Part 7

2K 281 60
                                    

"Gue lagi nongkrong lho sama ko Evan dan Jason di tempat biasa." shaut Bryan dengan senyum misteriusnya.

"Terus ?" tanya Renata yang tak mengerti dengan maksud Bryan.

"Lo mau tau gak disini juga ada siapa ?" kemudian Bryan mengarahkan kameranya kearah Evan dan Jason yang disamping mereka ada dua perempuan yang tak Renata kenal. Evan terlihat sangat dekat dengan perempuan itu dan seketika membuat Renata terbakar api cemburu.

"Evaaannn..." teriak Renata dan kali ini suaranya terdengar oleh Evan dan Jason. Membuat Qiandra yang sedang membuka isi galeri di ponsel Diandra dan Zea yang sedang mengerjakan tugasnya untuk bahan meeting besok pagi terperanjat kaget. Tak jauh berbeda dari Qiandra dan Zea, Evan dan Jason pun tak kalah terkejutnya mendengar suara Renata yang menggelegar dari negeri sebrang.

Tubuh Evan mendadak kaku ketika melihat wajah kekasihnya terpampang dengan jelas di ponsel sang adik.

"Rasain lo ko.." teriak Jason sambil menertawakan Evan. Namun sedetik kemudian ia menghentikan tawanya secara tiba-tiba ketika melihat wajah gadisnya berada disamping Renata. Sementara Bryan sedang menahan tawanya ketika melihat ekspresi kedua saudaranya.

"Bagus ya kalian.. Kita disini lagi sibuk ngurusin perusahaan dan ngurusin Diandra, kalian malah enak-enakan nongkrong sama cewek." omel Renata dengan tatapan yang seakan menguliti Evan. Sedangkan Qiandra hanya diam seribu bahasa lalu kemudian gadis itu berlalu pergi dari depan kamera ponsel Renata. Tapi itu justru membuat Jason gelabakan dan ketakutan.

"Pantes ya.. Seharian gak ada kabar tau-taunya lagi asik jalan sama cewek lain." ujar Renata dengan nada sinis.

"Sayang aku.. Aku bisa jelasin." gugup Evan. Renata tersenyum miring sebelum akhirnya ia berkata.

"Selama aku disini, selama itu juga aku akan mikirin gimana caranya balas dendam sama kamu." setelah mengatakan itu Renata mematikan sambungan video call nya. Gadis itu hampir saja membanting ponselnya jika saja dia lupa bahwa ponselnya itu baru dia beli beberapa bulan yang lalu.

Jason tengah sibuk menghubungi Qiandra, namun gadis itu tak kunjung menerima panggilan nya. Bahkan ia sudah mengirimi kekasihnya itu berpuluh-puluh pesan tapi hasilnya tetap sama tidak ada satupun balasan dari gadis itu. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Jason mendesah frustasi, ia menatap sengit kearah Bryan, begitupun dengan Evan ia menatap penuh dendam kepada adik tercintanya itu.

Sementara itu tersangka utama penyebab terjadinya perang dunia ketiga itu hanya menunjukkan wajah tanpa dosanya kepada kedua saudaranya, siapa lagi kalau bukan Bryan. Laki-laki itu tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapi kepada kedua saudaranya itu yang sudah dipastikan sebentar lagi mereka akan menyerangnya habis-habisan.

"Alice.. Cindy.. Gue, Jason sama Bryan duluan ya.. Kita mendadak ada urusan." ucap Evan kepada dua perempuan yang tadi ikut bergabung dengan mereka bertiga.

Kedua perempuan itu mengangguk dan tersenyum kepada Evan. "Oke Van.. Take care and see you next time." ucap Alice sebelum Evan pergi menyusul Bryan dan Jason yang lebih dulu keluar dari cafe itu.

"Lo liat aja Van, gue gak bakalan nyerah buat dapetin hati lo dan gue bersumpah akan buat lo meninggalkan perempuan itu." ucap salah satu dari perempuan yang tadi bergabung dengan Evan, Jason dan Bryan.

"Gue juga bersumpah akan membuat Jason kembali menatap gue lagi." timpal perempuan yang satunya dengan senyum licik yang tersemat dibibir nya.

~oOo~

*At Changi bay Singapore*

Renata semakin keras mengetuk kan jari-jarinya dimeja makan. Ia berpikir keras mencoba mengingat-ingat siapa perempuan yang tadi bersama dengan kekasihnya itu. Ia memang tidak mengenal perempuan itu, tapi wajah nya terasa sangat familiar. Gadis itu melirik kearah Qiandra yang tampak tenang dan seolah tidak terjadi apa-apa, membuat kedua sahabatnya bingung dengan sikap nya.

365 DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang