EPS 17. Kembali ke Kota

66 10 1
                                    

  Malam ini Yuna dan Angga merasa gelisah, mereka berdua tak bisa memicingkan kedua matanya masing masing. Yuna dan Angga saling memikirkan satu sama lain.

  Sebenarnya Angga juga berat untuk meninggalkan Yuna. Tapi ini semua Angga lakukan untuk orang orang yang dia sayangi.

  Tak terasa waktu bergulir, malam pun beranjak pagi.

  Angga bersiap siap dengan peralatan yang akan dibawanya ke kota. Angga sedang memeriksa keadaan mobil pick up hitam yang terparkir di samping rumah.

  "Aku akan naik mobil ini ke kota" ucap Angga.

  "Gimana masbro apa udah siap kita pergi ke kota" tiba tiba Emak datang bersama Yuna dan Mona.

  Mereka bertiga siap beraksi.

  "Kita?" beo Angga.

  Angga melihat Emak, Yuna, dan Mona membawa barang barang untuk diangkut kemobil.

  "Apa yang kalian lakukan?" tanya Angga.

  Emak meletakkan senjata senjata tajam seperti parang, kapak, cangkul, pisau dan gergaji mesin dibak belakang mobil.

  "Apa maksud semua ini, Mak" bingung Angga menatap Emak, Yuna dan Mona.

  "Kita semua akan ikut masbro pergi ke kota" sahut Emak.

  "Tapi Mak bukannya—"

  "Udahlah masbro pokoknya kita udah sepakat untuk bersama sama dengan masbro mencari makanan ke kota"

  Yuna dan Mona yang sedari tadi diam saja, mereka pun mengangguk dan tersenyum ke arah Angga.

  "Ayo berangkat masbro nanti kita kesiangan" ajak Emak naik ke mobil yang diikuti oleh Yuna dan Mona.

  "Baiklah Mak"

  Angga menghidupkan mesin mobil dan melaju meninggalkan tempat ini.

  Angga menatap rumah neneknya dari kaca spion. Hatinya sedih karena begitu banyak kenangan bersama keluarganya di rumah itu. Perasaannya mengatakan kalau dia tidak akan pernah kembali ke sana.

                          •••••••••

  Dua jam kemudian mereka tiba di kota dimana dulu mereka tinggal dengan damai dan bahagia, di kota yang indah dan ramai penduduknya. Akan tetapi hanya dalam sekejap mata, semuanya itu telah berubah. Kini kota telah hancur menjadi kota mati dengan suasana yang terasa mencekam.

  Mobil berjalan perlahan melintas di jalanan kota. Keadaan kota begitu sepi, Angga berhenti di depan colourmart. Sejenak Angga mengamati sekitarnya dengan waspada.

  "Sepertinya aman" ucap Angga turun dari mobil.

  Angga menyingkap kain yang menutup di bagian belakang mobil. Tampak Emak, Yuna dan Mona dibalik kain tersebut. Demi keselamatan Emak, Yuna dan Mona selama perjalanan ternyata Angga menutupi mereka dengan terpal.

  "Kita udah sampai Ga" tanya Yuna.

  "Mari semua kita kesana" ujar Angga mengambil sebuah kapak.

  Mata Emak nanar melihat ke segala arah. "Ya Tuhan"

  Hanya dua kata itu yang bisa Emak ucapkan ketika melihat pemandangan menyedihkan di depan matanya.

  Mereka masuk ke dalam swalayan dengan membawa senjata di tangannya masing masing.

  Keadaan di dalam colourmart berantakan dengan barang barang yang berserakan dimana mana dan penerangan yang samar samar. Mereka menyusuri ruangan mencari makanan yang bisa diambil.

  "Semoga aja makhluk makhluk itu gak ada disini" bisik Mona celingukan.

  "Biar cepat sebaiknya kira berpencar aja. Gimana" ucap Angga.

  "Ide bagus itu masbro. Emak sama Yuna, kamu sama Mona ya" saran Emak.

  Angga, Yuna dan Mona mengangguk setuju dengan pendapat Emak. Akhirnya mereka menemukan juga apa yang mereka cari. Ada makanan, minuman, dan masih banyak lagi. Akan tetapi mereka tidak menyadari kalau ada zombie berjalan ke arah Emak dan Yuna yang sedang menikmati segarnya minum satu kotak Buahvita kesukaan masing masing.

  Sruuttt.. Sruuuttt... Sruutt...

  Sedotan tiap sedotan menyegarkan kerongkongan Emak yang kering.

  Aarrghh!!!! Grrrr!!! Grrr!!

  Emak terkejut dengan munculnya zombie di belakang Yuna. Emak menarik Yuna berjongkok di antara rak rak. Mereka bersembunyi dari zombie tersebut.

  "Emak.." bisik Yuna mendekap Emak, ketakutan.

  "Sruuttt.. Enang Yun" Emak malah sibuk dengan minumannya yang belum habis. Selow Yun nanggung nih.

  Brakkk!!!

  Bunyi sesuatu yang jatuh.

  Aarghh!!! Grrr!!! Grrr!!

  Zombie itu menoleh ke arah sumber suara dan berjalan mengendus ngedus, semakin dekat dengan tempat Emak dan Yuna bersembunyi. Selangkah demi selangkah zombie itu berjalan. Satu. Dua. Tiga.

  "Lari Yun!!" pekik Emak.

  Emak berdiri menghadang zombie itu sambil memegang parang di tangannya.

  Syattt!!!

        EPISODE SELANJUTNYA🍹🍹

EMAK Is HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang