Jika saja mereka diperbolehkan memakai kekuatan mereka mungkin mereka sudah sedari tadi mereka mengalahkan Mountain Leopards karena sudah cukup lama mereka menyerang Mountain Leopards namun tak ada yang bisa berhasil mendekatinya terlalu lama karena badai pasir yang dibuat oleh Mountain Leopards membuat pandangan mereka terhalang dan sebagian dari mereka memilih mundur atau menjauh untuk memulihkan tenaga mereka
Bahkan kini Diego, Reyhan dan Stella kembali ketempat Fey berada dengan keringat yang membasahi dari wajah sampai badan mereka bahkan kini rambut Stella sudah tak berbentuk lagi
"Sulit sekali mendekatinya selalu saja mengeluarkan badai sampai beberapa kali aku terpental" ujar Reyhan
"Kau pikir kau saja yang terkena badai! Lihatlah rambutku jadi kusut dan kotor karena pasir" ujar Stella kesal sambil merapihkan rambutnya
"Pfftt, apa kau baru saja datang dari alam lain? Pfftt Hahahahahaha wajahmu, hahahahaha aku tidak bisa menahan tawaku hahahaha" ucap Reyhan sambil tertawa terbahak-bahak melihat keadaan Stella
"Diam kau!! Dan berhenti menertawakan ku!" bentak Stella
"Hahahaha aduh perutku sakit" ucap Reyhan sambil memegang perutnya
"Apa kau lupa jika kita dilihat oleh banyak orang di stadium sekolah? Jadi tidak hanya aku yang menertawakan mu" lanjut Reyhan setelah meredakan tawanya
Stella hanya mendelik tak suka dan memalingkan wajahnya karena malu, ia lupa jika ia sedang dalam ujian dan dilihat oleh banyak murid di sana
Setelah cukup lama mereka saling terdiam Fey pun membuka suara
"Apa Mountain Leopards mengeluarkan badai saat kalian menyerangnya saja?" tanya Fey
"Kau bertanya pada siapa?" tanya balik Reyhan
"Siapapun yang ingin menjawab" jawabnya
"Kurasa dia menyerang siapa saja yang berada didekatnya" ucap Reyhan
"Itu karena dia merasa terancam" timpal Diego
"Untuk apa kau menanyakannya? Kau akan menghampirinya lalu menyerangnya diam-diam?“ ujar Stella sinis
Tanpa mengucapkan apapun ia langsung berjalan kearah Mountain Leopards dengan santai dan meninggalkan pedang miliknya ditempat ia berdiri dengan cara menancapkan pedang miliknya
"Fey! Kau meninggalkan pedangmu!" teriak Diego dan Reyhan
Tapi ia hiraukan dan terus melanjutkan langkahnya sedangkan Stella berusaha mengambil pedang milik Fey
"Sedang apa kau?" tanya Reyhan
"Aku hanya penasaran dengan pedang ini" jawab Stella sambil berusaha mencabut pedang tersebut
"Kau ingin mencurinya?" tanya Diego
"Tidak, aku hanya ingin mencoba pedang miliknya saja" jawab Stella
"Bilang saja kau ingin mengambilnya" ujar Reyhan
"Jangan asal menuduh!" ucap Stella
"Kalaupun kau bisa mencabut pedang tersebut kau tak akan bisa mengunakannya karena akan terasa berat saat kau mengangkatnya" ucap Reyhan
"Kenapa aku tak bisa menggunakannya? Tentu saja aku bisa! Lagipula senjata ini harusnya milik keluarga kerajaan atau bangsawan Emerald Kingdom sepertiku atau ka Alecio bukan milik rakyat jelata sepertinya" ucap Stella tak terima
"Mau keluarga kerajaan, bangsawan atau rakyat jelata sekalipun jika roh senjata memilihnya kau bisa apa? Jika kau memaksanya yang ada kau yang celaka" ucap Reyhan
"Bukan urusanmu! Terserah diriku yang ingin mengambilnya atau tidak" ucap Stella
"Terserah kau saja" ucap Reyhan acuh
Setelah itu tak ada percakapan lagi diantara mereka dan Stella masih berusaha mengambil pedang itu
Berbeda dengan suasana mereka bertiga berbeda pula dengan Fey yang kini semakin dekat dengan Mountain Leopards yang sedang menatap tajam kepadanya dan menggeram namun Fey tetep berjalan sampai jarak diantara dia dan Mountain Leopards hanya tinggal 5 langkah
"Pergilah! Jangan menyakitiku!" geraman Mountain Leopards
"Aku tak akan menyakitimu" ucap Fey
"Kau mendengar ucapan ku?" tanya Mountain Leopards
"Tentu" jawab Fey
"Tidak mungkin" gumamnya
Setelah itu Fey mendekat kearahnya sambil mengulurkan tangan dan mengusap lembut kepala Mountain Leopards
"Apa kau terluka?" tanya Fey sambil terus mengusap-usap Mountain Leopards
"Kaki dan badanku sedikit tergores" jawabnya
Lalu Fey mengeluarkan dan melepaskan kalung yang ia dapat saat dilabirin dan memakaikannya, seketika luka yang ada tubuh Mountain Leopards hilang
"Terimakasih, ternyata kau yang memiliki kalung kuno ini dan sampai jumpa lagi" ucap Mountain Leopards
Perlahan tubuh Mountain Leopards menghilang dari sana dan arena kembali berganti menjadi labirin kembali namun lebih luas dari sebelumnya, kini semua murid berkumpul di tempat yang sama yaitu garis start labirin
"Selamat datang dan selamat untuk kalian yang telah berhasil ke tempat ujian terakhir, ada beberapa rintangan yang akan kalian hadapi selagi kalian mencari jalan keluar dan beberapa monster yang harus kalian kalahkan untuk mendapatkan point" ujar Mr Louw
Tak lama muncul beberapa pintu dihadapan mereka
"Silahkan pilih pintu yang ada dihadapan kalian, berhati-hatilah" lanjut Mr Louw
Satu persatu dari mereka masuki pintu yang telah mereka pilih termasuk Fey yang memilih pintu berwarna hitam yang ada dihadapannya, saat ia masuk hanya ada lorong kosong dengan tanaman yang merambat di dinding lalu ia melangkahkan kakinya namun baru beberapa langkah dihadapannya sudah ada Vine Terror yang menatap tajam kearahnya tanpa basa-basi ia langsung menyerang monster itu dalam waktu singkat
Setelah ia melanjutkan langkahnya untuk mencari jalan keluar dari labirin, tak dipungkiri ada banyak monster dan jebakan di dalam labirin tersebut seperti muncul besi tajam dari dinding atau munculnya ratusan panah saat ia salah memijakkan kakinya dilantai marmer atau munculnya monster berbahaya yang menghalangi langkahnya namun itu tak menghentikan langkahnya untuk keluar dari sana
Setelah melewati beberapa monster dan rintangan Fey sampai di pintu keluar labirin saat ia keluar ada Mr Louw yang berdiri dengan 3 kotak yang berbeda ukuran dihadapannya
"Selamat Feyna kau orang pertama yang keluar dari labirin" ujar Mr Louw
"Terimakasih, Mr" ucap Fey datar
Tanpa pikir panjang Fey mengambil kotak berukuran kecil
"Apa kau yakin dengan pilihanmu?" tanya Mr Louw
"Saya yakin" jawab Fey
"Baiklah, silahkan masuk ke dalam portal itu" ucap Mr Louw
Tanpa nunggu lama ia memasuki portal yang ditunjuk oleh Mr Louw dan ia keluar dari portal tepat di tengah lapangan disambut dengan tepuk tangan dari semua murid serta guru, tak ambil pusing ia langsung menuju tribun dimana teman-temannya berada
Sampai di sana ia disambut dengan ucapan selamat dan pujian dari teman-temannya namun ia hanya membalas dengan senyuman tipis karena yang ia butuhkan hanyalah istirahat
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°TBC
Maaf buat kalian menunggu karena 1 bulan kemarin ada sedikit urusan jadi ga bisa up, mohon pengertiannya
Makasih buat kalian yang setia nunggu cerita iniSelamat menunaikan ibadah puasa bagi kalian yang menjalankan maaf telat ngucapin 😁
Jangan lupa Vote
⬇
KAMU SEDANG MEMBACA
Victoria Academy (Hiatus)
FantasyFeyna Alexis Seorang gadis cantik dan baik hati namun bersifat dingin dan datar, sifat dinginnya ini disebabkan oleh suatu kejadian yang mengubahnya Suatu hari ia harus kembali dengan apa yang telah digariskan oleh takdir. Kembali? Ya, kembali ketem...