti persediaan makanan yang mereka punya sekarang semakin menipis.

  Angga memeriksa isi lemari di dapur dan dia hanya menemukan beberapa bungkus biskuit Roma.

  "Hanya ini yang tersisa apa cukup untuk kita berempat sampai besok" ucap Angga pada dirinya sendiri.

  Yuna memperhatikan sikap Angga yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.

  Yuna masuk ke dapur mengambil gelas dan menuangkan air minum dari teko ke gelas lalu duduk didekat Angga. "Kenapa Ga, kok bengong"

  "Ada apa?" kata Yuna meletakkan gelas dimeja setelah dia meneguk airnya.

  "Yun, stok makanan kita sudah habis" ujar Angga.

  "Jadi gimana nih?" tanya Yuna, panik.

  "Terpaksa besok aku harus pergi mencari makanan"

  "Kemana kita mencari makanan itu"

  "Sepertinya aku mesti pergi ke kota"

  "Tapi Ga, situasi di kota kan bahaya banget. Di luar sana makhluk makhluk ganas itu selalu mengintai untuk menyerang kita"

  "Pokoknya gue gak mau loe kembali ke kota lagi" suara Yuna lantang tidak menyetujui rencana Angga yang menantang maut.

  Mendengar perdebatan Angga dan Yuna di dapur, Emak dan Mona menghampiri mereka.

  "Ada apa dengan kalian, kenapa ribut ribut?" tanya Emak kepada Angga dan Yuna yang terlihat bersitegang satu sama lain.

  "Emak tanya sendiri tuh sama orangnya. Yuna malas bicara" kesal Yuna.

  Mata Yuna melirik ke Angga yang duduk terdiam. Yuna beranjak dari kursi meninggalkan Emak dan Mona yang penasaran dengan apa yang telah terjadi di dapur.

  "Yuna tunggu, lu mo kemana" panggil Mona pergi menyusul Yuna.

  "Maaf masbro, kalian berdua sedang berantem ya" selidik Emak kepada Angga.

  "Gak Mak" sahut Angga.

  "Lalu gerangan apa yang membuat Yuna kesal seperti itu?" tanya Emak.

  "Begini Mak berhubung makanan kita sudah habis rencananya Angga besok akan pergi ke kota" jelas Angga.

  "Ke kota".

  "Apa gak ada pilihan lain masbro, bukannya itu telalu beresiko"

  "Kita kan tau di kota ada swalayan dan supermarket pasti disana masih ada makanan jadi Angga pikir hanya ini satu satunya jalan"

  "Hmmm... Betul juga ya masbro" Emak berpikir ada benarnya juga ide yang Angga sampaikan. Bagaimana kalau kita berlindung tanpa makanan, akankah sia sia kita bertahan hidup?.

  Bagai makan buah simalakama.

                           •••••••

  "Yun, lo marah ama Angga" ucap Mona duduk di samping Yuna.

  Yuna dan Mona sedang ada di kamar. Dahi Mona berkerut, bingung dengan apa yang telah terjadi oleh Yuna dan Angga. Yuna berusaha sekuat tenaga agar tidak meneteskan air matanya, jantungnya berdebar debar, peluh terus mengalir dari pelipisnya. Rasa takut, sedih, dan bimbang berkecamuk di hatinya.

  "Marah gak cuma kesal aja" ucap Yuna, cemberut.

  "Emangnya ada apa. Setau gue Angga orangnya gak ngeselin. Angga itu baik, ganteng, tajir, rendah hati dan yang lebih penting lagi dia begitu sayang ama lo" ledek Mona.

  "Please deh Mon jangan bercanda" kata Yuna.

  "Baiklah, gue serius nih. Kenapa kesal sama Angga?" tanya Mona.

  "Angga akan pergi ke kota" lirih Yuna.

  Mona memekik. "Apa!!!"

  "Masa Angga nekat balik lagi ke kota. Bunuh diri namanya mengantar nyawa kesana. Apa Angga sudah kehilangan akal sehatnya"

  "Bukannya seluruh tempat di kota udah dipenuhi dengan zombie zombie yang berkeliaran dimana mana"

  "Karena itu Mon, gue gak mau kalau Angga pergi meninggalkan tempat ini. Hikss.. Hiksss.. Hiksss.." rengek Yuna.

  Emak datang mendekati Yuna yang sedang menangis.

  Emak mengusap punggung Yuna. "Udah sayang jangan nangis"

  "Emak, Yuna gak mau berpisah sama Angga. Yuna takut." kata Yuna.

  "Yuna gak sanggup kehilangan Angga" batin Yuna.

  Sejak bencana ini terjadi Yuna begitu bahagia bersama Angga padahal dulu Yuna selalu cuek terhadap hubungan mereka.

Bagaimanakah nasib mereka dalam keadaan seperti ini? Sanggupkah mereka bertahan hidup?

      EPISODE SELANJUTNYA🍞🍞🍞









EMAK Is HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang