#22. RUMAH SAKIT

265 18 11
                                    







♥♥
♥♥♥

~~~~~%%%~~~~~
HAPPY!
READING!
~~~~~%%%~~~~~


Hari ini adalah hari dimana kebanyakan pelajar sedang bermanja-manja ria dengan kasur masing-masing. Seperti halnya yang sudah direncanakan Gilang. Tetapi, kini rencana hanya sekedar wacana semata. Karena dipagi buta seorang tamu yang tidak diundang datang ke rumahnya. Bahkan dengan seenaknya masuk ke kamarnya dan mengganggu aksi minggu kebonya. Sungguh menyebalkan.

"Lo apa-apan, sih, Gem? Gue mau rebahan, ya, hari ini!" sentak Gilang ketika Gema terus saja mengusik tidurnya. Mulai dari menarik selimutnya, menghidupkan televisi dengan suara keras yang membuat kakaknya menggedor pintu kamarnya, menarik kakinya, tangannya, menjambaknya bahkan mencubit pahanya.

Ya, orang yang menggangunya pagi ini adalah Gema.

Entah ada masalah hidup apa hingga cowok yang kini mengenakan hoodie putih itu pergi ke rumah Gilang sepagi ini dan tanpa membawa dua curut lainnya. Saat ini jam masih pukul lima tiga puluh. Pantas saja Gilang dibuat naik darah akan kelakuan Gema.

"Bangun napa Lang!" sentak Gema dengan menendang tubuh sahabatnya yang berbalut selimut dengan kuat. Tak ayal membuat Gilang jatuh tersungkur ke lantai.

"Bangs- Astagfirullahalazim..." Gema tersenyum puas menatap Gilang yang juga tengah menatapnya seakan ingin memakannya saat ini juga.

Gilang bangkit, lalu melempar selimut yang tadi melilit tubuhnya pada Gema. Setelah itu beranjak ke kamar mandi dengan wajah super sebal. Gema hanya tertawa melihat itu.

Setelah Gilang hilang dibalik pintu kamar mandi, Gema terdiam sejenak lalu menghembuskan nafas berat dan segera beranjak keluar dari kamar Gema.

"Lho Gema? Gilangnya mana? Masih belum bangun?" Gema menoleh mendengar pertanyaan yang diajukan ibunda Gilang.

Cowok itu tersenyum sesaat, "Lagi di kamar Mandi, bu," jawabnya sekenannya.

Wanita setengah baya itu mengangguk, "Sini duduk dulu, biar ibu buatin susu."

"Gak usah, bu, Gema udah tadi di rumah," balas Gema.

"Ya, itu, kan, dirumah kamu-"

Belum juga ibunda Gilang menyelesaikan ucapannya, sebuah lengkingan teriakan mengintrupsi mereka.

"IBU! BINTANG AND MY TWIN!! HERE!!" teriakan sesosok gadis mungil yang hanya mengenakan piyama tidur bergambar beruang berlari memasuki rumah dan diikuti seorang cowok jangkung yang jika diperhatikan dengan seksama akan mirip dengan Bintang.

"Dek, jangan teriak-teriak dong!" tegur cowok itu lembut.

"Sorry bang," balasnya dengan cengengesan.

"Hai bro!" seru Gema lalu menghampiri kembaran Bintang - Aditya - dan menepuk keras pundaknya.

"Duh, sakit bang. Kebiasaan banget sih, lo!" ketus Aditya lalu menjauh dari Gema. Cowok itu duduk di meja makan, diikuti Gema yang duduk disampingnya.

"Eh, kak Gema! Ini Bintang gak disapa?" sela Bintang dengan berdecak pinggang.

"Gak! Enek kakak sama kamu!" balas Gema membuat gadis itu mencebik, dan berlalu begitu saja menghampiri ibunda Gilang didapur.

"Bang, jangan gitu dong sama adek gue. Ntar kalo ngambek runyam urusannya," keluh Aditya.

"Itu urusan lo! Kan, elo abangnya, Dit. Kata orang saudara kembar itu kalo satunya sakit ikut sakit. Jadi, kalo Bintang ngambek lo ikutan ngambek aja. Kalo Bintang jambak lo, ya, jambak ganti!" tutur Gema yang dibalas tatapan sinis Aditya. Kadang Gema itu suka sekali menyesatkannya. Yang ada bisa jadi perkedel jika dia menuruti ucapan Gema. Adik kembaran itu akan memoprovokasi dua abang dan para abang sepupunya untuk mengasingkannya.

Gemanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang