36. Mengalah.

10.3K 610 30
                                    

Selamat hari senin dan selamat beraktifitas.
Bagi yang sekolah atau kuliah online semangat.😆
Jangan lupa vote dan komen ya.
Happy reading.

Situasi yang memaksaku terbiasa mengalah meski berat.
💗💗💗

"Kamu pindah kamar ya, saya mau dikamar yang kamu tempatin sekrang" ujar kania santai.

Saka memandang kania tidak percaya degan permintaan perempuan itu. Ziena yang sudah yang mendegar itu tersenyum miris.

"Ya udah mbak, kalau gitu ziena beres-beres dulu" ujar ziena berdiri meningalkan baksonya yang tingal setengah dan menuju kearah kamar mengambil barang-barangnya.

Ziena mengambil koper diatas lemari, memasukan baju membereskan buku-bukunya yang ada dikamar itu. Setetes air matanya lolos, terkadang ada rasa ingin marah, ingin menolak, tapi keadaan dan statusnya tidak memungkinkan hal itu.

Ziena menghapus air matanya saat melihat saka masuk.

"Zie, kamu ngak usah pindah kamar, nanti biar kania yang lain" ujar saka menahan ziena.

"Ngak papa mas, aku aja yang pindah, lagian kamar ini pasti udah kalian desain untuk kalian, aku ngak mau mengambil hak orang mas" ujar ziena memasukan alat make up nya kedalam tas kecil.

"zie saya mohon, tetap dikamar ini, saya tau kamu suka kamar ini" ujar saka menahan tangan ziena memasukan ke dalam tas.

Ziena menatap saka sendu"ngak papa mas, aku bisa pindah kekamar bawah, lagian ngak baik juga untuk ibu hamil naik turun tangga" alasan ziena, ia memang suka, bahkan sangat suka degan desain kamar saka, tapi kembali lagi ziena tidak berhak atas semua ini.

Ziena melepaskan tanganya dari saka, memasukan sisa make up nya, setelah selesai ziena menyeret koper kebawah menuju kamar tamu.

"Saya bantu" ujar saka menarik koper ditangan ziena. Dan langsung ditepis oleh ziena.

"Ngak usah mas, aku bisa sendiri" ujar ziena menyeret kopernya. Saat ziena sampai ditangga terakhir ia berhenti melihat kania yang berdiri menatapnya.

"Makasi ya mbak, udah izinin ziena dikamar itu selama ini." ujar ziena pada kania. Kania hanya menganguk lalu meningalkan ziena. Mata ziena sudah berkaca-kaca.

"Kakak cantik" ujar bintang berlari pada ziena. Ziena menatap bintang tersenyum menyembunyikan sedihnya.

"Jangan lari-lari, nanti kamu jatuh" ujar ziena memperingatkan tapi tidak dihiraukan oleh bocah itu.

"Kakak cantik mau kemana, kok bawa banyak balang?" Tanya nya cadel.

"Kakak mau pindah kekamar itu" tunjuk ziena pada pintu yang berwarna hitam itu.

Bintang menganguk paham"bintang bantuin ya" ujarnya mengambil tas kecil ditangan ziena.

"Ya udah ayo" ujar ziena berjalan menuju kamar tamu, bintang mengikuti langkah ziena degan kaki kecilnya.

"Ayo masuk, bintang tarok diatas kasur aja ya" pesan ziena membuka pintu membiarkan bintang masuk.

"Apa yang mau ditalok"ujar bintang menatap ziena bingung. Ziena menatap bintang yang kebingungan.

"Dasar bio kecil" bantin ziena.

"Itu barang yang bintang bawa, tarok aja di atas kasur" jelas ziena membuat bintang menganguk. Dan meletakanya diatas kasur.

"Kakak cantik, ko balangnya banyak sih" tanya nya degan cadel mematap heran barang ziena.

Ziena tersenyum"bukan balang, tapi barang" ujar ziena memperbaiki ucapan bintang.

Dosen (PA). Tahap Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang