365 Day

Part 19

"Eehmmmm.." Suara deheman yang lumayan keras itu mampu membuat Qiandra tersadar ditengah aktifitasnya. Matanya membulat sempurna ketika melihat dari pantulan cermin siapa yang sedang berdiri dipintu kamarnya.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi dan iris coklat yang sedang menatapnya intens.

"J-jason.." ucap Qiandra dengan terbata. Seketika air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. Qiandra menengadahkan wajahnya agar air matanya tidak jatuh.

Jason masuk kekamar Qiandra dan menutup pintu kamar itu.

"M-mau ngapain lagi lo kesini ?" suara gadis itu bergetar, membuat hati Jason semakin teriris mendengar nya.

"Aku mau minta maaf dan aku mohon jangan tinggalin aku." Ujar Jason seraya melangkah mendekati Qiandra. "Aku sudah tidak ada perasaan apa-apa lagi sama Cindy. You're the only one wanita yang aku cintai, selain Mama dan Cici." Jason meraih tangan Qiandra dan beruntungnya kali ini gadis itu tidak menolak.

Qiandra membiarkan Jason menggenggam tangan nya. Genggaman yang juga sangat gadis itu rindukan dari Jason.

"Let all my happiness be yours, all your sadness be mine. Let the whole world be yours, only you be mine. I want to be with you forever." Jason menuntun Qiandra untuk duduk disofa yang ada dikamar gadis itu. Kemudian Jason berlutut dihadapan Qiandra dan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang berisi sebuah cincin berlian. Laki-laki itu menghela nafas nya sebelum ia mengucapkan kata-kata yang mampu membuat Qiandra meneteskan air matanya.

"Qiandra Caroline Wijaya.. Will you marry me ? Mau kah kamu menikah dengan seorang laki-laki yang mempunyai banyak kekurangan seperti ku ? Mau kah kamu menjadi sosok yang akan aku lihat di setiap aku bangun tidur hingga aku ingin tidur lagi ?" Qiandra terdiam mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut Jason. Ia tak menyangka jika Jason akan melamarnya secepat ini dan disaat hubungan mereka yang bisa dikatakan sedang tidak baik-baik saja.

"Je.." Jason mendongak kan kepalanya untuk menatap wajah Qiandra yang sudah basah oleh air mata. Ia menunggu Qiandra melanjutkan kata-kata nya.

Gadis itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Jason. Membuat laki-laki beriris coklat itu tersenyum lebar.

"But.. Aku belum siap kalau kita menikah dalam waktu dekat ini. Setidaknya tiga sampai enam bulan lagi, sampai Diandra benar-benar sembuh total." Jason memasangkan cincin yang dihiasi berlian itu ke jari manis Qiandra.

"Kita akan menikah tepat di anniversary kita yang pertama." Ujar Jason. Ia mengerti dengan keadaan Qiandra, ia juga tidak ingin memaksakan kehendaknya dan membuat Qiandra meninggalkan nya lagi.

"Maaf jika selama ini aku terlalu egois dan pergi meninggalkan kamu tanpa mendengar penjelasan dari kamu." Ujar Qiandra. Jason menyentuh dagu Qiandra meminta gadis itu untuk melihat nya. Qiandra berhambur kedalam pelukan Jason untuk melepaskan rasa rindu dan rasa bersalahnya karena telah meninggalkan laki-laki itu selama tiga Minggu.

"Jangan pernah pergi lagi" bisik Jason tepat ditelinga Qiandra. "Dan jangan pernah memakai pakaian yang kekurangan bahan seperti ini lagi."

Qiandra tergelak mendengar ucapan Jason. Laki-laki itu sudah merusak moment manis mereka, Qiandra melepaskan pelukan nya dan menatap kekasihnya yang kini menjadi tunangan nya itu dengan tatapan geli.

"Why ?" Tanya Qiandra.

"Because you are mine dan aku tidak suka melihat calon istriku memakai pakaian seperti ini lagi." Jason melepaskan jas nya dan memakaikan nya kepada Qiandra. Ia tidak suka jika  tubuh kekasihnya menjadi tontonan bagi lak-laki lain.

"Possessive mode on.." ujar Qiandra dengan senyum nya. Senyum yang selalu membuat hati Jason berdebar bila melihat nya.

"Setelah ini aku janji, aku akan selalu ada disetiap hari-hari mu." Jason mengecup kening Qiandra sebentar sebelum akhirnya pintu terbuka, menampilkan sosok seorang gadis berambut coklat.