Setelah satu bulan lebih lamanya mendekam di tempat yang sangat dominan dengan bau obat-obatan, akhirnya Lisa dinyatakan sembuh total oleh dokter dan dapat beraktivitas kembali seperti biasa.
Hari ini ia sedikit merasa gugup memulai hari baru, bertemu orang-orang baru dan di lingkungan baru tempat ia meraih ilmu selama beberapa tahun ke depan nantinya. Hari ini ia menjalani hari pertamanya sebagai mahasiswa baru dan hari pertama ia mengikuti kegiatan perkenalan kampus.
Pagi sekali ia bangun untuk kembali memeriksa barang bawaannya yang sudah diintruksikan oleh panitia. "Semuanya aman!"
Ia beranjak menuju dapur untuk sarapan terlebih dahulu. Pikir Lisa kegiatan perkenalan kampus ini nantinya akan menguras tenaga yang lumayan melelahkan.
"Ini bekal, Non Lisa, ya," ujar Darmi pada Lisa yang baru saja menyelasaikan makannya. "Non Lisa jangan kecapekan."
Lisa mengangguk dengan senyum sumringahnya. "Makasih, ya, Bi, udah perhatian sama Lisa. Lisa jadi sadar kalau setiap kali pertama Lisa masuk tempat pendidikan baru, pasti Bi Darmi bikinin Lisa bekal."
"Memang itu sudah tugas Bibi, Non," ujar Darmi tulus yang disambut dengan senyuman hangat oleh Lisa.
"Kalau gitu Lisa pamit pergi dulu, ya."
Kurang lebih setengah jam Lisa bersama supirnya menempuh perjalanan menuju kampus baru Lisa. "Nanti pulangnya Lisa kabarin, Pak," ujar Lisa sebelum keluar mobil pada supirnya.
"Baik, Non."
Selepas keluar dari mobil, Lisa menyusuri pandangannya ke setiap sudut. Banyak sekali orang-orang yang memakai dresscode sama sepertinya, dan terlihat mereka sudah bersama temannya masing-masing. Tugasnya sekarang ialah mencari kelompoknya, dari sana Lisa berpikir akan bertemu yang bisa ia jadikan teman nantinya.
Menyusuri beberapa gerombolan orang dan berjalan lumayan jauh, akhirnya Lisa menemukan kelompoknya. Pada umumnya, mereka yang baru pertama kali saling kenal hanya berbincang-bincang seputaran perkenalan.
Sampai waktu di mana mereka diminta untuk berkumpul semua, di sana lah semua aktivitas hari pertama perkenalan kehidupan kampus mahasiswa baru di mulai.
Seharian penuh Lisa mengikuti berbagai macam rangkaian kegiatan di hari pertamanya. Sangat melelahkan menurut Lisa. Hari pertamanya kembali beraktivitas setalah istirahat total selama kurang lebih satu bulan langsung dihadapkan dengan kegiatan yang cukup menguras energi.
Lisa melirik jam tangannya menunjukkan pukul lima sore, ia berjalan cepat menghampiri supirnya yang sudah sampai menjemputnya setelah ia mengabari sejak satu jam yang lalu.
"Ke tempat Dista, Pak," kata Lisa setelah ia memasuki mobil.
Ada banyak hal yang harus ia ceritakan kepada kekasihnya mengenai hari ini. Hari pertama menjadi mahasiswa baru di kampus yang memang ia impikan sejak lama. Perihal energinya yang terkuras, Lisa tidak masalah. Ia harus bertemu dengan kekasihnya tersebut.
Sesampainya di tempat Dista, ia dengan cepat menuju ruangan Dista berada, tetapi sebelum ia memasuki ruangan Dista, terlebih dahulu ia harus memakai pakaian khusus pembesuk ruangan ICU.
"Dista, hari ini aku capek banget! Kamu enggak mau bangun? Udah sebulan lebih tahu kamu nggak bangun-bangun. Enggak capek tidur mulu? Kamu enggak kangen aku? Aku kangen tahu. Aku pengen dipeluk," ujar Lisa setelah ia duduk di samping brankar Dista yang masih setia memejamkan matanya dengan alat-alat menempel ditubuhnya.
Lisa terus berbicara seolah-olah Dista benar-benar mendengarkannya. "Aku juga punya teman baru, Dis. Namanya Velia, dia juga sefakultas sama aku."
Lisa menatap sedih ke arah Dista yang terlihat nyaman memejamkan matanya. "Aku kalau ajaran baru gini, selalu dejavu sama kamu yang maksa aku buat jadi pacar. Seharusnya kita bulan kemarin rayain anniversary kita yang ketiga, tapi dihari itu kita sama-sama ada di masa koma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Persist
Teen FictionRelationship goals? Sepertinya itu hanya pandangan orang-orang saja karena kenyataannya enggak ada hubungan yang benar-benar berjalan dengan mulus. Semenjak Dista menjadikan Lisa sebagai kekasihnya. Banyak orang yang mengidam-idam 'kan hubungan sepe...