Hai-hai jangan lupa vote dan komen ya.
Makin kesini makin bayak yang mulai mau ngasih vote.
Dan yang belum tak bosan-bosan aku mau mengatakan jagan lupa gerakin jempolnya kearah menu berbentuk bintang ya.
Happy reading.Yang paling menyakitkan adalah saat melihat orang yang kita sayang lemah tak berdaya.
💗💗💗Ziena berjalan tergesa-gesa saat memasuki kediaman saka, rasa kawatir menguasai dirinya saat ini.
"Mas saka mana bi?" tanya ziena pada bi mumun sedang mencuci piring.
"Ada dikamar neng, dari pulang kantor belum keluar" ujar bi mumun memberi tahu. Ziena mengangguk.
"Bi didepan ada bio, tolong buatin minum ya, ziena keatas dulu" pesan ziena, meningat bio yang ia tingalkan diluar. Bi mumun mengangguk.
Ziena melangkahan kakinya cepat, ziena sangat cemas, pasalnya tadi dikampus saka baik-baik saja, kenapa ia tiba-tiba mendapat kabar kalau saka sedang sakit. Ziena membuka pintu pelan melihat saka yang tidur degan selimut tebal diatasnya.
"Mas" pangil ziena mengusap lembut rambut saka.wajah yang pucat, hidung merah, dan badan berkeringat. Saka perlahan membuka pelan matanya saat merasakan usapan lembut dirambutnya.
"Kamu keringettan, buka ya selimutnya" bujuk ziena.
Saka mengeleng lemah"digin zie" gumam saka lirih.
"Kita kedokter yuk" ajak ziena melihat kondisi saka yang menghawatirkan. Lagi-lagi saka mengeleng.
"Ngak mau, saya takut disuntik" jawab saka jujur, ziena menahan tawanya mendegar saka yang takut degan jarum suntik, sunguh hal yang baru ziena temukan dalam diri saka.
"Ya udah, mas tunggu disini, aku kebawa bentar" ujar ziena meningalkan saka yang kembali memejamkan mata.
"Gima pak saka?" Tanya bio saat ziena menghampirinya.
"Panas baget badanya, ini gue mau ngompres" jawab ziena duduk disamping bio.
Bio menganguk paham" kalau gitu gue balik ya, nanti mami nyarin" ujar bio pamit undur diri.
"Makasi ya, udah nganterin gue" ujar ziena mengantar bio keluar.
"Gue yang harusnya bilang makasi, udah temanin gue nyari DVD" jawab bio. Ziena tersenyum.
"Hati-hati anak mami" ledek ziena dan melambaikan tangan pada bio yang sudah masuk kedalam mobilnya
"Gue bukan anak mami" teriak bio tidak terima. Ziena tertawa melihat wajah bio yang lucu.
"Duh kan gue lupa" ujar ziena menepuk dahinya lupa degan niat awalnya untuk mengompres saka.
"Bi ada handuk kecil yang bersih ngak?" Tanya ziena pada bi mumun yang sedang memasak bubur untuk saka.
"Ada neng, bentar bibi ambil dulu" ujar bi mumum pamit kebelakang. " buat apa neng?" Tanya bi mumun dan meberikan handuk kecil pada ziena.
"Buat ngompres si tuan rumah, dia ngak mau diajak kerumah sakit" jelas ziena. Bibi mumun terkekeh mendegar penuturan ziena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen (PA). Tahap Revisi.
Roman d'amour"saya jamin semua biaya kuliah kamu sampai wisuda, tapi kamu harus mau menikah sama saya, hanya 5 bulan"ujarnya menatapku santai. "Bapak waras? saya akui kalau saya suka sama bapak!! tapi untuk menikah kontrak jawabnya big no " ujar ku kesal dan me...