#30. PESAN BUNDA

211 17 5
                                    

Untuk lagu diatas jika tidak nyambung dengan alur dibagian ini aku mohon maaf. Cuma pengen aja pasang lagi itu.
hehe...

~~~~~%%%~~~~~
HAPPY!
READING!
~~~~~%%%~~~~~

Bagi Amanda bintang dan bulan adalah temannya dikala gelap malam menyapa. Sejak kecil sampai saat ini masih sama. Dari semua yang ada di alam semesta selama ia hidup hanya mereka yang setia mendengar tangisnya, menghapus air matanya hanya dengan pancaran cahaya yang menenangkan. Sedangkan, matahari baginya adalah sumber semangatnya dikala bangun.

Ia kira kakaknya akan sama seperti bulan dan bintang yang setia menghiasi langit malamnya. Atau matahari yang selalu setia memancarkan sinar terangnya meski banyak manusia yang tidak menyukainya. Ternyata, semua hancur ketika kalimat kejam itu keluar dari bibir kakaknya. Meski kakaknya tidak tahu apapun, tapi rasanya tetap menyakitkan.

Gadis itu berkali-kali menghembuskan nafas panjang, sembari mendongakkan wajah untuk menghalau air mata yang terus mendobrak meminta dikeluarkan. Tangan mungilnya dengan bergetar meraih gawai yang tergeletak di sampingnya.

Jari-jari letik itu berkutat dilayar mencari sesuatu yang selama ia hidup belum pernah dibukanya. Karena tidak siap. Tapi, entah kenapa saat ini ia begitu ingin membuka sesuatu itu.

Setelah berhasil menemukannya, ditaruhnya kembali gawai berwarna hitam itu. Tapi, sebelum itu dia mengeraskan volume suara.

Sesaat setelahnya sebuah suara merdu menyapa indra pendengarannya.

"Halo, asalamualaikum sayang." Suara lembut itu membuat hatinya menghangat dan sakit bersamaan.

"Ini bunda. Bunda tidak tahu apakah kamu laki-laki seperti kakakmu atau perempuan yang selalu didambakan ayahmu." Di dambakan ayahnya? Nyatanya semua tidak seperti itu.

"Yang bunda tahu, kamu pasti anak yang kuat. Em...rekaman ini bunda buat saat hamil kamu sembilan bulan. Kata dokter gak lama lagi kita bertemu. Tapi, tidak tahu kenapa perasaan bunda gak enak. Dan, bunda pengen banget buat ini."

"Sayang, bunda sayang sekali sama kamu. Yakinlah itu. Bukan cuma bunda, ayah, kakak, kakek, nenek, semua sayang sama kamu."

"Tumbuhlah menjadi anak yang kuat, mandiri dan berani. Jangan takluk pada orang yang menindasmu. Tapi, jangan engkau balik berbuat jahat pada mereka. Jika kau lakukan itu. Bunda akan sedih karena anak bunda sama dengan orang jahat."

"Jujur, bunda masih bingung kenapa bunda bisa bicara seperti ini. Tapi, semoga itu berguna untukmu sayang."

"Satu lagi bunda berpesan. Jika kamu laki-laki, jadilah lelaki yang bertanggung jawab. Jangan sekalipun kasar pada perempuan, jangan mempermainkan perempuan, jangan mudah terpancing emosi. Dan, jika kamu perempuan, jadilah wanita yang berani, junjung tinggi harga diri dan martabat perempuan."

"Sayang, bunda tidak sabar bertemu dengamu. I love you baby."

Klik.

Rekaman suara itu berhenti berbarengan dengan isakan tangis yang semakin menjadi. Orang itu meringkuk di balkon apartemen yang nampak gelap. Bahkan lampu apartemen itu satupun tidak ada yang dihidupkan.

Perlahan ia merebahkan tubuh mungilnya dilantai yang dingin dengan terus meringkuk memeluk tubuhnya. Isakan itu perlahan berhenti karena rasa pusing yang menyerang.

Selanjutnya, entah apa yang terjadi. Yang diingatnya adalah kegelapan tiba-tiba menyapanya.

♥♥♥

Gemanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang