"Gimana kalau Alice sama Evan kita jodohin aja, sebelumnya kan mereka juga pernah menjalin hubungan." Ucap Belinda, membuat Evan menegang mendengar nya. Takut kalau mamanya akan mengiyakan usul dari tante Belinda.
Dan jawaban dari Eveline sukses membuat Evan kembali terkejut dan menatap wanita yang sudah melahirkan nya itu dengan tatapan tak percaya nya.
"Yaahhh gimana ya.. Evan sudah punya calon, bentar lagi mau tunangan." Sahut Eveline, membuat Evan beberapa kali mengerjapkan matanya mendengar jawaban sang mama. "Ini aku sama Evan habis nyari cincin tunangan nya Evan." Lanjut mama Evan. Membuat Alice dan mama nya menganga tak percaya.
"Siapa calon nya tante ? Kok belinya gak sama-sama ?" Tanya Alice, karena ia yakin calon nya pasti bukan Renata. Pasalnya ia tau tante Eveline tidak menyukai Renata.
"Renata.. kamu juga kenal kan ? Sekarang dia lagi perjalanan bisnis ke Singapore, makanya gak bisa ikut." Tidak hanya Evan yang terkejut, Alice dan mama nya pun juga sama terkejutnya mendengar jawaban dari Eveline.
"Mama serius ? Kok mama gak ngasih tau aku ?" Tanya Evan yang masih tidak percaya dengan jawaban Sanga mama.
"Iya Van.. mama serius." Jawab Eveline dengan senyum keibuan nya. "Tadinya mama mau ngasih surprise buat kamu sama Renata pas kalian pulang dari Singapore, tapi ya mau gimana lagi mama keceplosan."
"Ya udah deh aku pura-pura gak tau aja." Sahut Evan dengan senyum syukurnya. Ia tak menyangka mama nya yang dulu sangat menentang hubungan nya dengan Renata, justru menyiapkan sesuatu yang tidak pernah ia duga.
Sedangkan Alice, gadis itu langsung pergi tanpa sepatah kata pun yang kemudian disusul mamanya. Namun Evan tak peduli dengan hal itu, ia menggenggam tangan mamanya dan berkali-kali mencium tangan wanita yang sudah melahirkan nya itu sebagai ucapan terima kasih karena sudah merestui hubungan nya dengan Renata.
~oOo~
Qiandra melepaskan tangan Jason yang menindih perutnya secara perlahan agar tidak membangunkan laki-laki itu. Ia mendudukkan dirinya dan melihat kearah papperbag yang ada diatas sofa. Gadis itu secara perlahan turun dari ranjang dan membawa kaki jenjang nya berjalan menuju sofa tersebut untuk melihat isi papperbag. Qiandra tertegun melihat isi dari papperbag itu, seingatnya semalam ia tidak membawa pakaian kerja, bahkan ponselnya saja tertinggal dirumah sakit gara-gara ulah Jason yang menyeretnya kesini.
Sedangkan Jason dengan mata yang masih terpejam ia meraba-raba sisi ranjang yang tadi malam ditempati Qiandra untuk mencari keberadaan gadis itu. Merasa tak menemukan sosok Qiandra disamping nya, Jason perlahan membuka matanya lalu mendudukkan dirinya diatas ranjang dan melihat sosok gadis yang tadi dicarinya. Ia bangkit dan menghampiri Qiandra yang masih memasang raut kebingungan.
"Pagi sayang.." sapa Jason lalu mengecup pipi kiri Qiandra dengan lembut. Bukan nya menjawab sapaaan Jason, Qiandra justru menanyakan sesuatu yang mampu membuat Jason tersenyum melihat raut kebingungan gadisnya.
"Pakaian kerja, sepatu sama tas aku kok bisa ada disini ?" Tanya Qiandra.
"Renata sama sahabat kamu yang satunya itu nganter kesini tadi malam." Sahut Jason berusaha menyembunyikan senyumnya.
"Zea maksud kamu ? Bukan nya kamu bilang kemarin kamu minta Renata buat nitipin pakaian aku sama Bryan ? Kok jadi mereka yang nganter kesini ?" Jason mengangkat bahunya acuh, lalu berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Qiandra tanpa berniat menjawab pertanyaan kekasihnya.
"By.." teriak Qiandra. Namun tak dihiraukan oleh Jason, membuat gadis itu mengumpat dalam hatinya.
Sementara itu dirumah sakit..
Diandra kini tengah menikmati sarapan nya dengan disuapi oleh seorang laki-laki yang membuat Diandra terkejut dengan kehadiran nya. Pasalnya laki-laki itu sudah ada di ruang inap nya ketika ia baru saja membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Day
Fanfiction"Anniversary kita yang ke satu tahun masih kurang 6 jam lagi. Tapi kenapa kamu pergi meninggalkan ku tanpa kata kata perpisahan." -Jason William Winata- "Kamu adalah hadiah terindah dari Tuhan untuk ku" -Qiandra Caroline- Cover by: ig: @kiftiaaa_ Wa...