"Sekarang lo beresin barang-barang lo, mumpung bi Inem sama pak Udin lagi kepasar." Ucap Diandra. Qiandra pun menuruti ucapan Diandra, ia beruntung mempunyai saudara seperti Diandra yang sangat mengerti dengan perasaan nya walapun sebenarnya ia sangat berat untuk meninggalkan Diandra pergi. Namun apa boleh buat, ia juga harus menenangkan hatinya yang saat ini juga sedang terluka karena seseorang.
"Lo udah punya tujuan kemana lo mau pergi ?" Tanya Diandra. Qiandra mengangguk sebagai jawaban bahwa ia sudah tau akan pergi kemana. Gadis itu berencana untuk menemui seseorang yang sudah lama ia kenal, bahkan keluarga mereka pun memiliki hubungan yang sangat baik.
"Nanti kalau gue sudah sampai disana, gue bakal ngabarin dan ngasih tau lo menggunakan nomer baru." Ucap Qiandra.
"Gue janji kemana pun lo pergi, gue gak akan ngasih tau siapapun. Cuma gue yang tau dan saran gue lo jangan pergi ke Singapore, karena Jason akan dengan mudah menemukan lo." Ujar Diandra, gadis itu menarik nafasnya dengan berat kemudian menghembuskan nya secara perlahan. "Sekarang lo buruan pergi sebelum Renata dan Bi Inem pulang. Sebentar lagi taksi online nya juga datang."
Qiandra berjalan keluar dari kamarnya diiringi dengan Diandra dibelakang nya. Tak berapa lama taksi online yang dipesan Diandra pun datang, kedua saudara kembar itupun saling berpelukan.
"Jaga diri lo baik-baik ya Qi.. Jangan sampai lo melukai atau pun melakukan hal yang membahayakan nyawa lo." Pesan Diandra.
"Lo juga ya Di.. Maaf gue sementara harus ninggalin lo." Qiandra melepaskan pelukan nya dari Diandra dan segera memasukkan barang bawaan nya kedalam bagasi dibantu oleh supir taksi itu.
~oOo~
Setelah kepergian saudara kembar nya, Diandra kembali masuk kekamar Qiandra dan mengambil semua foto yang berserakan dikamar Qiandra dengan susah payah, selain pecahan kaca yang bisa melukai tangan nya. Gadis itu juga merasa kesusahan karena harus menunduk dari kursi rodanya untuk mengambil foto-foto itu.
Diandra segera kembali ke kamarnya untuk menyimpan foto-foto itu. Dan ketika ia keluar dari kamarnya, gadis itu bertemu dengan Renata yang baru pulang dari olahraga pagi nya. Sebuah rutinitas yang tidak pernah dilewatkan oleh gadis itu setiap hari libur seperti ini.
"Hai Di.." sapa Renata.
"Baru pulang Re ?" Tanya Diandra berusaha setenang mungkin.
"Iya nih.. Gue ke atas dulu ya Di, mau mandi." Ucap Renata. Diandra hanya bergumam. Gadis itu pun kembali masuk kekamar nya dan ia kembali memandang foto-foto yang berserakan di ranjangnya. Dan foto yang berada ditangan nya adalah foto yang paling pantas untuk dilihat.
Waktu makan siang hampir tiba, namun baik Diandra maupun Qiandra tak terlihat menampakkan batang hidung nya didapur, biasanya setiap hari libur Diandra, Qiandra dan juga Renata akan memasak bersama didapur ataupun hanya sekedar berkumpul untuk menemani bi Inem. Namun saat ini hanya ada Renata yang membantu bi Inem didapur.
"Mbak Renata.. Bibi boleh minta tolong gak.. tolong panggilan mbak Qiandra sama mbak Diandra." Ucap Bi Inem.
"Oke bi.." sahut Renata. Gadis itu segera menuju kamar Qiandra dan Diandra yang bersebelahan, namun kakinya lebih dulu menuju kamar Qiandra dan betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat pecahan kaca yang berhamburan dilantai.
"Qi.. Qiandra.." panggil Renata, tak ada jawaban. Renata mencari Qiandra hingga ke kamar mandi, namun ia masih tak menemukan keberadaan gadis itu.
"Qi.. Qiandra." Panggilnya lagi. Ia berinisiatif untuk mencari Qiandra dikamar Diandra namun Diandra lebih dulu keluar dari kamarnya.
"Qiandra pergi Re.." ucap Diandra.
"K-kemana Di ? Terus kenapa banyak pecahan kaca dikamarnya." Khawatir Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Day
Fanfiction"Anniversary kita yang ke satu tahun masih kurang 6 jam lagi. Tapi kenapa kamu pergi meninggalkan ku tanpa kata kata perpisahan." -Jason William Winata- "Kamu adalah hadiah terindah dari Tuhan untuk ku" -Qiandra Caroline- Cover by: ig: @kiftiaaa_ Wa...