Part 30

1K 192 33
                                    

Renata menatap kalung berliontin cincin itu lama, kemudian beralih menatap wanita yang kini berdiri disamping nya.

Renata mengangguk dan hendak mengambil kalung itu, namun tiba-tiba seseorang datang dan merebut kalung itu dari tangan wanita yang kini berdiri bersama Renata.

"Tapi ini punya gue." Ucap Kenzie mengambil kalung itu dari tangan Andriana yang tidak lain adalah mama nya.

Sontak saja ucapan dari Kenzie itu membuat Renata dan juga yang lain nya tercengang.

"Ini punya kamu, mama menemukan nya tepat didepan pintu kamar kamu." Ucap Andriana dengan air mata yang sudah menganak.

#flashback on

Andriana berjalan menaiki tangga menuju kamar renata dan Desta yang ada dilantai dua. Pagi ini ia ingin meminta ke dua gadis itu untuk menemaninya berbelanja kebutuhan untuk acara reunian suami dengan teman lama nya malam ini. Ia hendak mengetuk pintu kamar Renata namun pergerakan nya terhenti ketika ia merasa menginjak sesuatu.

Andriana nampak terkejut ketika melihat benda yang tadi ia injak. Benda yang merupakan sebuah kalung berbandul sebuah cincin kecil yang dimana terukir beberapa digit angka yang Andriana ketahui itu adalah tanggal lahir. Seketika Andriana melupakan niat nya untuk meminta bantuan Renata dan Desta. Ia melangkahkan kakinya dan berjalan menuju kamar Kenzie yang berada disebelah kamar Renata.

"Ken.. Kenzie.. Mama boleh masuk ?" Ujar Andriana seraya mengetuk pintu kamar Kenzie.

"Masuk aja Ma.. Pintunya gak Kenzie kunci kok." Sahut Kenzie dari dalam.

Andriana menutup pintu kamar Kenzie dan menghampiri anak laki-lakinya itu. "Ini punya kamu, tadi mama gak sengaja nemuin di depan kamar nya Renata." Ucap Andriana seraya memberikan kalung berbandul cincin itu.

Kenzie mengerinyitkan dahinya melihat kalung itu lalu mengeluarkan kalung dengan bandul cincin yang tertup kaos hitamnya.

"Punya aku masih ada kok Ma.." ucap Kenzie dan membuat Andriana membelalak kan matanya ketika mendengar ucapan Kenzie. "Jangan-jangan..." Kenzie tidak melanjutkan ucapan nya ketika melihat sang mama keluar dari kamar nya.

"Pa.. Papa.." teriak Andriana memanggil suami nya sembari menuruni tangga.

"Ada apa sih Ma.. Pagi-pagi udah teriak-teriak aja." Ujar Edrick ketika Andriana sudah berada didepan nya.

"Pa.. Sini ikut mama sebentar." Ujar Andriana dan menarik tangan suaminya itu menuju kamar mereka.

"Ada apa Ma.." bingung Edrick melihat tingkah istri nya.

Andriana menunjukkan kalung berbandul cincin yang ia temukan di depan kamar Renata tadi kepada Edrick.

"Mama nemuin kalung ini di depan kamar Renata." Ujar Andriana menggebu-gebu.

Edrick hanya tersenyum mendengar ucapan istrinya. "Itu kan punya Kenzie Ma.. Mungkin jatuh pas dia mau kekamar." Santai Edrick.

"Ih.. Nggak Pa, ini bukan punya Kenzie. Tadi mama sudah tanya sama dia dan Punya Kenzie masih ada." Ujar Andriana yang sedikit kesal dengan suaminya.

"Ma.. Pa.." Ucap Kenzie yang tiba-tiba masuk kekamar orang tuanya. "Kenzie curiga kalau kalung itu milik Desta atau Renata." Ucap nya mencurigai ke dua sahabat Qiandra dan Diandra yang kini tinggal bersama mereka.

Edrick duduk ditepi ranjang, ia teringat dengan ucapan mendiang adiknya sebelum adiknya meninggal beberapa tahun yang lalu.

"Papa yakin kalung itu milik Renata." Ujar Edrick. "Dulu Om Fery pernah bilang sama papa kalau dia menemukan seorang anak perempuan yang merupakan sahabat Qiandra dan Diandra. Anak perempuan itu memiliki tahi lalat di jari manis sebelah kirinya seperti Keisya adik kamu yang hilang." Edrick menceritakan obrolan nya dengan Fery beberapa tahun yang lalu saat mereka bertemu di Singapore tepat nya sebelum kecelakaan pesawat itu menimpa adik dan adik ipar nya yang merupakan orang tua Qiandra.

365 DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang