Semua gambar dalam cerita ini dari pinterest.
~~~~~%%%~~~~~
HAPPY!
READING!
~~~~~%%%~~~~~Seorang wanita cantik bergaun putih panjang duduk bersimpuh diantara rumput ilalang yang tumbuh subur. Mata cantiknya yang menatap kosong ke depan terus saja mengeluarkan cairan bening. Wajahnya yang murung membuat siapa saja tahu jika ia tak baik-baik saja.
Cantiknya kupu-kupu yang berterbangan kesana-kemari disekitarnya tidak mampu untuk mengalihkan perhatiannya. Perlahan bibir pucat itu berucap lirih, "Jangan sakiti putriku. Ikhlaskan aku." Kalimat itu terus saja diucapkannya dibarengi dengan air mata yang kian deras.
"JANGAN SAKITI PUTRIKU MAS!" teriaknya.
"AYUNDA!" Lelaki setengah baya itu terbangun sembari meneriaki nama sang almarhumah istri tercinta. Peluh keringat membasahi sekujur tubuhnya. Sejujurnya ini bukan kali pertamanya memimpikan almarhumah istrinya. Tapi, ini pertama kalinya almarhumah — Ayunda — mengatakan hal itu dalam mimpi. Entah kenapa tiba-tiba ia teringat akan seorang gadis yang berstatus putri kandungnya, yang telah ia usir tadi siang. Apakah ia keterlaluan?
Andri mengatur nafasnya yang terengah, lalu meririk Tina yang untungnya tidak terbangun akibat teriakannya. Bukannya melanjutkan tidurnya, lelaki itu berjalan keluar balkon dan duduk dikursi yang ada. Menatap bintang dan bulan yang nampak bersinar.
Seketika, sekelebat kenangan masa lalu terlintas.
"Mas, kamu pengennya anak kedua kita cowok apa cewek?" tanya Ayunda pada sang suami dengan semangat.
Andri tersenyum hangat, sembari mengelus surai panjang istrinya ia menjawab,"Sedikasihnya."
"Ihh..pengennya kamu mas!"
"Cewek."
"Kenapa?"
"Kan, Dika cowok. Kalo dia punya adik cewek bisa jagain, lindungin. Selagi kita berduaan."
"Mass! Serius ih!"
"Haha.. Mas cuma pengen banget punya anak cewek setelah tahu anak pertama kita cowok. Selain bisa jagain adeknya, lucu aja liat kakak laki-laki kalah sama adik perempuannya. Mas juga berharap bisa liat kamu dari diri anak perempuan itu, sayang."
"Sweet, deh."
"Udah malam, tidur!"
"Siap bosku!"
Lelaki itu menghela nafas, lalu tersenyum sendu. "Sudah tujuh belas tahun lebih, Yun. Tapi, sedikitpun mas gak bisa berpaling dari kamu. Mas masih gak ikhlas atas kepergian kamu. Jika dulu mas bahagia saat membayangkan akan melihat kamu dalam diri anak perempuan kita. Sekarang beda, rasanya sakit. Bayang-bayang kepergianmu setelah adanya 'dia' membuat mas membemcinya. Mas tahu ini gak benar, tapi mas gak bisa hilangin rasa benci ini dengan mudah," lirih Andri.
"JANGAN MEMBENCINYA! JANGAN MENYAKITINYA!"
Entah itu halusinasinya saja atau bagaimana. Tapi, rasanya baru saja Andri mendengar teriakan dari almarhumah Ayunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemanda
Teen Fiction[LENGKAP] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PERHATIAN!!! DIMOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK MENIRU SEGALA ADEGAN KEKERASAN YANG TERKANDUNG DALAM CERITA ATAUPUN MENIRU HAL - HAL YANG BERSIFAT NEGATIF. CUKUP AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA. ♥♥♥♥ Alnilam Gemma Abina...