~~~~~%%%~~~~~
HAPPY!
READING!
~~~~~%%%~~~~~"Amanda?" panggilan itu sontak membuatnya menoleh.
Deg.
Terpaku dengan orang yang saat ini dilihatnya.
~~"Ayah.." lirihnya.
"Kenapa kamu dimakan istri saya?" tanyanya dingin. Laki-laki itu berdiri dan menatap dingin gadis yang merupakan putrinya.
Amanda mengalihkan pandangannya sejenak. Meraup udara sebanyaknya guna menguatkan hatinya.
"Mohon maaf tuan Andri yang terhormat, istri anda yang sedang beristirahat disini adalah ibu saya. Jadi, anda tidak ada hak untuk melarang saya," balas Amanda tenang.
Andri bergeming. Selama ini gadis dihadapannya tidak pernah sekalipun berbicara seperti itu. Tapi, sekarang ketika kata-kata formal terucap rasanya aneh.
Lelaki itu mencoba menguasai dirinya. Membuang rasa yang bergelayar dalam diri. "Tapi, saya tidak suka kamu berdekatan dengan istri saya. Bisa saja dia sedih disana karena kamu ada didekatnya. Pergilah dari hadapan saya sekarang. Saya muak melihatmu. Apalagi saat dimakan istri saya! Cepat!" tekan Andri.
"Terserah saya mau disini atau tidak. Itu bukan urusan anda tuan. Beliau ibu saya. Anda muak melihat saya? Maka, ya, tidak usah melihat saya."
"Dan, ya, kurasa ibu saya sedih bukan karena saya ada disini. Tapi, melihat perlakuan anda pada putrinya. Saat beliau mengorbankan nyawa demi melahirkan putrinya, tetapi suaminya malah menyiksanya. Miris, kan, hidup saya.. Om Andri?"
Deg.
Om? Om Andri?
Lelaki itu tertegun menyadari panggilan 'om' untuknya dari Amanda. Rasanya ia ingin marah, tapi tak tahu harus melampiaskannya pada siapa.
"Manda!" panggilan dari seseorang, sontak membuat dua orang itu menatap sumber suara.
"Ayah?" gumam Amanda menatap orang yang memanggilnya. Ya, orang itu adalah lelaki kedua yang dipanggilnya 'ayah', dia Galih. Ayah Gema.
Sementara, Andri yang mendengar suara Amanda kembali tertegun. Hari ini hatinya rasanya tidak tenang. Berniat kemari untuk menenangkan diri malah mendapat banyak kejutan.
*lagian omnya aneh. Tenangin diri kok dikuburan, untung kejutannya dari Manda. Lah, kalo dari penghuninya? Mampus gak tuh! Di masjid sono lah.*
"Manda? Kamu dicariin bunda, Gema dan yang lain loh. Ternyata disini toh. Ayah kira kemana," ucap Galih pada Amanda ketika berada didekat gadis itu. Lelaki itu sama sekali tidak menghiraukan keberadaan lelaki lain yang ia tahu ayah Amanda.
Amanda berdiri menatap tak enak Galih. "Maaf, yah. Tadi, Manda udah bilang ke bunda pulang telat kok. Tapi, gak tahu kalo bunda khawatir gini."
Ayah? Bunda? Andri memejamkan matanya. Tiba-tiba rasa tidak rela muncul saat Amanda memanggil orang lain dengan sebutan itu.
"Gak apa-apa kok."
"Ayah kok bisa sampai sini? Gak kerja?"
"Udah balik. Males dikantor lama-lama. Lagian ada Genta yang urus. Jadi, waktu bunda telfon ayah langsung kesini aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemanda
Teen Fiction[LENGKAP] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PERHATIAN!!! DIMOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK MENIRU SEGALA ADEGAN KEKERASAN YANG TERKANDUNG DALAM CERITA ATAUPUN MENIRU HAL - HAL YANG BERSIFAT NEGATIF. CUKUP AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA. ♥♥♥♥ Alnilam Gemma Abina...