27. Pacar Bayaran

467 56 14
                                    

Silakan tandai typo, keanehan, dll. Pokoknya silakan komen sebanyak-banyaknya.

Kalo gak komen, gak bakalan saya balas komen kalian!!!

.
.
.
.
.
.
.

Sebelumnya di serial Pacarku Ternyata Bukan Pacarku ....

Begitu membuka pintu, Inara langsung berhadapan dengan Revan yang tengah menatapnya. Ekspresi cowok di depannya itu nampak tak terbaca, apalagi ketika pandangannya beralih kepada sosok yang tengah berdiri di sebelah Inara.

🍂🍂🍂


"Wa'alaikumsalam." Meski tak ada yang mengucapkan salam, Ilyas menjawab saja. Dia sendiri risi dipandangi oleh cowok di depannya, sehingga memilih opsi demikian untuk mencairkan suasana.

"Siapa nih, Ra?" tanya Revan, walau sedikit tersinggung dengan sikap cowok di hadapannya.

Meski dia merasa cukup familiar dengan muka itu, dia tak mau mengurusi dulu. Ada hal yang jauh lebih penting. Yaitu mengenai tujuan cowok itu berada di rumah Inara. Malam-malam begini pula.

Inara justru menatap Ilyas. Seperti sudah janjian, Ilyas juga tengah memandang cewek itu sehingga kini keduanya saling pandang. Kontak mata mereka baru terputus ketika mendengar suara Revan lagi.

"Maksud kamu bilang di telepon tadi kalau kamu lagi jalan di luar, itu bareng dia?"

"Udah jelas, kan?" jawab Inara. "Aku juga udah terang-terangan ngomong kalau aku punya pacar. Mau sampai kapan kamu buang-buang waktu kayak gini, sedangkan kamu malah nyia-nyiain orang yang tulus sayang sama kamu?"

"Risa?"

Inara mengangguk. Lega karena Revan telah menyadari perasaan Risa.

Revan menatap Ilyas, setelah sempat menghela dan mengembuskan napas. Dia mulai paham situasinya, bahwa Inara menjaga perasaan Risa sampai-sampai mesti melakukan hal yang terjadi kini.

Lalu dia tertawa sinis, sebelum kemudian memandang cowok di hadapannya. "Lo dibayar berapa buat pura-pura jadi pacarnya Inara?"

Pertanyaan dari Revan barusan seketika membuat mata Inara terbelalak. Mulutnya pun terbuka sebentar, karena ingin ngakak sejadi-jadinya, saat Revan mengira bahwa Ilyas hanyalah pacar bayaran.

Beruntung, ia masih bisa menahan diri. Maka kini mulutnya tertutup, bahkan ia harus menggigit bibir bawahnya agar tidak cekakakan di hadapan dua cowok itu.

"Bayaran apaan?" Ilyas balik tanya. Jujur, dia tersinggung.

"Ya lo pura-pura jadi pacarnya Inara, trus Inara ngasih imbalan ke elo. Gitu aja nggak ngerti."

Alis kiri Ilyas terangkat. Tak mengerti mengapa cowok itu menuduhnya demikian. "Siapa yang pacar bayaran? Kami pacaran resmi. Diakui kedua belah pihak. Kalau iri bilang, Bos!" tanggapnya. "Lagian jelas-jelas Inara punya pacar, masih aja dikejar. Kurang kerjaan?"

Revan yang terpancing karena ucapan Ilyas barusan, kini maju satu langkah. Salah satu tangannya pun meraih kerah dari kaus yang dikenakan oleh Ilyas. "Cuma jadi pacar sewaan aja belagu banget!"

"Siapa yang pacar sewaan, hah!?"

Buru-buru Inara mencegah, saat Revan nyaris memberi bogem mentah kepada Ilyas. "Revan, udah!" Meski berkata demikian, ia justru menarik lengan Ilyas agar tak meladeni Revan yang seperti bukan Revan. Ia kemudian mendorong tubuh Ilyas agar menjauh dari pintu.

Setala GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang