Assalamualaikum..
Selamat siang kalo disini.
Lagi pengen buat ekstra part🥲
Langsung gas!
"GEMA MAU NIKAH!" teriak anak bungsu dari bapak Galih yang terhormat, membuat acara keluarga yang diadakan di rumahnya mendadak hening.
Seluruh anggota manusia yang jumlahnya lebih dari lima puluh orang tercengang mendengar itu. Termasuk balita laki-laki berumur empat tahun yang sedang mengorek telinganya, berharap telinganya salah tangkap.
"Om mau nikah?" tanya balita itu mendongak menatap sang om yang sedang terdiam.
Bukannya menjawab, Gema malah berlari tunggang langgang ke kamar.
"Om! Katanya mau nikah! Ian ikutan dong!" teriak bocah kecil itu sembari mengikuti Gema.
"Gema minta nikah? Itu cucu satu gak aneh-aneh, kan, Gal?" tanya Papa dari Galih.
"Enggak Pa, setahu aku," jawabannya kalem.
"Kok setahu kamu sih, Gal! Kalo itu cucu berternak gimana?!" semprot Mamanya.
Galih mengerutkan kening berternak? Apa mamanya kira anak bontot nya itu hewan ternak? "Kok ternak sih, Ma?"
"KALO TIBA-TIBA KAMU PUNYA CUCU GIMANA?! HAH!" Seketika satu keluarga meringis mendengar teriakkan melengking milik wanita paruh baya tersebut.
Galih mengerjab, memang apa salahnya jika ia punya cucu? Bukankah itu hal yang membahagiakan? Lantas kenapa mama nya marah? "Bukannya bagus ya, ma, kalo Galih punya cucu?"
Davira menepuk jidatnya, kadang suaminya memang suka ngelag. Macam handphone kentang pelajar yang penuh gara-gara daring.
Sungguh meresahkan.
(Moon maap author curhat:v)
"Punya cucu? Emang bang Genta mau nikah ya, Yah?" tanya Aurora yang baru datang bersama Genta, sehabis ke supermarket memborong es krim untuk para bocil di rumah ini.
Genta yang tak tahu apa-apa dan disangkutpautkan menggeleng tegas. "Genta belum mau nikah, tuh! Aurora kali!"
"Kok Rara?! Abang kali!"
"Diem!" seru Davira membungkam keduanya.
Sementara para saudara yang lain bersahut-sahutan mengutarakan isi hati.
"Genta! Ya Ampun kamu kok mau dilangkahi adikmu!"
"Mana yang bungsu lagi!"
"Genta sama Rara kalah cepat sama Gema ini. Hebat Gema!"
"Jangan-jangan Gema hamildutin anak orang?"
"Gak deh kayaknya, dia anak baik kok."
"Ya siapa tahu aja loh, namanya anak muda jaman sekarang sukanya ngicil anak dulu. Padahal akad aja belum."
"Gema udah besar ya, minta nikah segala"
Dan, masih banyak lainnya..
Kedua kakak Gema itu melotot mendengar perkataan para saudaranya. Apa-apaan ini?! Kenapa mereka bilang si bontot minta nikah?
"GEMAAA!!" teriakan mereka berdua menggema di seluruh penjuru rumah. Aurora menjatuhkan belanjaan nya begitu saja dan langsung berlari mencari adik bandelnya diikuti dengan Genta.
Selepas kepergian dua saudara itu, tawa terbahak terdengar dari pojok ruangan yang diisi dengan para remaja seumuran Gema.
"Kenapa kalian?" tanya salah satu saudara Gema. Mereka hanya merespon dengan gerakan tangan pertanda 'tidak.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemanda
Teen Fiction[LENGKAP] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PERHATIAN!!! DIMOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK MENIRU SEGALA ADEGAN KEKERASAN YANG TERKANDUNG DALAM CERITA ATAUPUN MENIRU HAL - HAL YANG BERSIFAT NEGATIF. CUKUP AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA. ♥♥♥♥ Alnilam Gemma Abina...