Part 20

1.7K 302 107
                                    

Hallo everyone.. Aku kembali 😁
Aku cuma mau mengingatkan Dipart ini banyak adegan uwu bertebaran. Diharapkan kepada readers untuk tidak baper apa lagi sampai kejang-kejang ketika membaca part ini.

Enjoy and happy reading 😘





Helen terlihat cantik dengan kebaya berwarna biru muda dan make up natural yang semakin menambah kecantikan nya. Helen menarik lalu kemudian membuang nafasnya secara teratur untuk mengurangi degub jantung nya yang seakan akan ingin keluar dari tempatnya.
Karena malam ini akan menjadi malam spesialnya, dimana Devan Adithama laki-laki yang sudah dipacari nya sejak tiga tahun lalu akan melamar nya secara resmi dan di saksikan oleh orang tua dan keluarga mereka.

"Ci.. Cici.. Aku sama Diandra boleh masuk gak ?" Ujar Qiandra sembari mengetuk pintu kamar Helen.

"Masuk aja Qi.." sahut Helen.

"Cici cantik banget." Ujar diandra "btw selamat ya.." lanjutnya.

"Terima kasih Di.. kamu juga cantik." Sahut Helen. "Kalian cuma berdua ? Renata mana ?" Ujar Helen yang tidak melihat Renata ketika Qiandra dan Diandra datang.

"Renata bareng sama ko Evan, Bryan dan tante Eveline." Sahut Qiandra.

"Lho Diandra kok gak bareng sama Bryan ?" Bingung Helen.

"Yah tadi nya sih mau bareng ci, tapi kasian sama Qiandra dia gak ada yang jemput." Ujar Diandra, lalu melihat Qiandra sebentar berniat untuk menggoda Qiandra.

"Kan bisa minta jemput sama Jason.." ujar Helen.

"Ya kali ci, aku minta jemput sama Jason. Kan Jason sibuk bantuin Cici sama mama." Sahut Qiandra.

"Bantuin apaan.. Orang dia seharian kerjaan nya cuma main game." Dan tanpa Helen, Qiandra dan Diandra sadari orang yang mereka bicarakan tengah berdiri didepan pintu kamar Helen dan mendengarkan percakapan ketiga gadis itu.

"Cici bisa diam gak.. Gak usah jadi kompor." Kesal Jason, ia menatap kakak perempuan nya itu dengan tatapan tajam. "Hai sayang.." lanjutnya lalu berjalan mendekati Qiandra dan mencium pucuk kepala gadisnya itu.

"Siapa yang jadi kompor.. Emang bener kan kerjaan lo hari ini cuma main game." Ujar Helen, tatapan nya pun tak kalah tajam dari Jason.

"Cici lupa siapa yang bantuin mindahin sofa diruang tengah ?" Ia hampir saja berteriak kepada kakak tercintanya itu. "Ayo sayang kita temuin mama." Jason merangkul pinggang ramping Qiandra lalu membawanya keluar dari kamar Helen.

"T-tapi by.." Jason meletak kan jari telunjuk nya dibibir Qiandra, memintanya untuk tetap diam.

"Sshhhtt.." lanjut Jason. Qiandra hanya diam menuruti keinginan Jason. Namun bukan nya menemui mama nya, Jason justru membawa Qiandra kekamar nya.

"Lho kok ke kamar kamu ? Katanya mau ketemu mama ?" Bingung Qiandra.

"Aku dulu baru mama." Jason memeluk Qiandra setelah ia memastikan pintu kamarnya tertutup.

"M-maksudnya ?"

"Aku kangen." Ujar Jason dengan manja, ia semakin mengeratkan pelukan nya kepada Qiandra. Qiandra hanya diam, namun ia tetap membalas pelukan dari Jason.

"Maaf.." bisik Qiandra. Ia merasa bersalah karena pergi ke Paris tanpa memberitahu Jason dan membiarkan Jason mencari dan mengkhawatirkan nya.

Jason melepaskan pelukan nya ketika mendengar permintaan maaf dari kekasihnya itu.

"Sshhttt.. Kamu gak salah." Ia menangkup pipi Qiandra dan sedetik kemudian Jason mengecup bibir Qiandra dengan lembut.

~oOo~

365 DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang