"Lo siapa?" tanya Rika penuh dengan keheranan saat melihat seorang cewek menghadang jalan mereka saat menuju perpustakaan.
"Lo kenal, Lis?" tanya Rika lagi saat mendengar helaan nafas Lisa dengan kasar.
"Kayaknya cewek nggak waras yang suka sama Dista. Soalnya gue pernah mergokin dia di kantin lagi lihatin Dista, pas sadar gue lihatin dia, eh, malah sinis ke gue," bisik Lisa.
"Sebenarnya lo siapa sih? Dan maunya apa? Perasaan gue nggak kenal sama lo, dan nggak pernah punya masalah juga sama lo," ujar Lisa berusaha sesabar mungkin menghadapi makhluk jadi-jadian yang di depannya ini.
"Gue Rara Titania Jevier. Lo nanya mau gue apa? Lo jangan dekat-dekat sama Dista dan teman-temannya. Nggak cuman lo aja, tapi dua teman lo itu juga!"
"Dion kakak gue, masa iya gue nggak boleh dekat-dekat sama dia. Terus juga, Dista pacarnya Lisa, kenapa kalian yang atur-atur?" ujar Rika dengan nada yang tidak bersahabat.
"Dibilangin ngeyel ya, lo! Gue bilang jangan dekat-dekat ya, jangan!"
"Kayaknya ada pasien rumah sakit jiwa yang nyasar di sini," sarkas Rika.
"LO NYINDIR GUE HAH?!"
Rika tersenyum mengejek. "Merasa kesindir, ya? Padahal gue tadi cuman bilang kayaknya, dan nggak ada tuh sebut nama lo."
Byurr...
"BANGSAT!" umpat Rika, Lisa, dan Hana berbarengan saat mereka tiba-tiba diguyur dari belakang, dan hal itu langsung menjadi pusat perhatian murid-murid lainnya yang ada di sekitar sana.
"Makanya jangan sok ngelawan kita! Tahu sendiri kan akibatnya!" ujar salah satu pelaku yang menyiram mereka bertiga.
Rika yang benar-benar sudah terpancing emosi langsung menjambak rambut Rara. Saat Lisa dan Hana yang ingin melerai tiba-tiba ikut dijambak oleh dua temannya Rara.
"Lepasin rambut gue cabe!" ujar Rara sambil membalas jambakan Rika.
"Heh! Ngaca lo! Cabe teriak cabe!" Rika semakin mengganas menjambak rambut Rara.
Begitu juga dengan Lisa dan Hana, mereka membalas jambakan dari teman-temannya Rara penuh dengan emosi yang meluap-luap.
Mereka berenam yang saling jambak-jambakan sudah dikeliling oleh murid-murid yang menyaksikan, dan tidak ada yang berniat melerai sampai Dista, Eky, dan Dion datang.
Dista langsung menarik dan memeluk Lisa berusaha meredam emosinya.
"Kalian kayak gini sama aja mempermalukan diri sendiri!" ujar Dista dengan nada yang sangat dingin saat Lisa dan temannya Rara masih ingin saling menyerang.
"Dia yang duluan mulai, Dis!"
"Alisa, udah!"
Saat merasakan baju Lisa basah, Dista melepaskan pelukannya dan dengan cepat ia melepas seragamnya, kemudian memakaikannya kepada Lisa dan langsung membawanya untuk menjauh dari kerumunan.
"DISTA KOK NGEBELAIN DIA SIH?!" teriak Rara saat Dion sudah berhasil melerainya dengan Rika.
"Dasar cewek gila!" ujar Lisa sambil mengikuti langkah Dista yang membawanya ke toilet.
"Buruan ganti, entar masuk angin!" ujar Dista saat mereka berdua sampai di depan toilet perempuan.
"Pakai baju lo? Nggak mau, bajunya kegedean. Entar, lo pakai apa?"
Dista mengehela nafasnya sabar berusaha meredam kekesalannya akibat pertengkaran Lisa tadi dengan bajunya yang basah sehingga menampakkan baju dalaman yang dipakai Lisa sangat membentuk tubuhnya, dan menjadi tontonan bagi para cowok saat menyaksikan pertengkaran tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persist
Teen FictionRelationship goals? Sepertinya itu hanya pandangan orang-orang saja karena kenyataannya enggak ada hubungan yang benar-benar berjalan dengan mulus. Semenjak Dista menjadikan Lisa sebagai kekasihnya. Banyak orang yang mengidam-idam 'kan hubungan sepe...