Sebelum kalian baca ada sedikit pemberitahuan. Jikalau adegan bunuh diri ini terinspirasi dari drama School 2015 & True Beauty. Semoga kalian semua paham jika ada perbedaan antara cerita ini dan dua drama di atas.
Terima kasih.~~~~~%%%~~~~~
HAPPY!
READING!
~~~~~%%%~~~~~"Maafin Manda Ya Allah. Maafin Manda Bunda, kakak dan semuanya."
Dan....
Bruk!
Saat hendak menghempaskan tubuhnya, sebuah tarikan keras pada tangannya membuat tubuh gadis itu terjatuh ke belakang, bukan ke arah sungai yang penuh batu pada dasarnya. Bukan juga jatuh pada kerasnya aspal. Tapi, jatuh pada dekapan seseorang.
Amanda terdiam kaku.
Orang itu melepaskan dekapannya. Matanya menatap tajam gadis dihadapannya. Kilatan marah, emosi kecewa dan sedih bercampur menjadi satu. Orang itu tahu jika gadis itu punya masalah hidup yang tidak main-main. Tapi, haruskah dengan cara ini?
"LO, TUH, BEGO APA TOLOL, SIH?! HAH?!" bentak orang itu. Amanda tersentak kaget. Memundurkan sedikit tubuhnya, kepalanya menunduk dalam. Mata sayu yang mulai berair itu bergerak gelisah serta bibir yang digigit kuat-kuat.
"EMANG DENGAN CARA INI BISA NYELESAIN MASALAH?! ENGGAK, NDA! ENGGAK! INGET KAK DIKA MASIH BUTUH LO! DIA CUMA KEHILANGAN INGATANNYA DAN TERHASUT SAMA DUA LAMPIR ITU! KALO DIA UDAH INGET SEMUANYA DAN LO UDAH MATI DENGAN CARA MURAHAN KAYAK GITU, APA YANG BAKAL GUE DAN SAHABAT LO ITU KATAKAN! GIMANA CARANYA GUE JELASIN?! JAWAB, NDA?! JANGAN DIEM KAYAK ORANG BISU!" Sungguh Gema sudah tidak mampu untuk mengatur emosinya lagi. Keputusan murahan yang diambil Amanda benar-benar menyulut emosinya dan membangkitkan sisi iblisnya.
Ya, tentu saya orang itu Gema. Cowok yang biasanya hanya memamerkan wajah tengilnya pada Amanda kini berubah bak monster yang mengerikan.
Amanda masih bergeming. Membuat Gema menghela nafas, lalu mengambil ransel Amanda dan menarik gadis itu untuk ikut dengannya. Tidak ada tarikan lembut seperti biasanya. Cengkraman kuat pada lengan Amanda membuat siapa pun tahu bahwa cowok itu masih dikuasai emosi.
Sepanjang jalan keduanya sama-sama diam. Gema sibuk meredakan emosinya dan Amanda sedang merenungkan kelakuan bodohnya barusan. Air mata yang sudah berhenti menetes beberapa saat lalu kembali keluar setelah menyadari betapa bodohnya dia.
Entah sadar atau tidak, kepala Amanda perlahan disandarkan pada bahu Gema. Dan, kedua tangan mungilnya bergerak memeluk perut cowok yang memboncengnya itu. Gema yang tadinya sibuk dengan emosinya kini malah tertegun akan perlakuan Amanda. Emosinya menguap begitu saja.
♥♥♥
"Mulai sekarang, lo, tinggal disini!" ucap Gema tidak terbantahkan.
"Ta.."
"Diem! Gue gak butuh persetujuan lo. Tugas lo cuma tinggal disini. Dan, disini ada dua kamar. Lo bisa pake kamar yang biasanya dipakai kak Rara. Disana juga ada baju-baju yang bisa lo pakai. Kamarnya yang itu..." tunjuk Gema pada sebuah pintu berwarna putih yang berada deket dapur. "Lo tenang aja. Gue, gak tidur disini. Gue pulang. Gue paham gak sepantasnya dua manusia berbeda jenis tinggal diatap yang sama tanpa ikatan sah."
"Gue balik dulu. Lo istirahat. Besok gue kesini sama kak Rara. Gue tahu lo butuh teman cewek. Kalo temu maybe sama sahabat cewek lo itu. Dah sana tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemanda
Teen Fiction[LENGKAP] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PERHATIAN!!! DIMOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK MENIRU SEGALA ADEGAN KEKERASAN YANG TERKANDUNG DALAM CERITA ATAUPUN MENIRU HAL - HAL YANG BERSIFAT NEGATIF. CUKUP AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA. ♥♥♥♥ Alnilam Gemma Abina...