Lisa sehabis pulang sekolah langsung menunju kamar mandinya, ia merasa hari ini begitu panas, apalagi kegiatan belajar hari ini sangat full dan dijam terakhir pelajaran tadi harus dihadapkan dengan namanya pelajaran matematika.
Ia menghabiskan waktu setengah jam untuk menyelesaikan ritual mandinya, kini Lisa keluar dari kamar mandi terlihat lebih fresh, dan ia juga sudah mengenakan pakaian rumahan dengan handuk yang masih melilit di kepalanya.
Ia berjalan ke arah handphone berbunyi yang terletak di meja belajarnya. Saat melihat nama yang tampil di layar, dengan cekatan ia menerima panggilan masuk tersebut.
"Sudah di rumah? Pulang sama siapa?" tanya Dista to the point ketika panggilan telepon terhubung.
"Sudah, Dis. Tadi aku dijemput sama supir."
Waktu pulang sekolah tadi, Dista tiba-tiba ditelepon ayahnya untuk segera ke kantor, jadi ia tidak sempat untuk mengantarkan Lisa pulang. Tadi pun Dista berpesan kepada Dion agar memberitahu Lisa kalau ia harus pulang duluan karena ada urusan.
"Aku cuman mau mastiin kamu udah di rumah. Kalau gitu aku matiin. Aku mau selesaiin urusan dulu."
"Semangat," ujar Lisa yang dijawab dengan deheman oleh Dista, setelah itu panggilan telepon terputus.
Satu cup es krim sepertinya akan lebih bagus untuk menemaninya membaca sebuah cerita di salah satu aplikasi di handphonenya. Pikir Lisa.
Ia keluar dari kamarnya, menuruni satu persatu anak tangga, dan mengayunkan langkah kakinya menuju kulkas yang terletak di dapur.
Saat ia memilih es krim yang mana yang akan ia makan, tiba-tiba terlonjak kaget oleh ucapan seseorang. "Bibi ngagetin Lisa aja."
"Maaf, Non. Ini ada titipan makanan dari Den Dista kata mas ojol." Sambil menyerahkan paper bag yang bertuliskan salah satu junkfood yang namanya sudah terkenal satu dunia.
Tidak banyak bertanya, Lisa langsung mengambil paper bag itu dan mengucapkan terima kasih pada Darmi.
Ia mengurungkan niatnya untuk mengambil es krim di dalam kulkas, dan beranjak ke meja makan untuk melihat apa saja isi paper bag tersebut. Ternyata dalam paper bag itu ada satu paket ayam beserta nasi dan minumannya. Ada juga beberapa snack favorit Lisa dan yang paling membuat mata Lisa berbinar ada es krimnya.
Lisa langsung bergegas kembali ke kamarnya dengan membawa semua makanan itu, dan langsung mengambil handphone-nya, kemudian membuka room chat-nya dengan Dista.
Ia hanya mengucapkan terima kasih dan ternyata hanya centang satu. Menunjukkan kalau Dista sedang tidak aktif. Untuk pertanyaan lain-lainnya, nanti saja ia tanyakan kalau Dista sudah kembali aktif. Pikir Lisa.
Lisa menikmati makanannya dikursi depan jendela dengan pemandangan kolam renang dan taman di belakang rumahnya.
Setelah makanan beratnya sudah habis, ia menjalankan niat awalnya, yaitu membaca sebuah cerita disalah satu aplikasi handphone-nya dengan ditemani kentang goreng, burger, dan es krim yang Dista kirimkan tadi.
Saat sedang tegang-tegangnya, ia harus mengalihkan perhatiannya ke pintu kamar yang diketuk, dan mau tidak mau ia harus beranjak dari posisi nyamannya.
Ketika membuka pintu kamarnya, ia langsung disuguhi cengiran khas oleh dua orang tersebut. "Gue gabut, terus gue jemput aja Hana buat ajakin ke rumah lo," ujar Rika dengan santainya sambil masuk ke dalam kamar Lisa, diikuti oleh Hana di belakangnya.
"Dan kebetulan gue juga gabut," ujar Hana menimpali ucapan Rika.
"Kita telat datangnya, Han. Makanan Lisa udah keburu dihabisin sama dia," ucap Rika setelah melihat bungkus-bungkus makanan yang masih belum Lisa bereskan di atas kursi yang ia tempati tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persist
Teen FictionRelationship goals? Sepertinya itu hanya pandangan orang-orang saja karena kenyataannya enggak ada hubungan yang benar-benar berjalan dengan mulus. Semenjak Dista menjadikan Lisa sebagai kekasihnya. Banyak orang yang mengidam-idam 'kan hubungan sepe...