EPS 11. Berlindung II

91 15 0
                                    

  Alhamdulillah

  Ucapan syukur terucap oleh Emak setelah mereka berempat selesai makan bersama. Emak tidak bisa membayangkan bagaimana orang orang yang selamat di luar sana dalam keadaan kelaparan yang bersembunyi dari keganasan zombie yang jumlahnya terus bertambah banyak dan tersebar dimana mana.

  Sungguh mengerikan bencana ini, dalam sekejap kota menjadi mati, dunia berada diambang kehancuran dan yang paling menyedihkan adalah pemusnahan ras manusia di bumi ini.

  Glukk.. Glukk.. Glukk...

  Emak meneguk minumannya sambil duduk bersandar di kursi goyang yang berada diruang keluarga. Kursi goyang ini merupakan benda kesayangan nenek Angga semasa hidupnya. Rumah ini memang kosong dan kotor tapi barang barangnya masih bagus dan terawat rapi.

  Rasa haus yang mendera kerongkongan Emak hilang seketika karena Emak telah menghabiskan lima gelas air putih.

  Tak beda dengan Emak, Mona juga telah menghabiskan dua piring nasi plus nambahnya. Alamak!!! Mbak Mona lapar apa rakus??.

  Yuna dan Mona telah selesai menyapu kamar untuk mereka tidur nanti. Mereka tidak perlu memakan waktu lama untuk membersihkan kamar karena ruangannya tidak terlalu besar.

  "Terima kasih ya masbro." Ucap Emak.

  "Kalau tidak ada kamu, Emak dan Yuna tidak tau mau kemana."

  "Sama sama, Mak. Kalau Emak mau istirahat, Emak bisa menggunakan kamar depan." Angga menunjuk kamar dekat ruang tamu.

  "Ayo, Yun. Emak capek nih." Ajak Emak.

  "Emak pergi aja dulu nanti Yuna sama Mona nyusul." Ujar Yuna.

  "Tenang, Mak. Kita disini akan menjaga Emak." Celetuk Mona.

  Gak salah tuh bukannya selama ini Emak yang menjaga sekaligus menyelamatkan Yuna dan Mona.

  "Masbro, jangan macam macam ya." Emak menatap tajam ke arah Angga lalu masuk ke dalam kamar.

  Angga hanya tersenyum senyum mendengar ucapan Emak.

  Hari ini merupakan hari yang melelahkan dan ternyata ini baru permulaan saja. Mereka tidak tau sampai kapan bencana ini akan berakhir.

  "Yun, dimana Mita kok gak bersama kalian?." Tanya Angga memecah keheningan.

  "Gue gak tau dimana Mita sama Sari berada."

  "Gue juga gak tau gimana kabar mereka sekarang."

  Suara Yuna parau menjawab pertanyaan Angga, dia tidak kuasa membendung air matanya lagi.

  Hiksss... Hikss... Hiksss...

  Yuna dan Mona menangis, tidak sanggup menahan kesedihan atas hilangnya kedua sahabat mereka.

  Angga terdiam tidak dapat berkata kata, mereka bertiga terhanyut dalam kesedihan masing masing.

                         •••••••

  Malam beranjak larut, suasana terasa sunyi dan senyap. Angga tertidur di kursi panjang yang terbuat dari rotan sedangkan Yuna dan Mona tidur di kamar bersama Emak. Seluruh ruangan rumah gelap karena semua lampu dimatikan. Bagaimana pun juga mereka harus selalu waspada dan berhati hati karena marabahaya masih mengintai mereka.

  Yuna tersentak karena telinganya mendengar bunyi yang mencurigakan. Perlahan lahan kedua matanya terbuka dan menoleh kearah sumber suara yang ada disampingnya.

  Khoookkk... Khoookkk... Khookk....

  Ternyata suara aneh yang membuat Yuna terbangun adalah suara dengkuran Mona yang tertidur pulas.

   Yuna menguap dan menghidupkan lampu sudut di dekat tempat tidur.

  "Uhhhh, berisik banget sih. Orang masih ngantuk."

  Yuna melihat Emak tertidur pulas.

  "Kasihan, Emak. Pasti dia capek banget."

  Biasanya setiap malam Yuna memijit Emak sebelum tidur karena Emak lelah menjual jamu pada pagi dan sore hari.

  Yuna mencari sesuatu di dalam lemari yang bisa digunakan untuk menyelimuti Emak.

  "Syukurlah ada sarung yang bisa dipakai untuk selimut." Yuna membentangkan sarung merah berkotak kotak ke tubuh Emak.

  "Aduh, gue haus nih." Yuna keluar kamar menuju dapur.

  Hap!!!!!

  Mata Yuna membelalak lebar, dia terkejut saat seseorang yang membekap mulutnya dari belakang.

  Ssstttt....

  Dalam kegelapan Yuna ketakutan karena helaan nafas orang itu terasa dekat ditelinganya. Badannya gemetar dengan matanya yang terpejam dan denyut jantungnya naik turun.

  "Jangan berisik."

  Yuna melirik ke arah suara yang ternyata itu adalah Angga. Angga melepaskan tangannya dari mulut Yuna. Tak sengaja wajah mereka berdekatan, bibir Angga menyentuh pipi Yuna. Kiss bang bang...

  "Isshhh.. Ngagetin aja." Ujar Yuna.

  "Diam. Gue dengar sesuatu sepertinya ada orang diluar." Bisik Angga.

  "Gue takut, Ga. Jangan jangan makhluk itu datang kesini."

  Angga mengajak Yuna mendekati jendela depan. Angga mengintip dari balik tirai, dia mengamati keadaan diluar rumah.

  "Ada apa, Ga?." Tanya Yuna.

  Tok!!!! Tokkk!!!! Tok!!!!

  Ketukan pintu terdengar nyaring.

  "Tolong!!!!."

  "Ada orang di dalam."

  Yuna memeluk Angga dari belakang.

  "Siapa tuh?." Panik Yuna.

  "Tunggu disini, biar gue periksa." Ucap Angga.

  "Angga, jangan tinggalin gueee..."

      EPISODE SELANJUTNYA 🔦🔦🔦

EMAK Is HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang