#24. PEMBALASAN KECIL

240 17 9
                                    


~~~~~%%%~~~~~
HAPPY!
READING!
~~~~~%%%~~~~~

♥♥♥

Hari terus berlalu tak terasa sudah hampir satu bulan lamanya Andika memejamkan mata, tanpa ada tanda pasti akan membuka mata. Selama itu pula Gema sering mengekori kemana, pun, perginya Amanda. Seperti saat ini, cowok itu mengikuti setiap langkah Amanda saat memilih deretan cemilan di rak.

"Kamu gak usah ngikutin aku juga, Gem," tegur Amanda pada cowok yang ada di belakangnya.

"Pengennya ngikutin," balas Gema cuek.

Amanda menghela nafas pasrah, "Jadi, temen - temen kamu biasanya suka jajan apa?"

"Hm? Mereka mah, lo kasih apa aja bakal di makan. Apalagi Gilang, udah kayak penampungan."

"Permen lima ratus perak, juga?"

"He'em, malah itu favoritnya si kembar tak seiras."

"Ha? Serius kamu? Bintang sama kembarannya suka sama permen lima ratus perak? Aku kira aku doang. Lagian mereka, kan, anak konglomerat padahal."

"Anak konglomerat gak harus jajan mahal, kan."

"Iya, juga sih. Udah, kamu bantuin aku pilih. Gak enak aku sama mereka jagain kak Dika."

"Mereka gak akan keberatan, kok. Palingan cuma minta traktiran di cafe hehe."

Setelah hampir sepuluh menit keduanya berbelanja cemilan di mini market — depan rumah sakit tempat Andika dirawat — mereka keluar dengan menenteng plastik belanjaan.

Sementara, di ruang rawat VIP Andika tampak ramai dengan sahabat Gema plus Bintang dan kembarannya juga Echa. Tadi, saat pulang sekolah Gilang dan Bintang ngotot untuk ikut. Dan, akhirnya menyeret ikut Elvano dan Lintang. Jika Aditya, cowok itu dihubungi Bintang — jika sedang berada di rumah sakit. Adit yang salah paham dan mengira Bintang yang sakit, langsung bergegas menyusul sang kembaran.

"Lo ngapain, sih, Bin? Dari tadi liatin muka kakaknya Amanda. Naksir lo?" tegur Gilang yang sudah jengah melihat Bintang terus memperhatikan wajah Andika.

Bintang melirik Gilang sekilas, "Enggak. Kalo Bintang suka sama kakaknya kak Manda, kak Lintang gimana dong?"

"Yang mau sama Lintang banyak, kali."

"Pokoknya sama Bintang, gak boleh yang lain!"

"Terus ngapain lo liatinnya begitu amat?"

"Muka kak..kak.. duh, namanya kakak ini siapa kak Echa?" Bintang menggaruk kepalanya dengan menatap Echa bertanya.

"Andika," jawab Echa kalem. Kalem dikit, lah, banyak cogan ini. Yakali mau bar - bar kayak biasanya. Jaga image cuy!

"Nah, iya, kak Andika. Mukanya gak asing sih, buat Bintang. Bang Dit!"

"Hmm?"

"Coba sini deh, kali aja kenal."

"Apa sih, Bin. Aku lagi seru nih," balas Aditya yang masih fokus bermain game bersama Lintang dan Elvano.

Gemanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang