"Lis, lo mati?" ujar Rika yang dari tadi berusaha membangunkan Lisa.
"Enak apa ya tidur semalaman gak ganti baju gitu," dumel Rika.
"Lisa kecapean kali, Rik," ujar Hana.
"Kecapean ngapain? Dia aja tiba-tiba gak datang ke prom."
"Siapa tahu aja kecapean habis berantem sama Dista. Kan gak mungkin Lisa tiba-tiba gak datang gitu aja," ujar Hana menebak-nebak.
"Eh, iya. Tumben otak lo benar."
Hana mendengus kesal. "Gue lola salah, gue gini salah. Capek ya jadi gue."
"Berisik banget sih kalian!" ujar Lisa dengan suara ciri khas orang baru bangun.
"Bangun juga lo. Gue kira mati," cibir Rika.
"Kalian malam tadi balik jam berapa?" tanya Lisa menghiraukan cibiran dari Rika.
"Enggak tahu, gak lihatin jam," ujar Rika. "Terus lo kenapa jadi tiba-tiba gak datang?"
"Tanya aja sama teman lo," ujar Lisa sambil beranjak dari ranjang dan berjalan menuju barang bawaannya untuk mengambil baju ganti.
"Teman gue yang mana?" tanya Rika heran.
"Yusdista."
"Oh, iya. Kalian mau sarapan ke bawah kan? Tungguin gue bentar," lanjut Lisa sebelum masuk ke kamar mandi.
"Iya, buruan!"
"Menurut lo Dista sama Lisa berantem karena apa, Rik?" tanya Hana.
"Gak tahu. Coba sana tanyain sama Dista kalau lo kepo," ujar Rika ringan.
"Nanyainnya kayak gimana?"
"Tanyain aja, Dis lo kenapa berantem sama Lisa."
"Oh, gitu, ya. Bentar," ujar Hana yang kemudian mengotak-atik handphone-nya.
"Hallo, Dista," ujar Hana saat panggilan teleponnya terhubung.
Sedangkan Rika melotot kaget, ia langsung beranjak dengan cepat ke arah Hana, dan merebut handphone-nya. Kemudian dengan cepat memutuskan sambungan telepon dengan Dista.
"Tolol! Goblok!" umpat Rika sangat geram. "Lo jangan aneh-aneh deh, Han!"
"Lah? Aneh kayak gimana? Kan lo sendiri nyuruh gue, kalau gue kepo yaudah langsung aja tanyain ke Dista," ujar Hana dengan polosnya.
"Sekarang gue nyuruh lo terjun ke bawah dari balkon. Bakalan lo lakuin juga?!" kesal Rika.
"Ya, enggak lah!"
"Makanya harus bisa bedain! Yang mana bercandaan, yang mana serius!"
"Apasih yang diributin?" tanya Lisa yang baru keluar dari kamar mandi.
"Masa Hana telepon Dista buat nanyain permasalahan lo berantem sama dia," ujar Rika.
"Eh, tolol," ceplos Lisa.
"Terus dijawab Dista apa?" tanya Lisa.
"Langsung gue rebut sama matiin handphone-nya."
"Gue juga disuruh sama Rika, Lis," bela Hana.
"Makanya kalau ngasih saran ke Hana itu harus yang benar-benar berkualitas. Jangan asal ngasih saran!" ujar Lisa yang tahu kebiasaan Rika yang suka ngomong asal-asalan.
"Yeu, malah gue yang kena."
"Yuk, sarapan," kata Lisa yang langsung disetujui Rika dan Hana.
Mereka bertiga beriringan keluar kamar dan menuju restoran yang sudah menyiapkan sarapan para tamu hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persist
Teen FictionRelationship goals? Sepertinya itu hanya pandangan orang-orang saja karena kenyataannya enggak ada hubungan yang benar-benar berjalan dengan mulus. Semenjak Dista menjadikan Lisa sebagai kekasihnya. Banyak orang yang mengidam-idam 'kan hubungan sepe...