Hana: Rik, hari ini lo jemput gue sama Lisa jam berapa?
Rika: Sekitar jam 2-an gue on the way rumah Lisa, baru rumah lo.
Lisa: Lo jemput Hana aja, Rik. Ntar gue diantar sama Dista, soalnya gue mau ngambil baju dulu ke tukang jahit, sekalian mau jalan bentaran sama doi.
Rika: Iyadah yang mau ldr-an makin bucin.
Lisa: Bodo amat.
Lisa beralih room chat ke room chat-nya dengan Dista saat notifikasi Dista masuk, dan mengatakan kalau sudah berada di depan rumah.
Lisa: Ok, tunggu bentar, Dis.
Lisa memastikan kembali barang bawaannya untuk dua hari ke depan, karena ia, Rika, dan Hana akan menginap di hotel tempat acara prom night diselenggarakan besok malam.
Merasa sudah lengkap semua, Lisa bergegas menghampiri Dista yang sedang menunggunya di dalam mobil.
Sebelum masuk ke dalam mobil, ia terlebih dahulu memasukkan barang bawaannya ke kursi penumpang di belakang.
"Eh, ini paper bag apa?" tanya Lisa saat membuka pintu mobil di samping pengemudi.
"Titipan Bunda," jawab Dista ketika Lisa sudah masuk ke dalam mobil.
Lisa membuka paper bag tersebut yang sudah berada dipangkuannya, dan matanya berbinar saat mengetahui isinya.
"Salad!" serunya kegirangan. "Bilangin makasih sama Bunda. Salad sayur buatan Bunda itu salad terenak yang pernah aku coba."
"Enggak salad aja, tapi semua masakan Bunda itu enak," ujar Dista sambil mulai menjalankan mobilnya.
"Pokoknya entar aku mau belajar masak sama Bunda kamu, Dis."
"Nanti aku bilangin Bunda," kata Dista yang diangguki Lisa.
"Kenapa dimasukin lagi? Enggak mau makan sekarang?" tanya Dista saat melihat Lisa memasukan kembali salad tersebut ke dalam paper bag seperti semula.
"Masih kenyang, soalnya tadi aku udah makan."
Dista mengangguk-angguk paham. "Ini jadi ke tukang jahit?" tanya Dista.
"Jadi," kata Lisa. "Design tangan bajunya enggak jadi diganti karena gak cocok. Jadi, sesuai sama design awal aja." Lisa melirik Dista penuh arti.
"Enggak usah dipakai. Bajunya beli yang udah jadi aja!" ujar Dista tegas dengan tatapan tetap lurus ke jalanan.
"Ih kok gitu! Terus buat apa aku bikin bajunya kalau gak dipakai?!" kesal Lisa.
"Design baju yang kamu maksud itu terlalu terbuka bagian tangan sampai area dadanya, Alisa! Kan udah aku bilangin, kalau tetap mau model baju kayak gitu, bagiannya dadanya dibikin tertutup! Kalau gak mau, ganti design!" kata Dista dengan posessif-nya.
"Ih, tapi itu kan bagus. Pokoknya boleh, ya?"
"Enggak!" tegas Dista. "Pilihannya ada dua. Ganti baju lain atau gak usah datang ke prom!"
"Enggak mau dua-duanya."
"Pilih!"
"Gak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Persist
Teen FictionRelationship goals? Sepertinya itu hanya pandangan orang-orang saja karena kenyataannya enggak ada hubungan yang benar-benar berjalan dengan mulus. Semenjak Dista menjadikan Lisa sebagai kekasihnya. Banyak orang yang mengidam-idam 'kan hubungan sepe...