14 Februari 2020
Disebuah cafe aesthetic dikota semarang Jason William Winata, seorang pengusaha muda yang memiliki IQ di atas rata-rata, sedang mengungkapkan perasaan nya kepada seorang gadis cantik, sederhana dan periang, gadis itu bernama Qiandra Caroline.
"I love you .. let's have a relationship more than friendship"
Qiandra mengerjapakan matanya beberapa kali untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar dengan ucapan Jason. Dan meyakinkan dirinya bahwa ini bukan lah mimpi, melainkan sebuah kenyataan yang manis. Lalu kemudian ia menganggukan kepalanya sebagai jawaban bahwa ia menerima pernyataan cinta Jason. Hingga membuat tepuk tangan dan suara riuh dari teman-teman nya.
Jason mencium punggung tangan Qiandra beberapa kali, binar kebahagiaan terpancar jelas dari matanya.
"Cium.. Cium.. Cium.." terdengar teriakan dari Bryan sepupu sekaligus sahabat Jason yang kemudian diikuti oleh Evan kakak dari Bryan juga Renata kekasih Evan juga sahabat baik Qiandra sejak mereka duduk di bangku SD.
Qiandra menunduk malu karena ulah Bryan dan teman-teman nya, namun tiba-tiba dagunya diangkat oleh Jason kemudian "cup.." Jason mendaratkan bibirnya di bibir Qiandra dan dalam hitungan detik Jason kembali menarik bibirnya menjauh dari bibir Qiandra.
Qiandra semakin menundukan kepalanya karena malu dengan aksi tiba-tiba Jason, pipinya memanas dan ia yakini pipinya sekarang semerah tomat.
"Kok cuma sebentar sih.. Gue kan belum sempat mengabadikan moment kalian." kesal Bryan ia baru saja ingin menyalakan kamera ponselnya. "Ulang lagi dong.."
Namun keinginan Bryan itu harus kandas seiring lemparan bantal sofa yang ada dicafe itu, siapa lagi pelakunya kalau bukan Jason.
"Berisik banget sih lo Bry.." kesal Jason. "Yang lo maksud mau mengabadikan itu, mau lo sebarin disosmed kan.." semprot Jason.
"Apaan sih lo Je.. Jangan solimi lo sama gue." ucap Bryan yang juga kesal dengan tuduhan Jason. "Gue kalau udah dituduh gitu, jadi pengen gue sebarin beneran deh, lumayan kan gue bisa pansos."
"Berani lo sama gue, gue pindahin tugas ke luar kota tau rasa lo." Jason semakin kesal dengan Bryan, berani-beraninya dia mau nyebarin kisah percintaan bos nya sendiri.
"Yee.. Main ancam-ancam aja.. Mentang-mentang bos." gerutu Bryan yang semakin kesal dengan ucapan Jason namun tak lagi dihiraukan Jason, ia lebih memilih menikmati pemandangan indah yang ada didepan nya, apa lagi kalau bukan wajah Qiandra yang baru beberapa menit lalu menjadi kekasihnya.
Setelah dua tahun melakukan pendekatan dengan Qiandra akhirnya ia bisa meluluhkan hatinya. Menurut Jason Qiandra bukan gadis sembarangan, ia tidak mudah untuk didekati bahkan ia hampir menyerah kalau saja tidak mendapat support dari ke dua sepupunya dan juga bantuan dari Renata untuk meyakinkan Qiandra bahwa Jason adalah sosok laki-laki yang baik.
Selain itu Jason juga sempat ragu untuk membawa Qiandra masuk kedalam kehidupan nya. Karena meskipun Jason bukan seorang artis, tapi wajah Jason selalu menghiasi setiap majalah bisnis, sebagai pengusaha muda yang sukses dan berbakat. Banyak kaum hawa yang menginginkan Jason jadi pendamping hidupnya. Terakhir kali ia dekat dengan perempuan sekitar dua tahun lalu, namun perempuan itu memilih mundur karena tidak kuat dengan teror dan ancaman dari para perempuan lain yang sangat menginginkan Jason.
"Aku ke toilet sebentar ya.. Kebelet" ucap Qiandra dan tanpa menunggu persetujuan yang lain nya ia langsung melangkahkan kakinya menuju tolilet. Sepeninggal Qiandra, Renata pun membuka suara nya, ia ingin mengatakan sesuatu kepada Jason yang sedari tadi ditahan nya.
"Je.. Gue minta sama lo tolong jaga Qiandra baik-baik ya, setelah kedua orang tuanya meninggal dan adiknya memutuskan untuk kembali ke singapore, dia gak punya siapa-siapa lagi di sini. Tolong jangan sakitin dia Je, hidup Qiandra itu gak mudah lo tau kan ?." ujar Renata panjang lebar kepada Jason, ia sebenarnya ingin menceritakan tentang Qiandra lebih banyak lagi kepada Jason namun Qiandra sudah kembali dari toilet dan membuatnya harus mengalihkan topik pembicaraan.
Orang tua Qiandra meninggal sekitar satu tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan pesawat saat mereka akan melakukan perjalanan bisnis ke singapore, yaitu kekantor pusat yang kini dipimpin oleh Diandra, adik Qiandra. Sedangkan Qiandra sendiri lebih memilih mengelola anak cabang yang ada di Semarang dengan alasan ia tak ingin meninggalkan tanah kelahirannya.
Suasana hening ketika Qiandra kembali bergabung dengan Jason dan yang lainnya. Membuat ia mengerutkan kening nya.
"Udah ketoiletnya ?" tanya Jason memecah keheningan yang tercipta.
"Belum. Ya udah lh by.. Kalau belum aku gak mungkin ada disini." lembut Qiandra kepada Jason, kemudian ia beralih menatap Renata. Sahabat sekaligus orang kepercayaan Qiandra.
"Re.. Mulai besok lo pindah kerumah gue aja deh.. Gue gak ada teman dirumah, dari pada lo sendirian diapartemen." Ya Qiandra memang sudah lama berniat ingin mengajak Renata tinggal dirumah nya, namun baru hari ini ia mengatakan nya.
"Kenapa Qi.. Kok mendadak ? Emang bi inem sama pak udin kemana ? Pulang kampung ?" sahut Renata dengan sederet pertanyaan. Bi inem dan pak udin yang dimaksud Renata adalah sepasang suami istri yang bekerja dirumah Qiandra sejak Qiandra dan Diandra masih kecil dan sudah dianggap Qiandra dan Diandra keluarga sendiri.
"Ada sih.. Tapi sejak Diandra kembali ke Singapore rumah jadi semakin berasa sepinya." Qiandra menundukkan kepalanya setelah mengucapkan itu. Bulir air mata sudah keluar membasahi pipinya. Jason yang menyadari itu pun segera membawa Qiandra kedalam pelukan nya.
"Hei.. Sayang jangan nangis lagi dong." bukan nya berhenti, tangis Qiandra semakin pecah didalam pelukan Jason.
"Qi.. Lo jangan nangis lagi ya.. Gue mau kok tinggal sama lo.. Tapi lo harus janji sama gue, lo gak bakalan sedih dan nangis lagi." kata-kata dari Renata bagaikan sebuah obat yang mujarab untuk Qiandra. Ia berhenti menangis dan melepaskan pelukan Jason yang sedari tadi memeluknya.
Jason meletak kan tangan nya di bahu Qiandra, membuat Qiandra kini saling berhadapan dengan nya.
"Sayang.. Kamu jangan sedih lagi ya.. Kamu gak sendiri, kamu punya aku, punya Renata, ko Evan dan Bryan. Kamu juga masih ingat kan pesan mama sama papa aku, kalau kamu rindu sama mendiang orang tua kamu, kamu bisa datang kerumah. Pintu rumah selalu terbuka buat kamu." panjang lebar Jason. Qiandra memang sudah dekat dengan keluarga Jason karena mendiang papanya dan papa Jason sudah bersahabat sejak mereka SMP dan mereka juga rekan bisnis yang selalu bekerja sama.
Qiandra menganggukkan kepalanya, namun air mata kembali keluar dari mata indah nya. Jason mengusap air mata Qiandra menggunakan ibu jarinya dengan lembut.
"Kalau kamu mau, kamu nginap dirumah aja malam ini.. Mama pasti senang kok, kan selama cici kuliah di paris mama gak punya teman dirumah." tawar Jason membuat Evan dan Bryan mendelik kan matanya.
"Alaaa itu sih cuma akal-akalan kamu aja Je, biar bisa dekat terus sama Qiandra." ledek Evan yang juga mendapat dukungan dari Bryan dan Renata.
"Aahhh apaan sih lo semua, niat gue kan baik biar Qiandra gak kesepian." sungut Jason. "Gimana by.. Kamu mau kan ? Lagian besok kan juga hari minggu."
"Jangan mau Qi.." ucap Bryan cepat yang membuat nya sekali lagi mendapat lemparan bantal sofa dari Jason. "Sekali lagi lo ngomong yang aneh-aneh lo yang gue lempar." Bryan yang melihat perubahan wajah Jason pun mendadak diam, ia tak berani lagi mengeluarkan sepatah kata pun.
~oOo~
"Kamu serius sama tawaran kamu tadi ?" tanya Qiandra kepada Jason ketika mereka sudah diperjalanan untuk pulang.
"Ya serius lah by.. Sejak kapan aku gak serius sama kamu." jawab Jason cepat. Qiandra terlihat menimang-nimang kembali tawaran Jason di cafe tadi.
"Aku boleh meluk mama kamu gak ?" tanya Qiandra lagi kemudian ia menundukkan kepala nya. "Aku merindukan pelukan seorang ibu by." kali ini suara Qiandra sedikit bergetar. Jason tak lagi menjawab ucapan Qiandra. Ia melajukan mobilnya dengan cepat, agar segera sampai kerumah nya.
Jason kini sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Ia kemudian turun dan membuka kan pintu untuk Qiandra. Pintu rumah terbuka dan keluarlah seorang perempuan berumur 45 tahunan.
"Qiandra..." ucap wanita itu. Lalu Qiandra berhambur ke pelukan wanita yang tadi memanggil namanya.
Hai.. Selamat sore guys, aku kembali lagi dengan cerita halu ko Jason 😂 semoga kalian suka yaa.. 😘 jangan lupa like, komen dan share yaa.
Peluk sayang untuk kalian semua 🤗😚
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Day
Fanfiction"Anniversary kita yang ke satu tahun masih kurang 6 jam lagi. Tapi kenapa kamu pergi meninggalkan ku tanpa kata kata perpisahan." -Jason William Winata- "Kamu adalah hadiah terindah dari Tuhan untuk ku" -Qiandra Caroline- Cover by: ig: @kiftiaaa_ Wa...