Keadaan siang hari terasa ramai ditenda–tenda sekitar gedung lama tak terawat dan bangunan yang mirip seperti benteng, para tentara hilir mudik berpatroli. Pulau ini tempatnya memang terpencil oleh sebab itulah dulu disini pernah dijadikan camp militer pemerintah.
Walau letaknya jauh dari kota tapi para tentara harus tetap waspada. Warga sipil pun terlihat juga beraktivitas masing–masing, sebagian wanita sedang memasak bersama sedangkan para pria mempersiapkan diri untuk selalu senantiasa berjaga–jaga.
"Pagi mak, ini aku bawakan makanan untuk Emak" sapa Mona dengan semangkuk mie kuah ditangan.
"Makasih Mon, tapi Emak gak lapar" suara lembut Emak menolak tawaran Mona.
"Mak, makanlah, disini hanya ada mie instan tapi jadilah sebagai pengganjal perut. Mari mak biar Mona suapin Emak" Mona mendesak Emak supaya mau makan.
Emak pun tak bisa menolak lagi aksi Mona yang menyendok mie kuah hangat kemudian menyuapi Emak dengan telaten sampai habis isi
mangkuk mie kuah tersebut. Sikap Emak dengan Mona selama ini memang selayaknya seorang ibu dan anak karena Yuna dan Mona telah bersahabat sejak kecil sehingga Mona pun menganggap Emak seperti orang tua sendiri. Apa lagi disaat wabah virus zombie ini, Mona tidak tau bagaimana dengan nasib keluarganya sekarang, mungkinkah Mona menjadi sebatang kara didunia ini?"Mak, Yuna dimana? Apa boleh aku melihat Yuna?" tanya Mona pada Emak yang telah selesai makan.
"Emak juga pengin berjumpa dengan Yuna tapi Emak tidak tau pasti keberadaan Yuna, soalnya setiba disini kami terpisah" jelas Emak. "Nanti Emak coba tanya sama Bambang ya Mon"
"Emak jangan khawatir, Mona yakin semua akan baik–baik saja. Emak yang sabar ya" Mona memberi semangat kepada wanita tangguh yang dia hormati dan dikaguminya dengan menggenggam kedua tangan Emak.
••••••••••••
Emak dan Mona pergi ke gedung untuk bertemu dengan kolonel Bambang dan seorang penjaga yang ada di depan mengantar mereka ke sebuah ruangan. Emak masuk sendiri, sedangkan Mona menunggu diluar.
"Ada apa mbak, kamu mencari aku?" tanya Bambang setelah mempersilakan Emak duduk dihadapannya.
"Maaf Bang, kalau aku mengganggu tapi aku mau bertanya sama kamu" ujar Emak.
"Silahkan mbak, tentang apa" ucap Bambang.
"Yuna sekarang dimana, Bang? Apa bisa aku melihatnya" pinta Emak.
"Maaf mbak, untuk saat ini gak bisa mbak. Berbahaya mbak, gimana nanti kalau ada yang tau tentang putrimu ini?" jelas Bambang. Bagaimana reaksi mereka akan mengetahui ada seorang zombie di tempat teraman ini? Bisa–bisa mereka akan melukai Yuna atau merka akan pergi meninggalkan tempat ini karena ketakutan. Bisa heboh Wi, emergency.
"Tolonglah Bang, aku ingin bertemu dengan anakku" ucap Emak dengan suara mengiba dan tatapan memohon kepada laki–laki dari sahabat suaminya.
Tiba–tiba terdengar suara ketukan pintu dan muncullah Dr. Sigit diambang pintu.
"Maaf pak, apa saya mengganggu kalian" ujar Dr. Sigit memandang Emak dan kolonel Bambang bergantian.
"Tidak apa Dok, masuklah" ujar Bambang mempersilakan Dr. Sigit masuk.
"Untunglah kamu disini Wi, ada yang mau aku sampaikan" ucap Dr. Sigit.
"Apa itu menyangkut tentang kelanjutan eksperimennya Dok?" tanya Bambang memastikan.
"Benar pak, kami sudah buat serum dari plasma subjek Z dan ini hasilnya" Dr. Sigit mengeluarkan sebuah kotak dan memperlihatkan sebuah botol kecil berisi cairan berwarna hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMAK Is HERO
Science FictionManusia hanya bisa berusaha dan berdoa, bertahan hidup dan melindungi diri dari kehancuran dunia. "Mak, ada orang makan orang." "Apa zombie?" Keserakahan manusia menyebabkan bencana dan pemusnahan manusia. Start: 1 Juni 20...