Sehari yang lalu ....
Vano keceplosan menyatakan bahwa Ilyas sudah punya pacar pertama dan satu-satunya seumur hidup, kepada teman-teman mereka di kelas 12 IPS 3 yang didominasi oleh murid laki-laki. Sontak, pengakuan dari Vano itu mengundang todongan-todongan yang tak berkesudahan. Banyak yang ribut meminta pajak jadian dari Ilyas yang baru saja meresmikan hubungan dengan cewek tak dikenal itu.
Maka di sinilah segerombolan anak SMA itu berada, di sebuah warung sate yang letaknya tak jauh dari SMA Semesta, setelah tadi menunggu bubarnya kerumunan cewek-cewek yang setia menanti Ilyas muncul di parkiran sekolah mereka.
Warung sate ini memang tak begitu besar, tetapi bisa menampung lebih dari dua puluh kawan Ilyas yang beberapa di antaranya tak tahu apa alasan vokalis Tambal Band itu mentraktir mereka makan di tempat ini. Apa pun alasannya, hal ini patut disyukuri.
Ya, bagi para teman sekelasnya, Ilyas bukanlah seorang artis, melainkan siswa yang sama derajatnya dengan mereka. Meski begitu, akan jadi hal yang lain jika memasuki waktu istirahat. Mau tak mau, kawan satu kelas cowok itu harus menjadi paspamyas (pasukan pengamanan Ilyas) agar si vokalis kondang itu bisa selamat dari kerumunan cewek-cewek yang bisa saja bertindak di luar dugaan. Sejauh ini, upaya pengamanan tersebut berhasil.
Jadi, tak mengherankan rasanya bila Ilyas begitu berterima kasih kepada para temannya. Salah satu bentuknya yaitu dengan sering-sering mentraktir mereka, walau biasanya tak sebanyak ini.
Sambil menanti pesanan dihidangkan, mereka sibuk mencari tempat duduk. Beberapa di antaranya ada yang menyampaikan doa terbaik untuk Ilyas.
"Apa pun alasan lo nraktir sore ini, gue doain semoga Tambal Band banjir kegiatan off air dan on air. Trus rejeki lo makin lancar, lo dikasih kesehatan. Gue doain juga semoga hubungan lo sama pacar lo langgeng sampe nikah."
"Semoga lo panjang umur dan sehat selalu, dan nggak lupa ibadah."
Sontak Ilyas beserta para temannya yang lain mengaminkan ucapan salah dua kawan mereka. Lantas satu per satu hendak mengungkapkan doa-doa yang tak kalah baik, namun suara Vano sudah terlebih dulu menyambar.
"Udah, doanya di hati aja. Sampein ke Ilyas pake telepati," tahan Vano supaya keadaan tak makin ricuh.
"Tapi ini gue mau ngucapin doa yang bener-bener dibutuhin Ilyas sebagai cowok tulen." Robi yang merasa bahwa doanya amat sangat penting pun mengalihkan tatapannya kea arah Ilyas. "Gue doain semoga lo makin panjang pen ...."
"Woi, lah!" potong Vano, seolah sudah tahu ke mana arah kalimat Robi yang belum selesai. "Kalau lo lanjutin omongan lo itu, yang ada lo dikenai pasal pornografi. Mau, lo!?"
"Siapa juga yang mau ngomong porno? Gue kan cuma mau bilang ke Ilyas, semoga dia makin panjang penampilan dan pencapaiannya di Tambal Band maupun dalam kehidupan sehari-hari. Lo aja yang mikirnya porno."
Sementara itu, Ilyas terkikik geli ketika menangkap maksud Robi. Lantas jempolnya dia angkat untuk memperjelas bahwa dirinya paham. "Thanks, Rob," ucapnya kemudian. "Thanks juga buat kalian semua."
"Sama-sama, Bro."
Di sisi lain, teman-teman yang telah duduk lesehan pun tertawa-tawa geli. Bahkan ketika mereka melahap seporsi sate masing-masing, keriuhan benar-benar tak bisa dihindari.
Hari menjelang gelap, ketika mereka menyelesaikan kegiatan makan. Akan tetapi, keberadaan gadis yang baru saja masuk pun berhasil menyita perhatian. Walau tak berhasil membuat si gadis yang baru saja memesan seporsi sate itu menoleh, beberapa teman Ilyas tetap berusaha menarik perhatian. Sementara itu, Ilyas sendiri masih mengawasi pacarnya yang ternyata diantar oleh seorang cowok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setala Gema
Teen Fiction"Kalau mau minta wawancara khusus apalagi minta putus ...." Jeda sesaat. Ilyas tersenyum menatap lawan bicaranya. "Syaratnya, kita harus kencan seharian. Masa, selama jadian kita nggak pernah jalan? Padahal kamu yang nembak, biarpun kamu sering pura...