Part 3

2.4K 349 22
                                    

Jason terbangun ketika Alaram di ponselnya berbunyi, secara perlahan ia melepaskan pelukan nya dari Qiandra sepelan mungkin agar tak membangunkan gadis yang masih terlelap dari tidur nya itu. Ia kemudian keluar dari kamar Qiandra menuju kamarnya tanpa tau ada sepasang mata sedang memperhatikan nya dan tersenyum simpul melihat aksinya itu.

~oOo~

Pagi ini Qiandra terlihat lebih segar, setelah membersihkan diri dan memakai pakaian santainya, ralat lebih tepatnya pakaian milik Helen. Ia bergegas menuju dapur untuk membantu tante Amel menyiapkan sarapan.

"Pagi Qiandra.. Gimana tidur nya tadi malam, nyenyak ?" tanya tante Amel dengan senyum misterius yang mengembang di bibirnya.

"Pagi mah.." Qiandra membalas sapaan tante Amel tanpa berniat menjawab pertanyaan nya. Karena jawaban nya tentu saja nyenyak, bahkan sangat nyenyak karena semalaman penuh ia tidur dalam pelukan Jason kekasihnya, anak dari wanita yang ada didepan nya saat ini.

"Ada yang bisa Qiandra bantu gak mah ?"

"Gak ada lagi sih.. Tinggal membuatkan susu buat Jason aja. Jason itu kalau pagi dia cuma sarapan roti sama susu aja, gak repot ngurusnya." Qiandra mendengarkan tante Amel sambil menuangkan susu hangat untuk Jason lalu meletak kan dimeja makan.

Tak berapa lama kemudian datang lah Jason lalu disusul oleh sang papa.

"Lagi ngomongin apa sih, kok kayak nya asik banget." tanya om Ferdi dan langsung duduk di kursi kebesaran nya bersiap untuk sarapan.

"Gak ada pa.. Cuma ngasih tau Qiandra aja, kalau Jason itu setiap pagi sarapan nya cuma roti sama susu aja. Jadi nanti kalau Qiandra nikah sama Jason dia sudah tau dan gak perlu repot untuk masak pagi-pagi." sedangkan orang yang disebut hanya diam dan meminum susu hanya nya.

"Tuh ma.. Enak kan kalau punya mantu, pagi-pagi udah punya teman buat ngegosip." timpal Jason sambil mengoleskan cokelat ke roti nya.

"Kayak nya anak ini udah ngebet banget pengen nikah." kata sang papa sambil menguyah makanan nya.

"Gini Nyo.. Mama bukan nya gak ngizinin kalian nikah muda. Tapi sabar dulu yaa.. Tunggu cici kamu nikah dulu. Masa iya kamu mau langkahin cici kamu sendiri." tante Amel memberi penjelasan kepada Jason. Ia tau anak nya itu sangat mencintai Qiandra dan berniat tidak ingin berlama-lama pacaran. Tapi ia juga tidak mungkin menikahkan Jason dan Qiandra sementara anak pertamanya belum menikah, apa lagi kakaknya Jason seorang gadis, apa kata orang nanti.

"Kalau nunggu cici kelamaan ma.. Iya kalau nanti pas lulus dia udah punya calon, kalau belum ?" ucap Jason dengan pemikiran nya.

"Yang mama kamu bilang itu benar Nyo.. Apa lagi kan kalian pacaran nya masih baru. Saran papa nikmati dulu masa muda kalian, masa-masa pacaran kalian. Yaa minimal satu tahun dulu lah jalani hubungan kalian ini." om Ferdi yang tadi hanya mendengarkan akhirnya juga ikut angkat bicara. Sedangkan Qiandra ia hanya diam mendengarkan perdebatan keluarga ini. Ia juga tak ingin terburu-buru menikah, belum lagi ia juga harus mengurus perusahaan mendiang orang tuanya yang sudah susah payah mereka rintis dari bawah.

"Oh iya.. Hari ini mama sama papa mau ke Tawang mangu, kalian mau ikut gak ? Sekalian Qiandra kenalan sama keluarga disana." tawar tante Amel. Ia sangat semangat ingin mengenalkan Qiandra kepada saudara-saudaranya.

"Kalau hari ini Qiandra gak bisa ma, soalnya nanti siang mau jemput Renata sekalian bantu dia beres-beres. Mungkin next time aja, gak apa-apa kan ma.." ada rasa tidak enak dihati Qiandra saat mengatakan itu kepada tante Amel. Tapi mau gimana lagi, daripada nanti Renata berubah pikiran.

"Oh ya udah.. Gak apa-apa, tapi nanti next time harus ikut yaa.." walaupun sedikit kecewa, tapi tante Amel mencoba untuk mengerti Qiandra. Mungkin dia ada kesibukan lain dan juga dia tidak bisa memaksakan kehendaknya.

"Maaf ya ma.." ucap Qiandra dengan rasa bersalahnya. "Tapi kalau Jason mau ikut gak apa-apa kok, biar nanti aku pulang naik taxi online aja."

"Iya sayang gak apa-apa.. Kalau kamu gak ikut, Jason juga gak boleh ikut. Harus Jason yang antar kamu pulang,  Mama gak kasih izin kamu naik taxi." tegas tante Amel kepada Qiandra yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Jadi mana mungkin ia membiarkan gadis itu pulang sendiri apa lagi sampai naik taxi. Tante Amel tidak tau saja, jauh di dalam lubuk hatinya Jason sedang berteriak bahagia mendengar ucapan sang mama.

"Cieee menantu kesayangan.." goda Jason sambil menarik hidung mungil Qiandra yang duduk disamping nya. Membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya karena kesal hidungnya ditarik oleh sang kekasih.
"Mama sama papa berangkat jam berapa ?" lanjut Jason.

"Setelah sarapan ini mama sama papa langsung berangkat." sahut tante Amel yang sedang membuatkan kopi untuk suaminya.

Setelah orang tua Jason berangkat Qiandra segera kedapur untuk mencuci piring bekas mereka sarapan tadi. Ia mencuci piring dengan tenang sampai akhirnya Jason memeluk pinggang ramping nya dari belakang. Qiandra terdiam kaku, tidak mempunyai kekuatan menolak perlakuan Jason padanya, tubuhnya seketika lemas. Posisi mereka begitu dekat. Ia bisa merasakan nafas Jason yang hangat berhembus disekitar telinga hingga lehernya.

Wajah Jason di tumpukan pada bahu Qiandra, "aku sangat mencintaimu, kamu adalah perempuan yang paling berharga dalam hidupku." bisiknya pelan. Pergerakan Qiandra terhenti ketika ia mendengar kata-kata itu dari mulut Jason. Namun tak dapat dipungkiri ia juga bahagia mendengar kata-kata itu dari laki-laki yang ia cintai.

~oOo~

14 Maret 2020

Jason membawa Qiandra ke salah satu restoran mewah yang ada dikota Semarang, ia mengajak Qiandra dinner tepat dihari jadi mereka yang baru menginjak usia satu bulan. Dengan bunga dan candlelight yang menghiasi meja makan tempat Qiandra dan Jason menambah kesan romantis yang sangat pas untuk sepasang anak manusia yang sedang di mabuk cinta.

"Gimana by.. Kamu suka ?" tanya Jason tanpa mengalihkan pandangan nya dari Qiandra yang menurutnya malam ini sangat cantik. Dengan memakai gaun berwarna peach yang sedikit lebih tinggi diatas lutut dan rambut panjang nya yang ia biarkan tergerai indah.

Gadis itu mengangguk kan kepalanya, ia tak menyangka laki-laki yang ada dihadapan nya ini mampu membuat hari-hari nya yang semula abu-abu kini lebih berwarna dengan kehadiran nya. Ia juga merasa beruntung dicintai oleh seorang Jason William yang diimpikan banyak kaum hawa diluar sana. Namun laki-laki itu tetap memilih dirinya. Bolehkah ia merasa bangga akan hal itu ?








Selamat pagi sayang2 ku.. Sudah sarapan belum ? Kalau aku sih belum. Udah kenyang ngehaluin Jason soalnya 😂😂

Aku minta mau minta tolong boleh ? Tolong like, komen & share cerita aku di sosmed kalian. Aku sangat.. Sangat berterima kasih banget buat kalian yang udah mau share cerita aku 😘

Enjoy and happy reading 😘
Selamat berhalu-halu ria di pagi hari ini 🤣

365 DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang