8. Delusional

534 113 39
                                    

Apakah ini mimpi? Enggak, ini bukan mimpi! Saya emang update cepet! Meski nggak tau kapan update lanjutannya lagi :D

Selasa, 8 Desember 2020

(*_*)(*_*)(*_*)

Inara masih memperhatikan lembaran soal di hadapannya. Cewek itu berusaha agar tetap berkonsentrasi pada pekerjaan rumahnya. Akan tetapi, pikirannya masih melayang pada ajakan Ilyas untuk jalan pada malam Minggu ini.

"Dia nggak mungkin serius ngajak jalan, kan?" tanya Inara kepada dirinya sendiri.

Begitu sadar, cewek itu menggeleng-geleng cepat, berusaha mengenyahkan isi pesan yang ia baca tadi sore. "Tapi kalau serius, ya sama aja dia cari mati," gumamnya, lantas menarik napas panjang. "Jadi, kesimpulannya, dia nggak serius ngajak jalan yang dia bilang kencan pertama itu. Oke, pasti dia nggak serius. Iya, kan? Pastinya iya, dong."

Setelahnya, Inara memejamkan mata untuk menenangkan diri. Menarik napas dalam-dalam, sambil beristighfar agar bayangan Ilyas tak lagi mendominasi pikiran dan hati. Namun, baru juga ketenangan itu Inara dapatkan, sebuah bunyi notifikasi sudah mengusiknya. Terpampanglah nama Risa sebagai pengirim.

Risa: [Dapat dari ig adeknya my lovely Ilyas. Itu tadi pas my lovely ilyas mau ke masjid buat salat magrib. Gans banget, kan??]

Risa: [Ih gemoooiiii]

Akhirnya usaha mati-matian Inara agar wajah Ilyas tak mengganggu pikirannya itu bubar sudah. Bahkan dari foto yang Risa kirim, Inara mengakui bahwa Ilyas memang berkali lipat lebih tampan daripada biasanya. Padahal cowok itu hanya mengenakan baju koko berwarna putih gading, berpeci, dan sarungan. Oh, dan satu lagi: cowok itu memakai sandal jepit berwarna putih dengan bagian bawah berwarna biru.

Tidak ada yang istimewa dari penampilan Ilyas di layar ponsel itu. Sebetulnya cowok itu malah mirip bapak-bapak, tetapi, ya sudahlah. Inara malah dibuat tak berkedip oleh potret remaja laki-laki itu.

Risa: [Jadi iri sama sajadah yg bisa senderan di pundaknya my lovely Ilyas]

Inara: [Sajadah doang itu]

Risa: [Sajadah aja gak semuanya punya kesempatan kayak gitu tau. Trus pecinya juga, aduh. Kenapa tu peci bisa bebas nyium kening calon pacar gue??? Fix, gue iri]

Inara mengeluh di dalam hati. Melihat sajadah yang ada di pundak dan kopiah di dahi Ilyas saja Risa sudah iri, apalagi kalau sahabatnya itu tahu bahwa tadi sore Ilyas mengajaknya malam mingguan?

Risa: [Nih gue ss komen² di ig kalo gak percaya hebohnya mereka]

Inara pun membaca satu per satu isi komentar di tangkapan layar yang telah Risa kirim kepadanya.

Ya ampuuuun. Pacarku gans bgt

Lope² buat calon imamquh

Mau ke mana bg? Mau ngimamin aq yach? Sini aq dh siap jd makmum

Jgn nyasar ke rumah cewek lain, klo mw ngimamin aq

Duh, enak banget jadi sajadah. Bisa senderan di pundak cogan. Jd iri. Itu komentar Risa, yang sudah dibalas oleh beberapa akun.

Iri juga sama peci. Bisa nyium cogan

Enk jd sarung. Bisa jd kandang burung cogan

Iri sm sandal swallow biru. Bisa ngintip surga di bawah telapak kaki cogan

Enak jd baju koko. Bisa ngintip abs cogan

Setala GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang