#01. SI PEMULUNG

696 44 10
                                    

~What a strange first meeting~

♥♥♥

Azalea Melati Amandala, sering disapa Manda atau Amanda. Gadis baik juga ceria yang sungguh pandai dalam berakting. Dia memang seorang aktris. Ya, seorang aktris dalam kehidupan nyatanya. Bukan aktris yang sering wara-wiri di televisi. Semua kebahagiaan, keceriaan dalam dirinya hanyalah sesuatu yang masih semu. Tapi, satu yang nyata yaitu ketulusannya.

Amanda, gadis berambut hitam itu berjalan menuruni tangga rumahnya dengan riang. Senyum ceria tak henti-hentinya tersungging dibibirnya. Sore ini dia akan melaksanakan list kegiatan yang dibuatnya beberapa hari lalu untuk menikmati sore hari yang cerah. Niatnya sejak kemarin-kemarin untuk melaksanakannya. Tapi, cuaca selalu tidak mendukung.  Untunglah hari ini cuaca tengah bagus, jadi tidak perlu buang-buang waktu. Langsungkah cus laksanakan!

"Mau kemana dek?" Amanda menoleh, senyumnya kian lebar saat mendapi sang kakak yang menatapnya penasaran.

"Keluar! Bolehlah kak, ya," tawar Amanda dengan muka memelas.

Andika, kakak Amanda terkekeh pelan, "iya. Tapi, harus ingat waktu. Awas kalo sampe kakak yang harus keliling."

"Uhhh.... kakak mah emang the best," puji Amanda sembari mengacungkan ibu jadi pada Andika.

"Sore tante, sore kak Sila!" sapa Amanda pada ibu dan anak yang sedang sibuk berbagi kasih sayang di teras rumah.

Mereka adalah ibu dan saudara tiri Amanda juga Andika. Sosok yang dulunya diharapkan Amanda untuk bisa mendapatkan atau merasakan kasih sayang seorang ibu yang sendari lahir tak didapatkannya. Kini pupus. Nyatanya hanya kakaknya lah saja dirumah ini yang menganggapnya ada juga menyayanginya. Bahkan ayahnya pun tak pernah sekalipun menganggapnya. Karena menurut sang ayah dirinya hanyalah penyebab kematian dari ibunya.

Miris kan.

Ya, begitulah kehidupan Amanda.

Sila melirik Amanda sinis, "Apaan sih, lo?! Ganggu tahu gak!" bentak Sila.

"Udah deh, mending kamu jauh-jauh dari pandangan saya!" ketus Tina, ibu tiri Amanda.

Amanda hanya menanggapi dengan senyuman. Lalu, segera melenggang pergi setelah mengucapkan salam.

"SORE PAK BUDI!" teriak Amanda menyapa tetangganya yang sibuk dengan burung peliharaannya.

"SORE NENG MANDA!" balas Pak Budi.

"Eh, Pak Budi. Itu mangganya kok buahnya banyak banget ya pak," ucap Amanda yang saat ini berdiri tepat di pintu gerbang yang terbuka lebar. Netranya tak lepas dari buah mangga yang bergelantungan di atas.

"Neng Manda mah kodenya mudah dipecahkan," ucap Pak Budi yang mengundang gelak tawa Amanda.

"Bapak mah tahu aja maksudnya Manda haha," gadis itu masih tertawa tanpa menyadari jika sang kakak mengamatinya dari jauh sembari tersenyum kecil.

"Udah biasa neng. Lagian biasanya yang suka ambilin mangga bapak juga neng Manda."

"Ehehe iya juga sih pak." Amanda meringis pelan mengingat kelakuannya.

Gemanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang