Jangan lupa vote dan komen.
Happy reading.
Jika kamu ingin mengukur seberapa beratinya orang itu maka kamu akan tau saat dia ditangan orang lain.
❤❤❤"Kenapa?" Ketus ziena. Saka berjalan kearah ziena memeluk ziena erat. Mira dan wiguna yang melihat adegan itu hanya diam.
"Saya takut kamu pergi" lirih saka memeluk erat ziena.
"Udah tau takut kehilanggan masih aja egois" celetuk mira.
"Kita pulang ya" bujuk saka saat melepaskan pelukkanya.
"Nggak, aku mau tidur disini sama kalea, kalau kamu mau pulang ya pulang aja" ketus ziena. Saka menarik napas berat, ia tau ziena masih marah padanya.
Ziena membawa kalea kekamar meningalkan saka yang menatapnya dengan nanar.
"Kan udah mama bilang, lepaskan kania, hidup dengan keluarga kecil kamu, tapi kamu lebih memilih mempertaruhkan anak dan istri kamu" ujar mira berdiri disamping saka.
Saka hanya diam menerima semua kata-kata mamanya.
"Ma" tegur wiguna pada mira saat melihat saka hanya diam.
"Betul apa yang mama bilang kan?, lebih baik kamu sama ziena yang jelas-jelas ibu dari anak kamu, ini malah lebih memilih perempuan ular itu" kesal mira meningalkan saka.
"Udah jangan pikirkan apa yang mama kamu bilang" hibur wiguna memengang bahu saka mencoba menguatkan. Saka menoleh pada sang papa.
"Tapi apa yang dibilang mama benar pa, selama ini aku selalu over sama kania sampai-sampai ziena merasa tersisihkan" lirih saka.
"Coba kamu bujuk lagi ziena, kasih pengertian, apa ziena tau apa yang dialami oleh kania?, papa yakin kalau ziena tau pasti ia akan bisa menerima kehadiran kania" ujar wiguna. Saka mengeleng.
"Mereka berdua bertolak belakang pa, ziena sudah terlalu sakit hati pa, dia udah dua kali meminta pisah" ujar saka sendu. Wiguna membulatkan matanya mendegar ucapan saka.
"Kamu kabulkan?" Tanya wiguna. Saka mengeleng.
"Saka jadikan kalea ancaman agar dia tetap bertahan, saka mengancam akan mengambil kalea dari dia kalau sampai kami berpisah, saka nggak bisa jauh dari kalea pa" wiguna menarik nafas panjang. Ia baru tau jika masalah yang menimpa anak laki-lakinya begitu rumit.
"Apa itu alasan sebenarnya?" Selidik wiguna. Saka mengeleng.
"Bukan"
"Kamu cinta kan sama ziena?" tebak wiguna membut saka diam.
"Kenapa diam? Papa bisa baca dari mata kamu kalau cinta kamu begitu besar untuk dia" ujar wiguna tersenyum.
"Jika memang iya, saran papa katakan secepatnya, setidaknya dia punya alasan yang lebih besar agar bisa tetap disamping kamu, jangan sampai kamu kelihangan dia dahulu, baru kamu menyadari arti hadirnya dia" bijak wiguna.
"Kamu tau nak, kehilangan yang paling menyakitkan adalah ketika yang awalnya milik kita kemudian menjadi milik orang lain" ujar wiguna menepuk bahu saka lalu meningalkan saka yang masih ditempatnya mencerna ucapan sang ayah seketika bayangan ziena dilamar oleh gunda kembali menghantuinya.
*****
Ziena memandang wajah kalea yang begitu mirip dengan saka, mata, hidung, bibir bahkan senyum mereka pun sama."Maafin bunda ya lea jika nantinya kamu harus jauh dari papa" lirih ziena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen (PA). Tahap Revisi.
Romansa"saya jamin semua biaya kuliah kamu sampai wisuda, tapi kamu harus mau menikah sama saya, hanya 5 bulan"ujarnya menatapku santai. "Bapak waras? saya akui kalau saya suka sama bapak!! tapi untuk menikah kontrak jawabnya big no " ujar ku kesal dan me...