#41. TERBONGKAR

263 17 8
                                    

~~~~~%%%~~~~~
HAPPY!
READING!
~~~~~%%%~~~~~

Benar kata orang, penyesalan itu selalu datang di akhir. Jika di depan itu pendaftaran.



"APA-APAAN INI?!" teriakan itu menggema di penjuru rumah. Membuat Sila dan Tina menegang begitu pula dengan Riko.

Andri berdiri dengan wajah murka bersama dengan Andika di sampingnya. Tanpa kata apapun, Andika berlari menuju sang adik. Mendorong tubuh Tina dan Sila, serta memberi satu bogeman pada Riko.

Andika merengkuh tubuh Amanda yang penuh lebam, sayatan dan darah. Emosi Andika memuncak melihat itu.

"KALIAN APA KAN ADIK SAYA?!" teriak Andika. Wajah pemuda itu memerah.

"Ka-k," ucap Amanda sembari menggenggam erat tangan Andika yang akan memberi pelajaran pada orang yang menyakitinya.

"JADI, INI KELAKUAN KALIAN?! APA MAKSUDNYA?! HAH!" bentak Andri.

"Ka-kamu salah paham sayang. A-anak sialan ini mau menyakiti Sila. Jadi, aku.. aku.."

"CUKUP! DIAM KAMU!"

"Aku kira kamu bisa jadi wanita yang baik. Ternyata aku salah percaya sama kamu!"

"Bu-bukan—"

"PERMISI! YUHUU! DRAMA NYA MOHON DI PENDING SEBENTAR!!" teriakan berasal dari seorang cowo yang membawa sepasang ibu dan anak.

"Halo semua! Ini Gilang bawa seseorang untuk semuanya!" serunya riang tanpa menyadari situasi dan kondisi.

"MANDA!" teriak Gema dan langsung berlari menghampiri Amanda.

Gema dan Gilang memang datang bersama dengan membawa sepasang ibu dan anak yang merupakan saudara dekat Tina.

"Bang, biar gue yang urus Manda. Lo urus ini aja," ucap Gema yang diangguki Andika.

Gema menggendong Amanda ala bridal style. "Kita kerumah sakit!"

"Ga-k. Nanti aja kalo semua udah beres," ucap Amanda lemah.

"Tap—"

"Please.."

"Oke, tapi ini diobatin dulu. Di mana kotak p3k?"

"Dapur kayaknya." Setelah itu Gema merebahkan Amanda di sofa dan beranjak mencari kotak p3k.

Beralih dari kedua sejoli itu. Kini suasana disini kian mencekam. Apalagi, setelah Lintang dan Elvano yang membawa lelaki paruh baya yang tidak mereka kenal, kecuali satu orang. Juga Dino dan Echa yang membawa satpam, supir dan bi Ani masuk ke dalam rumah.

"Om, jadi kami membawa orang-orang yang akan menjelaskan semuanya sama om. Jadi... duh, Lintang aja deh, yang ngomong. Capek gue, haus." Gilang dengan tanpa dosanya melangkah mencari air minum yang bisa menghilangkan dahaganya.

Lintang mendengkus pelan, melihat kelakuan Gilang. Disaat seperti ini pun, susah diajak serius.

"Jadi, pada intinya tante Tina sudah cinta sama om Andri dari SMA dulu. Tapi, sayang tidak terbalaskan karena om cinta sama almarhumah tante Ayunda. Menurut informasi yang kami dapat, tante Tina beberapa kali hendak mencelakai almarhumah. Tapi, gagal. Hingga akhirnya ia frustasi dan mabuk di club malam. Berakhir mengandung putrinya, Sila. Mengetahui akan kehamilannya, keluarganya marah besar. Akhirnya, tante Tina dikirim keluar negri karena ayah dari janin nya meninggal—"

Gemanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang