♥
♥
♥
♥
♥
♥♥
♥♥♥"Masih mau bilang si Maimuna kalem, Lang?" tanya Gema sembari menggaduk aduk es teh miliknya.
Gilang yang sibuk meracik bakso dengan sambal, kecap dan teman-temannya, mendongak menatap Gema. "Gue tarik aja deh, ngeri gua bayangin 'anu' lo ditendang Amanda," ucap Gilang bergidik ngeri.
"Rasanya gimana, Gem?" tanya Lintang yang baru datang. Cowok yang dasinya sudah dikendurkan itu, menarik kursi disamping Gilang dan mendudukinya.
"Rasanya, Ahh mantap!" jawab Gema dengan sedikit keras. Membuat Elvano yang duduk disampingnya meliriknya sinis.
"Mau cobain, Tang?" tanya Gema.
"Gak! Lo aja!" balas Lintang cuek.
"Gak setia kawan lo mah."
"Gue gak akan setia kawan kalo modelnya kayak gitu." sarkas Lintang.
"Gue juga!" sahut Gilang.
"Lo set-"
"Gak!" sela Elvano.
"Lo gak boleh gitu, ya, Van. Kita udah temenan dari zaman masih zigot lho," ucap Gema mendramatis.
"Bacot!" balas Elvano.
"Gak usah numpang makan lo Elvano, dirumah gue!" teriak Gema.
"Mulut lo, Gem, malu njir," sahut Gilang.
"Heleh, biasanya juga lo yang malu-maluin," balas Gema.
"Itu biasanya, gue udah insaf."
"Sekarang bilangnya insaf, palingan satu dua menit yang akan datang dah balik lagi," sahut Lintang.
"Kamu kok gitu sih sama aku, bang Lintang. Nanti aku bilangin neng Bintang lho. Biar cari cowok lain buat diperjuangin," ucap Gilang dengan nada yang dibuat-buat.
"Nah, kan, baru aja Lintang mingkem," sahut Gema.
Sementara, Lintang melirik Gilang tajam seakan mengisaratkan sesuatu, yang direspon cengiran lebar Gilang.
"Serah lo deh, Gem. Btw, lo kenal Amanda di mana?" tanya Gilang.
"Disamping tong sampah!" sahut Bintang yang datang dengan nampan berisi soto ayam dan segelas es teh manis.
"Ha?" Dengan kompak Gilang, Lintang dan Elvano menatap Bintang dengan tanda tanya besar. Sedangkan, Gema membulatkan mata kaget, darimana gadis itu tahu?
Bintang tak menghiraukan tatapan yang tertuju padanya. Gadis itu lebih memilih duduk dikursi yang ada di samping Lintang. Lalu, bergerak memindahkan mangkok yang dipenuhi soto ayam dan es tehnya, dari nampan ke meja.
"Ealah, Bin, jawab dulu napa, malah mau makan lo," celetuk Gilang saat melihat Bintang hendak memuangkan sambal.
"Bintang laper kak, kalo maag Bintang kambuh kakak-kakak semua yang harus adepin para abang Bintang," balas Bintang.
"Ebusyet! Gak mau gue cari masalah sama abang-abang lo, itu. Biar Lintang aja, udah terbiasa dia, kan," ucap Gilang bergidik.
"Nitip!" sahut Gema tiba-tiba.
"Apanya yang nitip?" tanya Gilang.
"Nitip kata-kata di elo," jawab Gema dengan cengirannya.
"Dasar bontot!" tekan Gilang.
"Apa?! Mau ngelak, lo? Kenyataannya, kan, gitu!" ucap Gilang cepat, karena dia tahu bahwa Gema akan mengelak. Gema menatap Gilang dengan tatapan permusuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemanda
Teen Fiction[LENGKAP] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PERHATIAN!!! DIMOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK MENIRU SEGALA ADEGAN KEKERASAN YANG TERKANDUNG DALAM CERITA ATAUPUN MENIRU HAL - HAL YANG BERSIFAT NEGATIF. CUKUP AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA. ♥♥♥♥ Alnilam Gemma Abina...