Part 13

1.9K 299 54
                                    

Hai guys.. i'm combeck untuk memperlancar halu kalian..
Oh iya, sebelumnya jangan lupa diapain cemilan untuk menemani halu kalian, karena part ini lumayan panjang kurang lebih 3036 Word 😁

Enjoy and Happy Reading ☺️
Jangan lupa Vote dan komen kalian selalu aku tunggu, biar aku makin semangat up nya 🥰😘












"Mau ngapain lo disini.." Ucap Qiandra dengan sakratis dan tak lupa tatapan tajam ia berikan kepada laki-laki yang merupakan mantan kekasih dari saudara kembar nya itu. Seketika ruangan itu hening, baik Diandra, Bryan, maupun Jason tak berani membuka suara mereka melihat ekspresi yang sangat dingin dari Qiandra. Bahkan Noah mantan kekasih Diandra pun tidak berani menjawab pertanyaan dari Qiandra.
Dan Jason yang dibuat terkejut dengan sikap Qiandra yang baru pertama kali ia lihat itu. Ia tidak menyangka kekasihnya yang terlihat manja dan sangat lemah lembut itu juga bisa bersikap semenyeramkan itu.

Pintu kembali terbuka, membuat ke lima orang yang ada diruangan itu menoleh secara bersamaan kearah pintu.

"Good morning.." sapa Zea dan Renata ketika pintu sudah terbuka. Mereka tidak menyadari ketegangan yang terjadi didalam ruangan itu, hingga Renata dengan santai nya menggoda Qiandra.

"Gimana tadi malam tidur nya Qi ? Nyenyak ?" Bryan menaruh jari telunjuknya didepan bibir untuk memberi isyarat kepada Renata agar gadis itu menutup mulutnya, namun Renata sama sekali tak menghiraukan isyarat dari Bryan dan semakin menggoda Qiandra.

"Kok diam Qi.. Sudah gak usah malu, kita semua taaa.."

"PERGI..!!" teriak Qiandra dengan tatapan tajam nya dan menunjuk kearah pintu. Renata tertegun ketika melihat raut wajah Qiandra yang tidak bisa dikatakan sedang baik-baik saja. "Lo gak Tuli kan ? Gue bilang pergi ya pergi.. Gue gak mau melihat orang yang sudah menyebabkan saudara gue jadi seperti ini ada disini." Noah mengepalkan tangan nya hingga buku jarinya memutih, ia balas menatap Qiandra dengan tatapan tajam namun gadis itu tak merasa takut sedikit pun. Dan lagi Noah meninggalkan ruangan itu tanpa sepatah kata pun. Ia selalu kalah telak ketika berhadapan dengan Qiandra.

"Lain kali kalau dia datang nemuin lo, usir aja." Ujar Qiandra dengan nada yang sedikit lembut dan berjalan menghampiri ranjang sang adik. "Lo udah sarapan Di ?" Tanya Qiandra ketika melihat mangkok bubur yang berada diatas nakas dan disamping nya ada sebuoquet bunga mawar putih.

"Sudah tadi dibantuin sama Bryan." Sahut Diandra sambil menatap lekat wajah saudara kembarnya itu. Semenjak kepergian kedua orang tua mereka Diandra menyadari bahwa saudaranya itu sedikit berubah, Qiandra yang dulu tidak pemarah dan tidak gampang tersulut emosi seperti ini. Bahkan masih jelas diingatan nya, dulu ketika gadis itu ditinggalkan oleh mantan kekasih nya, Qiandra hanya bisa menangis dan mengurung diri dikamarnya. Berbeda dengan sekarang, Qiandra saat ini seperti mempunyai kepribadian ganda dan sangat sulit untuk ditebak.
"Kalian ngapain pagi-pagi kesini ? Bukan nya pagi ini kalian ada meeting ?" Lanjut Diandra, sembari menatap ketiga perempuan yang berada didepan nya secara bergantian.

"Gue mau ngambil ponsel.." Sahut Qiandra singkat.

"Bukan nya ponsel lo sudah dibawa Renata ?" Ujar Diandra.

"Gue lupa ngasih tadi malam." Sahut Renata diserati dengan cengiran nya. Lalu mengeluarkan ponsel milik Qiandra dari dalam tasnya.

"Udah kalian pergi sana.. sebentar lagi dokter datang, gak enak kalau banyak orang dikamar gue." Usir Diandra kepada ke lima orang yang ada diruangan itu. "Oh iya Je.. nanti kalau meeting tolong bersikap profesional ya.."

"Emang kenapa ?" Bingung Jason yang tidak mengerti maksud dari ucapan Diandra.

"Kan yang mimpin meeting nanti Qiandra." Ujar Diandra. Dan ucapan dari Diandra itu membuat Jason serta Bryan terkejut.

365 DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang