Fey POV
Setelah sarapan kami latihan kembali atau lebih tepatnya mereka dengan diawasi oleh kakek, ibu dan bibi Gina sedangkan aku hanya duduk dibawah pohon sembari membuat mahkota bunga untuk ibu, kulihat sekilas ke arah mereka ternyata mereka sedang membicarakan ku dan aku melihat ibu menatapku sendu akhirnya aku menghampiri mereka dan memberikan mahkota bunga yang kubuat ia tertihat senang dan menerimanya dengan senang hati
"Tak perlu seperti itu Fey, angkat kepalamu. Dan panggil aku ibu seperti yang kemarin aku bilang" ucap Ratu Sylla
Mendengar perkataannya aku melirik kakek dan bibi Gina untuk minta persetujuan dan mereka mengangguk
"Baiklah, ibu" ucapku dengan ragu
"Aku senang kau memanggilku dengan seperti itu" ucap Ibu
"Akupun senang jika anda juga merasa senang" ucapju sembari tersenyum tipis
"Jangan bersikap terlalu formal" ucap Ibu
"Baiklah" ucapku
Kakek menanyaiku kenapa aku tidak ikut latihan dan memberitahu ibu dan bibi Gina bahwa jika aku latihan aku akan lupa jam makan itu membuat mereka menatapku khawatir dan aku tak tega saat ibu menatapku seperti itu walaupun aku belum memberitau bahwa aku anaknya, setelah itu kami diam dan bibi Gina pamit untuk menyiapkan makan malam saat mereka asik memperhatikan teman-temanku latihan aku diam-diam membuat sebuah manekin untuk mereka membuat mereka terkejut termasuk kakek dan Ibu
"Apa itu?!" Ujar Ibu
"Apa ada penyusup?! Kita harus melaporkan ini pada Raja Gerald" Ujar Kakek
"Tenanglah, tak ada penyusup yang masuk ke Kerajaan" ucapku santai
"Apa maksudmu?!" Ucap kakek kesal
Ohh lihatlah wajahnya yang kesal itu ingin sekali aku tertawa tapi aku tetap mempertahankan wajah datarku sedangkan Ibu bingung karena ucapanku
"Duduk dan perhatikan saja" ucapku tenang
Akhirnya mereka menghela nafas dan menuruti perkataanku untuk duduk dengan tenang dan kembali memperhatikan mereka
"Jangan melawan dengan bruntal" ucapku sedikit teriak
"Jangan bilang kau yang membuat manekin itu?" Tanya kakek
Mendengar pertanyaan kakek membuat ibu menoleh dan menatapku intens begitupun dengan kakek yang menatapku intens dan menunggu jawabanku
"Memang" jawabku enteng
"Kau! Kau membuatku jantungan kau tau, kukira ada penyusup yang masuk dan menyerang Pangeran dan Putri dengan manekin!" Ucap kakek kesal sekesal-kesalnya sembari menjewer telingaku
"Akh, sakit Mr. Lepas" ucapku menahan sakit dan berusaha melepaskan tangan kakek dari telingaku
"Ini hukuman untukmu, kau tau?" Ujar kakek
"Ampun Mr maafkan aku, aku tak akan mengulanginnya lagi. Jadi tolong lepaskan jewerannya, nanti telingaku bisa lepas" ucap Fey
"Sudahlah ayah, lepaskan. Lihatlah kupingnya memerah" ucap ibu
"Baiklah kali ini kuampuni kau, jika bukan menantuku yang meminta tak akan ku ampuni kau dan berjanjilah untuk tidak mengulanginya" ucap kakek kesal dan melepas jewerannya
"Baiklah, lain kali aku tak akan membuatmu panik lagi aku kapok. Tapi aku tidak janji" ucapku santai dan sedikit menekuk wajah karena kesal sambil mengusap telingaku yang memerah
Ibu yang melihat interaksi antara aku dan kakek hanya terkekeh membuatku senang karna bisa membuatnya tersenyum. Setelah itu kami fokus pada latihan mereka dan melihat cara menyerang mereka karena bosan akhirnya aku membuat semua manekin itu bergerak dengan sendirinya
"Putri Alena jangan panik dan tetap fokus pada lawan" ujarku
Karena sebelumnya aku sudah menggunakan mantra pengeras suara agar terdengar oleh mereka
"Pangeran Diego kontrol emosimu, jika kau seperti ini terus kau akan kalah. Pangeran Reiga jangan terlalu fokus pada lawan perhatikan juga sekelilingmu. Pangeran Kevin jangan kau remehkan lawanmu itu kau harus lebih konsentrasi dan kontrol emosimu. Putri Alia kau juga jangan terlalu emosi kau perlu mengontrol emosimu itu. Putri Alice jaga konsentrasimu fokus pada lawan dan jangan terlalu fokus pada satu titik. Putri Velly kontrol lagi element mu itu dan fokus pada lawan, apa kalian mengerti?" Ujarku lagi
Yang dijawab anggukan oleh mereka meskipun Diego harus menahan kesal karna aku menyuruh-nyuruhnya
"Wah! Jadi ini maksudmu memunculkan manekin-manekin itu?" Tanya Ibu kagum
"Iyah bu" jawabku sambil tersenyum tipis
"Ah, jadi kamu ingin melatih mereka dengan cara menggunakan manekin?" Tanya kakek
"Iyah Mr, makanya tanya dulu dengan baik jangan asal jewer saja kan sakit" jawabku kesal
"Baiklah aku minta maaf" ucap kakek
"Tidak semudah itu" ucapku
"Lalu apa maumu?!" Tanya kakek kesal
"Aku ada 2 permintaan" jawabku
"Apa itu?" Tanyanya lagi
"Nanti akan kuberitahu" jawabku
Setelah itu kakek kembali memperhatikan Pangeran dan Putri latihan sedangkan Ibu tertawa kecil melihat wajah kesal kakek, aku kembali fokus pada mereka terlihat mereka sudah kelelahan akupun menghilangkan semua manekin karna sebentar lagi waktunya makan siang kulihat mereka menghampiri kami dengan gontai sambil mengatur nafas yang belum teratur lalu duduk direrumputan taman
"Apa kau gila?! Tiba tiba menyerang kami dengan manekin?!" Tanya mereka bersamaan
"Tidak, tidak sama sekali" jawabku santai
"Setidaknya kau beri tau kami kalo kau akan melatih kami" ucap Alia
"Benar yang diucapkan Alia, harusnya kamu memberitau dulu" timpal Alice
"Kau membuat kami semua terkejut karna kami kira ada penyusup" ucap Kevin
"Kau membuat kami benar benar kelelah kau tau" ucap Reiga
"Tapi setelah kami liat lagi manekin itu adalah milikmu aku benar benar kesal" ucap Velly
"Terlebih tadi kau memanggil kami dengan embel-embel Pangeran dan Putri?! Kau tau aku tak suka jika kau memanggilku seperti itu?!" Ucap Alena kesal
"Benar apa kata Alena, kenapa kau memanggil kami seperti itu? Aku tidak menyukai jika kau memanggilku seperti itu" ujar ka Chiel
"Aku tak tau harus berkata apa yang pasti aku benar benar lelah" ucap ka Leo
"Tak ada musuh yang akan memberitahu kapan mereka akan menyerang kalian jadi aku ingin kalian tetap waspada pada sekitar kalian nanti karna kita tak akan tau musuh akan menyerang dengan cara apa dan untuk ucapanku yang memanggil kalian dengan sebutan Pangeran dan Putri itu karena kalian memang seorang Pangeran dan Putri" jawabku santai
"Tapi aku tak suka kau memanggilku seperti itu" rajuk Alena
"Benar, panggil kami dengan nama kami saja" timpal Velly yang diangguki oleh yang lain
"Tak bisa" ucapku
"Fey! Oh ayolah jangan panggil kami dengan embel-embel Pangeran dan Putri, kumohon" ucap Alena sambil menatapku berkaca-kaca
Aku hanya menghela nafas dan mengangguk mengiyakan permintaannya
"Kau yang terbaik!" Ucap Alena dan memelukku erat dan akupun membalas pelukan Alena
"Yaudah, lebih baik kalian mandi lalu kita makan siang" ucap Ibu
"Baik Ratu/ibu" ucap mereka kompak
Setelah itu merekapun pergi untuk siap-siap makan siang begitupun Ibu, aku dan kakek. Aku kembali kekamar untuk siap siap makan siang
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°TBC
Jangan lupa vote dan comment aku kasih double update hari ini, maaf karna aku telat update
KAMU SEDANG MEMBACA
Victoria Academy (Hiatus)
FantasyFeyna Alexis Seorang gadis cantik dan baik hati namun bersifat dingin dan datar, sifat dinginnya ini disebabkan oleh suatu kejadian yang mengubahnya Suatu hari ia harus kembali dengan apa yang telah digariskan oleh takdir. Kembali? Ya, kembali ketem...