#04. KEMBALI BERTEMU

350 31 11
                                    

~Not a bad meeting~

♥♥♥

"GEMA! LINTANG! VANO! GILANG! SINI KALIAN! " teriakan melengking dari seorang guru perempuan berbadan tambun mambu membuat siswa siswi yang mendengarnya langsung menutup telinga rapat-rapat. Sementara, yang dipanggil kompak membalikkan bahan sembari menampilkan senyum bodoh masing-masing terkecuali seorang cowok yang berdiri disamping Gema yang hanya menampilkan wajah datar.

"Ehehe ketahuan ya mam," ucap salah seorang sahabat Gema sembari tersenyum bodoh dan menggaruk tengkuknya yang tidak galat.

"Diam kamu Gilang! Sekarang kalian beerempat ikut Mami! Tidak ada bantahan!" seru guru yang bernama Indah atau yang sering disapa Mami disekolah.

"Van ngomong napa, ngibul sono ke Mami,  pasti percaya kalo lo yang ngibul. Cuacanya panas ini males kalo suruh keliling lapangan," ucap Gilang pada sahabatnya yang paling dingin, Elvano.

Elvano diam tidak mengubris sama sekali ucapan Gilang. Memilih berjalan mendahului ketiga sahabatnya.

"Lo aja deh Tang."

"Ogah!" ucap Lintang dan memilih mensejajarkan jalan Elvano.

"Gem-"

"Apa? Lo aja yang bilang gue gak mau tambah hukuman!" ketus Gema yang membuat Gilang mencebik.

"Jahat!" cicit Gilang.

"Kalian berdiri di tengah lapangan! Sampai jam istirahat pertama berbunyi! Gak ada acara kabur-kabur! Atau sampe magrib kalian berdiri disana! Benerin juga tuh baju!" tegas Mami.

Keempat cowok itu berjalan menuju tengah lapangan semabari membenarkan baju, kecuali Lintang yang memang sudah berpakaian rapi dari berangkat. Kadang para guru maupun para murid heran mengapa Lintang bergaul dengan mereka bertiga yang notabenya tidak pernah tahu aturan. Sedangkan Lintang merupakan sosok berprestasi, goodboy.

"KAK LINTANG!" teriakan dari seorang gadis yang manis juga cantik, primadona sekolah, yang sedang berdiri dipinggir lapangan dengan raut cemas.

Dia, Bintang.

Gadis yang sejak kecil mengejar cinta sosok Alkenzo Lintang Abraham. Cowok baik, perhatian, penyayang, ramah, tapi akan berubah menjadi sosok dingin tidak tersentuh jika berhadapan dengan sosok Bintang.

Bintang berlari kecil kearah mereka, lebih tepatnya ke Lintang yang memasang wajah Datar. Berbeda dengan Elvano yang berubah melembut padahal cowok yang diberi julukan manusia beku itu sendari tadi memasang wajah tanpa ekspresi. Gema tahu, Gema paham, mereka terjebak cinta segitiga. Bintang mencintai Lintang, Elvano mencintai Bintang, sedangkan Lintang entahlah.

Tidak heran jika Elvano menaruh hati pada Bintang. Gadis itu begitu baik, cerdas, lembut, imut, manis dan cantik. Bahkan Gema sendiri tidak mengelak jika dirinya pernah mengagumi sosok adik kelasnya itu. Tapi, langsung dia buang jauh-jauh perasaan itu sebelum tumbuh kian dalam, karena Gema tidak ingin merusak persahabatan mereka. Yang Gema lihat Lintang itu aneh, dia selalu bersikap dingin kepada Bintang tapi dia tidak suka Bintang dekat dengan laki-laki lain.

Sementara Gema senduri selalu melambungkan bahwa demi apapun dia tidak ingin terlibat dalam kisah cinta serumit itu. Amit-amit.

Gemanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang