#05. GADIS TANGGUH

309 34 11
                                    

~happy on the inside is not necessarily happy on the inside.~

♥♥♥

"Gue bareng dong," ucap Gema pelan.

"Ha?"

"Ck! Gue bareng lo!"

"Terus motor kamu?" tanya Amanda menatap bingung motor hitam besar milik Gema.

"Oiya ya. Deket sini ada bengkel ga?"

"Ada itu diujung jalan."

"Yaudah, ayo anterin gue kesana!"

"Dih, kamu gak malu apa minta tolong sama orang yang udah kamu kerjain," sindir Amanda membuat Gema seketika meringis.

"Gue ngerjain siapa?" tanya Gema berlagak tidak tahu.

"Menurut kamu? Aku tahu ya kalo kamu waktu itu sengaja kasih aku kue yang ada pandannya!" ketus Amanda.

"Sorry deh, gue cuma dongkol gara-gara lo kira gue pemulung, mana dikira udah punya anak istri lagi."

"Gitu doang kok dendam, dasar baperan! Lagian seorang pemulung itu menurut aku pekerjaan yang mulia. Tanpa mereka, pasti banyak banget sampah yang berceceran dimana-mana," tutur Amanda sembari mulai menuntun sepedanya, yang langsung diikuti Gema dengan menuntun motornya.

'Ini cewek kalo ngomong lumayan juga ya,' batin Gema ketika mendengar kalimat pertama Amanda.

"Ehe maaf ya. Gue gak terbiasa sama hal yang seakan menjelekkan tampang gue yang tampan rupawan ini," ucap Gema dengan sedikit menyombongkan diri. Ingat, sedikit.

Amanda memandang aneh Gema yang memasang wajah sok tampan — ya walaupun memang tampan — yang membuat Amanda ingin mencabiknya. Jangan heran dengan Amanda, dia memang bukan type cewek yang kalem, namun juga tidak terlalu bar-bar.

Selanjutnya hening, tidak ada pembicaraan antara keduanya. Hingga tak lama kemudian mereka sampai di tempat tujuan. Sebuah bengkel sederhana yang dikelola beberapa anak muda yang mungkin usianya tidak jauh dari keduanya.

Setelah mengantarkan motornya sekalian dengan menitipkannya. Gema akhirnya ikut pulang bersama Amanda. Walaupun dengan perdebatan panjang antara keduanya. Amanda yang ngotot menyuruh Gema untuk menunggu motornya saja, bukannya Amanda menolak menolong cowok itu, hanya saja ia harus segera pulang dan mana mungkin harus membawa cowok itu bersamanya. Bisa habis oleh makian ibu dan saudara tirinya. Lagi pula Amanda hanya tidak ingin orang lain mengetahui kehidupannya yang sebenarnya, yang selama ini di tutup rapat-rapat. Sedangkan Gema, cowok itu ikut ngotot dengan meminta tebengan pada Amanda. Alasannya sungguh simpel 'gue lapar. Lo mau gue mati disini?' .Dan ketika Amanda membalas 'bisa beli makanan, kan.' Gema dengan santainya menjawab 'gue lagi pengen makanan bunda gue.'

Satu kata dari Amanda untuk Gema, MENYEBALKAN!

"JANGAN KENCENG-KENCENG DONG!" teriak Amanda sembari memukul keras bahu Gema yang memboncengnya.

"Sakit Maimuna!" balas Gema yang malah  dengan jahilnya menambah kecepatan kayuhan sepeda milik Amanda yang dikendarainya. Padahal ini turunan, tapi Gema dengan gilanya malah menambah kecepatan.

Gemanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang