#26. SOSOR DULUAN

244 17 13
                                    

~~~~~%%%~~~~~
HAPPY!
READING!
~~~~~%%%~~~~~

Hari ini, setelah beberapa hari izin akhirnya Amanda kembali menginjakkan kaki di SMA Mutiara. Teriakan heboh dan pelukan hangat didapatkannya dari sahabat tersayang. Echa. Padahal kemarin mereka bertemu di Rumah sakit.

"Woi! Amanda!" teriakan seorang cowok menggema. Echa memutar bola matanya malas setelah tahu suara siapa itu.

"Heh! Dinosaurus! Gak teriak-teriak bisa gak, sih?! Heran gue, suara ngalahin toa masjid kok dipelihara. Mending kalo merdu. Lah, ini? Bisa-bisa katarak telinga gue dengernya!" semprot Echa pada Dino yang mendelik tidak terima.

"Katarak itu untuk mata bege! Lo lagi ngomongin diri sendiri, mba? Situ, kan, suaranya yang kaya toa!" balas Dino tidak mau kalah.

"Lah, sejak kapan katarak buat mata?" gumam Echa bingung.

"Sejak elo belum dibuat juga katarak buat mata!"

"Ngaco lo! Katarak buat telinga bego!" balas Echa nyolot.

"Wah. Bego teriak bego!"

"Elo yang bego! Katarak itu buat telinga!"

"Serah lo, deh. Serah. TERSERAH LO!" Dino menjambak rambutnya frustasi karena menghadapi tingkah sok tahu Echa. Mana nyolot lagi.

Sementara, Amanda terkikik melihat perdebatan keduanya. Mereka berdua adalah orang yang bisa mengembalikan moodnya hanya dengan perdebatan yang kadang tidak berfaedah sama sekali.

Dino adalah cowok dengan segala tingkah rusuhnya yang masuk dalam hubungan persahabatan Amanda dan Echa, yang pada akhirnya juga bagian anggota hubungan itu. Masuknya Dino saat dalam persahabatan itu, ketika ketiganya berada dalam satu kelompok yang sama saat masa orientasi sekolah. Pada awalnya tidak ada yang namanya akur diantara pihak perempuan -Amanda, Echa- dan Dino. Tapi, lambat laut ketiganya terbiasa akan hal itu. Ditambah mereka ditempatkan dalam kelas yang sama, membuat ketiganya seperti tiga serangkai dengan jalinan persahabatan yang dihiasi dengan bumbu perdebatan.

"Gimana kabar kak Andika, Nda?" Dino beralih menatap Amanda.

"Alhamdulillah udah ada kemajuan," jawabnya seadanya.

"Alhamdulillah kalo gitu. Btw, maaf belum bisa jenguk. Lagi sibuk banget sama OSIS dan mba gue mau nikah."

"Ha? Serius? Mba, lo, yang kuliah di negara pacar gue itu mau nikah?! Demi apa?!" teriak Echa heboh.

"Demi lo yang jomblo karatan!" seru Dino dan disusul tawa garingnya.

"Sialan!"

"Mba Difa dapat calon mana emang, Din?" tanya Amanda.

"Orang sono!" jawab Dino santai. Tapi, respon kedua gadis itu yang tidak santai.

"HAH?! ANJIR! GANTENG DONG!" teriak keduanya.

Dino mengelus dada sabar, "Kalo cantik itu cewek! Kali aja mba gue kaga normal."

"Mau liat fotonya sih!"

"Noh!" Dino menyerahkan gawai miliknya yang terdapat foto calon kakak iparnya.

Mulut dua gadis itu terbuka menatap foto kagum itu.

"Gila, sih. Bisa-bisanya mba Difa dapat calon sama oppa-oppa korea. Kalo gini caranya jiwa iri gue makin meronta," gumam Echa.

Gemanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang