EPS 21. Digigit

63 12 0
                                    

  "Hiks... Hiks... Mak Mona mak" isak Yuna dipelukan Emak menangisi sahabatnya yang tak tau kabar rimbanya.

  "Sabar sayang, jangan nangis terus" Emak mengusap air mata yang bercucuran di pipi Yuna.

  Kesedihan dan kecemasan tengah melanda Yuna, Angga, dan Emak karena hilangnya Mona. Entah dimana Mona sekarang berada dan bagaimana nasibnya hanya Tuhan yang tau?.

  Angga mengambil kursi di meja kasir dan memanjat untuk mengintip keadaan di luar melalui lubang ventilasi. Dilihatnya masih ada sekumpulan zombie yang berkeliaran di luar distro.

  "Malam ini lebih baik kita menginap disini sampai keadaan diluar aman" ucap Angga turun dari kursi.

  "Baru besok kita cari cara untuk mencari Mona"

  "Emak dan Yuna lebih baik istirahat aja, Angga mo cek tempat ini dulu"

  Angga berjalan ke belakang dengan lampu senter di tangan kiri dan tangan kanan memegang sebilah pisau. Dengan berhati hati Angga memeriksa ke dalam toilet yang gelap, pengap dan kotor.

  "Untunglah ada air" Angga melihat ke dalam bak air yang terisi penuh.

  Usai membasuh muka dan mencuci tangan, Angga meraih baju kaos dan celana jeans yang tergantung di etalase.

  Emak dan Yuna pun mengikuti jejak Angga untuk berganti pakaian setelah mereka membersihkan diri terlebih dahulu.

  Coba bayangkan kalau gak ada air dan baju bersih?

                        •••••••••

  "Mona... Jangan!!"

  "Tidak!"

  "Tolong!"

  "Emak"

  "Angga"

  Teriak Yuna berguling dan meronta, menghentakkan tangan dan kaki di lantai.

  Emak dan Angga membuka mata karena tersentak mendengar suara Yuna. Emak terbangun meraba raba menggapai tubuh Yuna yang tertidur di sampingnya. Angga menyalakan senter dan mengarahkan cahayanya ke arah Yuna.

  "Yuna bangun sayang"

  "Yuna ini Emak"

  Emak mengguncang guncang tubuh Yuna. Mata Yuna terbuka dan Emak langsung memeluk putri kesayangannya.

  "Emak..." lirih Yuna.

  "Ada apa sayang?" tanya Emak.

  "Yuna mimpi seram, Mak"

  "Tenang sayang. Kamu pasti mikirin Mona ya"

  "Iya Mak"

  "Itu makanya jadi terbawa ke mimpi" suara lembut Emak menenangkan Yuna yang badannya gemetar ketakutan.

  "Ada apa, Yun?" tanya Angga mendekati Yuna dan Emak.

  "Apa lo baik baik aja"

  "Ga... Mona.... Ga..."

  Tanpa sadar dan ragu ragu Yuna melepaskan pelukan Emak dan beralih memeluk sang kekasih hatinya.

  Yuna memeluk erat Angga tanpa menghiraukan Emak yang memandang mereka berdua dengan tersenyum senyum.

  "Oh putri kecilku" gumam Emak terharu.

  Wah Emak pengertian banget ya.

                         ••••••••

  Pagi hari pun tiba.

  "Masbro, Yuna bangun" seru Emak.

  "Emak" suara Yuna dan Angga bersamaan.

  Mereka membelalakkan mata karena baru menyadari kalau semalaman mereka tidur berpelukan berdua. Angga dan Yuna saling pandang, raut wajah mereka menandakan rasa malu kepada Emak.

  "Maaf Mak, kami—" ucap Angga memberanikan diri menghadapi ibu dari wanita yang begitu dia cintai.

  "Ternyata kalian" potong Emak menatap tajam Angga dan Yuna bergantian.

  "Ampun Mak. Emak marah ya" ucap Yuna gugup.

  Emak geleng geleng kepala dengan memasang wajah serius.

  "Angga dan Yuna tidak berbuat macam macam kok Mak" jelas Angga.

  "Sayang, Emak gak marah. Cuma—"

  "Tapi wajah Emak kayak lagi kesal tuh" ujar Yuna.

  "Gimana gak kesal, semalaman Emak gak bisa tidur"

  "Kenapa, Mak?" tanya Angga.

  "Emak habis dikeroyok nyamuk. Lihat nih bentol bentol" Emak menggaruk tangan, wajah dan seluruh tubuhnya.

  "Ya ampun Mak" lirih Yuna.

  "Tapi biarlah digigit nyamuk daripada digigit zombie" kata Emak.

  "Awas ya masbro jangan aneh aneh ya sama Yuna"

  "Mak, Angga mencintai Yuna jadi gak mungkin Angga akan mengecewakan Yuna apalagi Emak" ujar Angga.

  "Emak percaya kok sama kalian" Emak memeluk mereka berdua dengan menepuk nepuk pundak Yuna dan Angga.

       EPISODE SELANJUTNYA🌌🌌🌌

EMAK Is HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang