Part 33

331 49 15
                                    

"Sampai bertemu di pengadilan om Surya. Om gak lupa kan siapa saya ?" Ucap salah seorang gadis yang datang bersama Qiandra dan Diandra. Membuat dada Surya merasa sesak dan tubuh nya sedikit bergetar ketika melihat gadis itu tersenyum, bukan senyum manis yang membuat Surya terpesona melainkan senyum licik yang mampu membuat seorang Surya Adichandra ketakutan.

15 Agustus 2020

Empat orang gadis kini tengah bersantai dipinggiran pantai Kuta Bali, mereka tengah menikmati liburan, bersama dengan pasangan mereka masing-masing. Dan tiga dari lima gadis itu merayakan liburan terakhir mereka sebelum mereka bertiga melepas masa lajang nya. Ke tiga gadis itu tidak lain adalah Helen, Diandara dan juga Renata.

"Hah.. Akhirnya kita bisa kumpul sama-sama lagi, setelah ratusan episode drama yang kita lewati." Ucap Helen, sembari menghembuskan nafas lega. Ia bersyukur akhirnya Qiandra bisa bersama lagi dengan Jason adiknya.

"Iya Ci.. Aku juga seneng banget akhirnya kita bisa liburan sama-sama dan sebentar lagi kita akan menjadi keluarga." Sahut Diandra dengan senyum manis yang sejak tadi tersemat dibibir tipisnya.

"Ngomong-ngomong si Naomi gimana kabarnya ya ? Setelah ayah nya masuk penjara dan perusahaan juga sudah kembali menjadi milik Q&D Group ?" Ujar Renata yang entah kepada siapa.

"Kata orang-orang suruhan gue sih dia balik ke LA ikut mama nya yang nikah sama orang sana. Lagian ngapain sih Re lo mikirin dia ?" Ujar Desta yang kesal dengan pertanyaan Renata.

"Tau nih si Renata." Ujar Diandra yang juga ikut kesal. "Eh ngomong-ngomong ini saudara kembar gue kemana ya ? Dari tadi gak keliatan batang idung nya."

"Saudara lo gue kunciin dikamar." Sahut Renata dengan wajah tanpa dosanya. Membuat Diandra, Helen dan juga Desta terkejut.

"Heh.. Bisa-bisanya lo ngunciin sodara sendiri dikamar. Awas ya lo Re kalo sampai Qiandra kenapa-napa." Ujar Diandra seraya menyerput orange juice nya.

"Lo marahin aja si Jason sana.. Sekalian lo tanyain ke dia, kenapa dia nyuruh gue buat ngunciin Qiandra dikamarnya." Ucap Renata seraya menunjuk kearah Jason yang sedang mendekor salah satu meja yang berada di tepi pantai. Terlihat Evan, Bryan, Kenzie dan juga Devan, calon suami Helen membantu Jason menyiapkan sesuatu.

"Gue yakin Qiandra pasti sangat menyukai ini." Ucap Jason dengan puas melihat hasil dekoran nya yang dibantu saudara-saudaranya.

"Dihh.. Yakin Lo ?" Ujar Bryan dengan nada mengejek. Walau bagaimanapun, Bryan juga ikut bahagia melihat Jason bersama dengan Qiandra lagi setelah begitu banyak masalah dan kesalah pahaman yang terjadi diantara keduanya.

"Yakin banget gue.. Soalnya beberapa bulan lalu, Qiandra pernah ngomong kalau dia tuh pengen banget sekali-sekali dinner dipinggiran pantai kayak gini." Sahut Jason sambil mengingat-ingat kenangan manisnya bersama Qiandra, kekasihnya, gadis yang sangat ia cintai setelah ibu dan kakak perempuan nya.

"Gue ikut seneng atas hubungan kalian yang sekarang. Semoga kedepan nya tidak ada masalah dan kesalaha pahaman lagi." Ujar Evan menepuk bahu kiri Jason.

"Thanks Ko.. Lo juga Bry, gue gak tau bakal gimana nasib perusahaan kalau gak ada kalian." Tulus Jason kepada kedua sepupunya itu.

Sementara ditempat lain..
Seorang gadis tengah sibuk mondar mandir dikamar hotel. Ya, gadis itu adalah Qiandra. Yang sejak tadi pagi sudah dikurung oleh Renata didalam kamarnya atas perintah Jason.

Tak henti hentinya Qiandra mengeluarkan sumpah serapahnya kepada orang yang sudah dengan sengaja mengurungnya didalam kamar ini. Bukan hanya itu, ponselnya pun bahkan juga diambil oleh orang yang mengurungnya.

Qiandra bersumpah akan mematahkan tangan dan kaki orang yang sudah membuat nya terkurung dikamar mewah ini. Entah sudah berapa ratus kali Qiandra berjalan mengelilingi kamar hotel itu berharap ia menemukan cara agar ia bisa keluar. Dan disaat dirinya dalam kebingungan tiba-tiba pintu kamar hotel itu terbuka dan masuklah dua orang perempuan dengan membawa peralatan make up yang lengkap.

"S-siapa kalian ?" Gugup Qiandra, gadis itu gugup bukan karena ia takut. Melainkan gadis itu terkejut karena ada dua orang asing masuk kedalam kamarnya.

"Kami diperintahkan untuk mendandani nona Qiandra secantik mungkin." Ucap salah satu perempuan itu yang jika diperhatikan dengan teliti mereka adalah MUA.

"Siapa yang menyuruh kalian ?" Sinis Qiandra dan berharap kedua orang perempuan itu mengurungkan niat nya untuk mendandani nya.

"Sebaiknya anda duduk dengan manis dikursi itu sekarang, agar anda bisa tahu siapa dalang dibalik semua ini." Perintah kedua MUA itu yang juga tak kalah sinis, membuat Qiandra menggertakkan giginya marah. Namun mau tak mau ia menuruti perintah kedua perempuan tadi.

~oOo~

Qiandra tampil cantik dengan balutan dress berwarna hitam, gadis berdarah Semarang itu saat ini tengah memperhatikan pantulan dirinya yang ada di cermin besar. Wajahnya masih menunjuk kan raut kekesalan nya karena setelah dua orang MUa tadi selesai mendandani nya, ia kembali dikurung didalam kamar hotel ini.

Pintu kamar hotel yg ditempati Qiandra kembali terbuka dan menampilkan sosok gadis cantik yang melangkah dengan anggun masuk kedalam kamar itu tanpa meminta izin dari sang penghuni kamar.

"Sudah siap untuk kejutan selanjutnya princess?" Tanya gadis itu yang tidak lain adalah Desta, sahabatnya.

Qiandra hanya diam dengan wajah kesalnya karena sudah hampir seharian penuh ia dikurung di kamar mewah ini. "Kalian sedang mempermainkan ku ?"

"Oh.. Siapa yang berani mempermainkan anda princess.." ujar Desta dengan kalimat yang dibuat-buat dan senyum mengejeknya. Membuat Qiandra ingin menjambak rambut panjang gadis itu kalau saja Desta bukan sahabatnya. "Oh.. Ayolah Qi.. Jangan menunjukkan wajah kesal seperti itu. Lebih baik sekarang tutup mata Lo dengan kain ini agar Lo bisa segera bertemu dengan orang yang sudah membuat Lo terkurung dikamar mewah ini." Ucap Desta yang membuat Qiandra mau tidak mau menutup matanya dengan kain hitam yang sudah disiapkan oleh Desta.

~oOo~

Dengan perlahan Desta menuntun Qiandra kesebuah tempat yang Qiandra ketahui mereka tengah berada ditepi pantai, karena gadis itu mendengar deru ombak yang ditiup oleh angin. Lalu kemudian gadis itu mendudukkan Qiandra disebuah kursi.

"Gue bakalan buka penutup mata Lo, tapi Lo baru boleh buka mata dalam hitungan ke tiga, you understand ?" Ujar Desta yang hanya dibalas anggukan oleh Qiandra.

"Oke.. gue hitung ya.. Saaaaatuuu... Duuuaaaa.. tiiigaaa."

Qiandra membuka matanya dengan perlahan dan setelahnya gadis itu terpesona melihat banyak candle light yang menghiasi sisi kiri dan kanan jalan yang tadi ia lalui, karena sejak keluar dari kamar hotel matanya sudah tertutup oleh kain hitam yang dibawa Desta.

"Happy monthversary yang ke 6 bulan sayang.."















Hai.. Hai.. Hai.. I'm comeback guys 😭
Btw ada gak sih yang masih nungguin 365 Day ? Huhuu maaf ya baru bisa up sekarang.. Soalnya aku baru punya mood buat nulis lagi 🥺

365 DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang