27. Telat.

12.4K 624 8
                                    

Selamat siang menjelang sore.
Jangan lupa vote dan komen okey.
Happy reading.

Andai rasa nyaman ini bisa kunikmati selamanya tampa batas waktu
💗💗💗

matahari yang mnyeruak masuk kedalam kamar, membuat tidur ziena terusik, perlahan ia membuka matanya menyesuaikan degan cahaya yang diterima yang sedikit memyilaukan mata.

Ziena mengedarkan pandanganya kesemua penjuru kamar, tapi ia tidak menemukan sosok saka.

"Aws.."rigis ziena saat mencoba duduk, badanya terasa remuk, bagian bawahnya juga sakit untuk digerakkan. Dan seketika bayangan yang semalam yang ia lakukan degan saka membuatnya antara malu dan takut.

"Ini gara-gara tu dosen PA, kan sakit semua badan gue" merutuki saka "tapi tunggu, berati gue udah ngak perawan lagi dong, berati gue udah jadi miliknya pak saka seutuhnya dong" heboh ziena bahagia." Tapi kalau gue hamil gimana?, pernikahan gue kan tingal dua bulan lagi" takut ziena.

Semua kemungkinan muncul dikepalanya, kejadian-kejadian yang akan ditimbulkan oleh suatu kesalahan yang telah mereka lakukan.

Drett..Dret...

Lamunan ziena buyar saat phoselnya berdering diatas nakas. Senyum ziena kembali mengembang saat melihat sarapan diatas meja degan atas nama saka.

"Uuu mas suami, kalau udah dikasih jatah, baru romantis" ziena cekikikan. Degan cepat Ziena mengambil phonselnya yang sedari tadi berisik.

"Halo" ujar ziena saat mengangkat pangilan tersebut.

"Woi zainab, lu kagak kuliah, lima menit lagi masuk ini"teriaknya di ujung sana.

"Bon jangan keras-keras ngomongnya, gue ngak budek" sebal ziena.

"Buruan datang, telat habis lu sama pak saka"

"Astafirullah bonbon, gue lupa hari ini ada ujian, kenapa si lo baru bilang sekarang" heboh ziena mematikan sabunganya, membuat bonbon kesal diujung sana.

"Besok-besok gue ngak mau berniat baik lagi" ujarnya membuat cio dan kimi menatapnya heran.

"Kenapa?" Tanya bio mentap bondan bingung

"Masa gue yang niatnya ngasih tau, malah gue yang dibentak"ujar bondan kesal. Membuat bio, cio dan kimi tergelak melihat wajah kesal bondan.

Tidak butuh waktu lama ziena sudah sampai dikampus, orang-orang menatapnya aneh saat melihat jalan ziena yang aneh.

"Mati gue telat, kenapa sih gue bisa lupa hari ini ada ujian" ujar ziena berjalan hati-hati rasa perih dibagian selekangan membuatnya sesekali merigis. Degan susah payah ziena menaiki tangga menuju lantai tiga.

"Duh, sakit banget" rigis ziene berhenti senjenak. Lalu degan hati-hati ziena kembali melangkahkan kakinya. Saat sampai didepan ruangan ziena menarik nafas, dan sedikit gugup ketika bertemu degan saka setelah kejadian itu.

Tok..Tok..

"Maaf pak saya telat" ujar ziena membuka pintu. Semua mata tertuju padanya termasuk saka yang sedang menerangkan.

Dosen (PA). Tahap Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang