Part 11

2K 271 40
                                    

"Diandra ngomong apa aja ?" Jason menunduk kan kepala nya untuk menatap Qiandra yang ternyata juga sedang menatap nya. Ia lalu menceritakan apa saja yang ia katakan kepada Diandra.

Qiandra menatap Jason dengan tatapan horornya setelah mendengar cerita Jason. Ia mencubit gemas perut six-pack Jason yang tertutup kaos hitam, membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.

"Kebiasaan banget ya kalau ngomong kata-katanya gak pernah difilter." Kesal Qiandra. "Nanti kalau Diandra dan yang lain nya berpikiran macam-macam gimana ?"

"Ceritain aja yang sebenarnya kalau kita itu gak ngapa-ngapain selain tidur." Santai Jason.

"Kalau mereka gak percaya ?" Qiandra bertanya masih dengan rasa kesalnya terhadap Jason.

"Yaaa.. kita buat aja apa yang mereka pikirkan itu jadi kenyataan..." Sahut Jason.

"Sem...hfthhhh.." Qiandra tak dapat lagi melanjutkan kata-katanya karena kini Jason kembali melumat bibirnya dengan intens. Qiandra memukul pelan dada Jason agar laki-laki itu menghentikan ciuman nya. Namun bukan nya berhenti, Jason malah semakin gencar mencium bibir gadis itu kemudian mengigit gemas bibir Qiandra da setelah itu melepaskan bibirnya dari bibir kekasihnya.

~oOo~

Zea, Renata dan Bryan saat ini berada dikediaman Diandra untuk mengambil pakaian kerja milik Qiandra.

"Kalian mau ikut masuk atau nunggu dimobil aja ?" Tanya Zea kepada Renata dan Bryan.

"Gue nunggu dimobil aja ya Ze..?" Sahut Renata terlihat tidak bersemangat.

"Gue juga." Sahut Bryan, yang mendapat anggukan dari Zea. Gadis itu segera keluar dari mobilnya dan masuk kedalam rumah Diandra meninggalkan Renata dan Bryan didalam mobil nya.

Hening, tidak ada pembicaraan sama sekali antara Renata dan Bryan. Keduanya sama-sama enggan untuk memulai pembicaraan. Renata yang tidak ingin membahas Evan dan Bryan yang merasa tidak enak kepada Renata karena Koko dan mama nya.

"Gimana rasanya ketemu sama Diandra lagi ?" Renata membuka suaranya untuk memecah keheningan sekaligus ingin mengetahui apakah Bryan masih menyukai Diandra seperti waktu mereka kuliah dulu. Ataukah perasaan Bryan sudah lama hilang untuk sahabat nya itu.

"Senang dan gugup." Sahut Bryan. "Meskipun Diandra dan Qiandra saudara kembar dan wajah mereka sangat mirip tapi ada satu sisi yang menarik dari Diandra dan membuat gue sangat merindukan nya." Lanjutnya.

"Lo masih suka sama Diandra ?" Tanya Renata lagi. Bryan menganggukkan kepala nya penuh keyakinan. "Walaupun sekarang dia mempunyai kekurangan ?" Renata menoleh kearah Bryan yang duduk dikursi belakang dan sontak saja Bryan nampak terkejut dengan pertanyaan dari Renata. "Diandra mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan itu dan perlu waktu yang gak sebentar buat dia bisa jalan lagi."

Untuk beberapa saat Bryan terdiam mendengar pernyataan dari Renata.
"Gue nerima Diandra apa adanya kok Re.." ucap Bryan tanpa keraguan.

"Syukurlah kalau gitu.. gue harap Lo bisa bantu Diandra untuk melewati keterpurukan nya seperti sekarang ini." Ucap Renata. "Meskipun Diandra kelihatan kuat dan tegar padahal sebenarnya dia sangat rapuh dan gue yakin saat ini dia sedang menangis sendirian."

"Iya Re.. Gue akan berusaha semampu gue." Sahut Bryan, ia tak lagi melanjutkan kata-katanya ketika dilihatnya Zea sudah keluar dari rumah Diandra dan berjalan menuju mobilnya dengan membawa papperbag ditangan nya.

"Udah Ze ?" Tanya Renata.

"Udah nih.." sahut Renata sambil menunjuk papperbag yang dibawanya.

"Dimana hotelnya ?" Tanya Zea.

365 DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang